Aku Milikmu Malam Ini (2)

1.5K 167 21
                                    

Selama tiga bulan ini Lan Zhan terkurung di dalam rumah utama Keluarga Lan. Dalam aturan Keluarga Lan, hukuman untuk perselingkuhan setelah menikah adalah 50 kali hukum cambuk sedangkan untuk cinta sesama jenis, dia dihukum 200 kali cambukan, ditambah kurungan di dalam ruangan khusus hingga waktu yang tak ditentukan. Tergantung jawaban Lan Zhan tentang perasaannya pada pemuda itu.

"Wangji," Lan Xichen menyapa. Nampan berisi makanan di tangannya. Lan Xichen sebenarnya ditugaskan untuk kembali menanyai Lan Zhan, apakah dia sudah bertobat atau belum oleh pamannya. Akan tetapi, Lan Xichen terlalu mengenal adiknya. Kekeras kepalaan Lan Zhan sudah ia hafal di luar kepala. Jadilah Lan Xichen hanya datang untuk berkunjung. Menjenguk Sang Adik yang begitu dia sayangi.

"Cepatlah makan. Agar kau lekas sembuh," ujarnya sembari mengelus lembut surai hitam Lan Zhan. Dilihatnya bekas air mata di pipi pucat adiknya, hatinya teriris sakit.

"Wei Ying," Lan Zhan mengigau dalam tidurnya. Menyebut nama kekasihnya itu. Lan Xichen bisa merasakan rasa sakit adiknya dari sini. Apa yang dimimpikannya, Tuhan? Kenapa dia terdengar begitu terluka? Sebegitu rindukah Lan Zhan pada kekasihnya? Sebegitu besarkah cintanya pada pemuda bernama Wei Ying ini?

Lan Xichen tak mengerti.

*

Wei Ying sangat suka membaca di ruangan kantor Lan Zhan di kantor. Serius! Bukan karena hal nakal yang mereka lakukan di ruangan ini! Ya, walaupun itu juga dia suka! Hanya saja, ruangan Lan Zhan begitu tenang.  Begitu tentram dan damai seakan dia tengah berada di dunia lain.

Ketika Lan Zhan membuka pintu, Wei Ying tengah memilih-milih buku di lemarinya. Dia berbalik, tersenyum begitu cerah bagaikan sinar mentari pagi. Hangat.

Lan Zhan segera berlari. Dipeluknya sosok kecil yang begitu pas dalam pelukannya.Memeluknya erat, mencuri kehangatannya. Meluapkan kerinduannya.

"Lan Zhan? Apa kau hanya akan memelukku seperti ini terus?" tanya Wei Ying sembari terkekeh geli.

Lan Zhan menarik tubuh itu dan mereka terduduk di kursinya. Dengan Wei Ying yang duduk di pangkuannya, Lan Zhan terus saja memeluknya. Mengelus wajahnya, merasakan keberadaannya.

Wei Ying mengecup dahi Lan Zhan lembut. Mengelus wajah tampan Lan Zhan dan Lan Zhan menikmati sentuhan itu. Menutup matanya, merasakan kenyamanan.

"Dan aku milikmu malam ini, kan memelukmu sampai pagi," senandung Wei Ying. Suaranya begitu lembut. Menggema di ruangan yang terisolasi dari dunia. Hanya ada mereka berdua di sini.

Lan Zhan menyatukan dahi mereka. "Aku juga milikmu, Wei Ying."

Wei Ying mengangguk. Tersenyum bahagia. Bersyukur karena mendapat cinta dari seorang yang begitu sempurna seperti Lan Zhan.

"Lan Zhan, aku mencintaimu," ucapnya. Air matanya mengalir.

Lan Zhan segera menghapus air mata itu. "Aku juga mencintai Wei Ying."

"Lan Zhan, aku ingin bersamamu terus. Selamanya," tangis Wei Ying.

Lan Zhan memeluknya erat. "Kita akan bersama selamanya." janjinya pada Wei Ying.

Wei Ying menggeleng. Tangisnya pecah. Pemuda Lan itu segera menangkup wajah kekasihnya. Mengucapkan segala janji bahwa mereka akan terus bersama.

"Aku tidak bisa melihatmu terluka, Lan Zhan," isak Wei Ying. Air matanya mengalir deras. "Ikhlaskan aku ya?"

Jantung Lan Zhan terasa sakit. Dia menggeleng kuat. Air matanya ikut mengalir. "Tidak, Wei Ying," mohonnya.

Wei Ying, "Kumohon...."

Lan Zhan semakin menangis. Dipeluknya erat tubuh Wei Ying, takut dia akan menghilang.

Kini ruangan itu terasa berada di dunia lain. Terasa sesak di sini. Terasa sesak di manapun bila tidak ada Wei Ying.

Me And You (Wangxian Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang