Tak Kan Melupakanmu

1.8K 159 37
                                    

Lan Wangji memetik guqinnya. Menyanyikan lagu cinta bagi kekasihnya. Angin menderu. Menerbangkan rambutnya.

Benar katanya. Lan Wangji begitu terlihat tak nyata saat bermain guqin.

Wei Ying, aku menciptakan banyak lagu untukmu.

Handphonenya menyala, memperlihatkan layar hitam spotify yang memainkan WangXian playlist. Playlist yang disusun kekasihnya dulu.

Didalam daftar putar itu, terdapat banyak lagu. Dari yang mendayu sendu hingga cerah ceria bercerita tentang indahnya cinta pertama.

Ya, kekasihnya bilang Lan Wangji adalah cinta pertamanya. Seperti dalam lagu WangXian mereka.

Lan Wangji terus bernyanyi. Meski nada tumpang tindih di telinganya.

*

Jiang Cheng menyelinap masuk ke dalam ruang siar. Wajahnya pucat, keringat dingin bercucuran. Dengan langkah begitu pelan, dia menutup pintu dan membekap lelaki yang tengah bersiap dengan segala macam perangkat audio. Lelaki itu pun pingsan. Tubuh Jiang Cheng yang ringkih bagai tulang berbalut kulit menyeret lelaki itu. Mengikatnya di pojok ruangan dan menutupinya.

Dengan tangan bergetar, Jiang Cheng mengeluarkan peralatannya. Sebelum itu, dia menutup matanya. Mengucapkan mantra keluarga Jiang. "Aku adalah keluarga Jiang. Lewatilah segala kemustahilan. Lewatilah. Lewatilah."

Demi sepupunya. Saudaranya. Gegenya.

*

Wei Ying, ini sudah musim dingin lagi...

Lan Wangji cemberut. Spotifynya memutar lagu Aku Milikmu Malam ini. Lagi. Ini adalah salah satu lagu favorit kekasihnya. Dengan kerutan di alisnya, Lan Wangji ingin sekali berkata, "aku milikmu setiap malam!"

Lan Wangji meraih boneka kelinci hitam yang sebelumnya tergeletak di kakinya. Dan menatapnya kesal. Dia hendak melempar boneka itu, namun urung. Dibelainya boneka lembut itu dan menyimpannya kembali di samping boneka kelinci berwarna putih.

Wei Ying, aku akan memainkan lagu untukmu!

Lan Wangji mulai memainkan kembali guqinnya. Nada mendayu bergetar di udara. Tak lama, suaranya yang lembut terdengar.

Kekasihnya benar. Pemandangan Lan Wangji yang bermain guqin sedang salju tengah turun, benar-benar terlihat tak nyata. Seakan dia adalah seorang peri abadi yang turun ke bumi.

*

Setiap kelas di Universitas Gusu dilengkapi dengan layar monitor yang sering digunakan untuk menyebarkan berbagai pengumuman. Dari mulai yang penting seperti kegiatan kemahasiswaan, hingga kegiatan tidak penting seperti si A menembak si B. Walau tentu kejadian itu sangat jarang terjadi. Kecuali kalau mahasiswa itu bersedia untuk dihukum oleh dosen yang mengurus kedisiplinan. Lan Qiren misalnya.

Selebihnya, tiap monitor itu seringkali memutar video vlog mahasiswa, berita yang juga disiarkan oleh mahasiswa atau kadang hanya memutar radio dari club penyiaran.

Akan tetapi, apa yang disiarkan di tiap monitor itu akan berbeda hari ini. Hari ini penyiarnya adalah si bungsu Jiang.

Beberapa kali terbatuk, Jiang Cheng tetap fokus mengutak-atik setiap tombol di layar monitornya. Dia mengatur siarannya hari ini agar dapat di dengar di setiap sudut kampus. Kelas, ruang dosen, kantin, toilet, asrama, semuanya! Kalau bisa, dia sangat ingin menyiarkannya ke seluruh daratan China. Ke seluruh dunia!

*

Malam terasa dingin di Yun Shen.
Cahaya bulan dan angin lembut memeluk hatiku layaknya belaian lembut.
Memandang salju sendirian.
Memandang segalanya yang terjadi di masa lalu.

Me And You (Wangxian Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang