It is a part of Relation•shits Chapter One; Love of Three. Versi lengkapnya bisa check di pinned tweet @orenjijusseu on twitter, atau di link https://twitter.com/orenjijusseu/status/1416330172144308225?s=21 yaa. Enjoy!♥️
***
Malam itu, setelah akhirnya menolak ajakan Mahika untuk menonton film di bioskop, serta rentetan alasan yang diberikannya pada Gaia atas undangan makan dari orang tua sang gadis–yang sebenarnya sekaligus bertujuan membahas persiapan menikah keduanya–Dean menghabiskan malam Selasa pada minggu pertama bulan September itu dengan Agni. Alasannya sederhana, hari itu adalah hari jadi si mungil kesayangannya.
Sebenarnya, gadis Bhanuresmi itu meminta hari jadinya untuk dirayakan di luar. Fancy dinner di salah satu restoran terkenal, minum wine bertemankan alunan lagu romantis yang dimainkan band jazz bersama seorang lelaki yang dicintainya setengah mati merupakan impian gadis itu sejak lama.
Namun malam itu Agni harus puas hanya dengan sebuah makan malam sederhana. Meski Dean tetap membawa sebotol Henri Jayer Cros Parantoux demi menebus rasa tidak enaknya karena tidak bisa mewujudkan keinginan sang gadis–bukan wine termahal dari yang pernah Bayanaka junior itu pernah minum, tapi bagi Agni yang diam-diam mencari tahu harga dari sebotol wine yang dibawa lelakinya, sudah cukup membuat gadis itu membulatkan matanya, terkejut.
"Maaf ya, baby. Ulang tahunnya dirayain di rumah aja." Dean membuka percakapan setelah menyesap sedikit gelasnya yang sudah terisi minuman kecintaannya.
"Gakpapa, Kak. Gini aja aku udah seneng, kok." Manis sekali, si gadis menanggapi. Membuat sebuah senyum tersungging di bibir lelaki beriris rubah itu.
"Lagian, lebih enak di rumah gini gak, sih? Aku merasa, perayaannya jauh lebih... Intim?" Sebelah alisnya terangkat, membuat Agni bersemu merah karena sialnya, pikiran gadis itu menjadi liar seketika.
Tergagap, si mungil menanggapi malu-malu, "A-apasih, Kak.."
"Loh, bener 'kan? Kalo di rumah gini rasanya lebih private. Just both of us, spending the beautiful night on your birthday. Kamu mikir apa emang? Mikir jorok ya pasti?" Sebelah alis Dean terangkat, matanya mengerling jahil lalu sebuah tawa renyah terdengar ketika dilihatnya Agni semakin menjadi malunya.
"Kak, udah dong..."
Dean berusaha menghentikan tawanya, lalu setelah tawanya sempurna berhenti, sebuah senyum manis ia sunggingkan untuk gadisnya yang hari ini bertambah usia. Merogoh saku celana bahan yang dikenakannya, sebuah kotak kecil berlapiskan kain beludru warna biru tua dikeluarkan. Lalu diletakkannya kotak tersebut dihadapan gadis yang selama beberapa bulan ini terjerat dalam pesonanya.
Gadis Bhanuresmi itu tersentak kala melihat kotak kecil yang kini berada di hadapannya. Seketika harapannya membumbung tinggi, pikirannya menyusun skenario-skenario indah yang beberapa kali sempat singgah dalam mimpinya. Merasa percaya diri, gadis itu memandang Dean dengan tatapan terharu.
Ini Kak Dean ngelamar aku, ya? Bathinnya berbisik senang.
"Apa ini, Kak?" Mati-matian sang puan menahan kebahagiannya yang membuncah, berharap lelaki di hadapannya tidak mendengar detak jantungnya yang ia rasa kelewat kencang.
"Buka aja." Masih dengan senyum manis terpatri, Dean menjawab tenang. Memperhatikan dengan seksama kala tangan si mungil meraih kotak tersebut. Lalu saat akhirnya kotak tersebut berhasil dibukanya, ada sedikit rasa kecewa menyusup masuk ke dalam hati sang bidadari. Bukan cincin seperti yang dibayangkannya, namun seuntai kalung berliontinkan berlian kecil nan minimalis dan terlihat manis yang kini berada di hadapannya.
"Happy birthday, baby."
Agni tersentak sadar ketika mendengar suara lelakinya. Cepat-cepat ditepisnya rasa kecewa yang sempat melingkupi hatinya, lalu sebuah senyum manis diberikannya pada sang tuan.
![](https://img.wattpad.com/cover/241273497-288-k362921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Day and Night [Day6 Mature Oneshot]
Fanfiction⚠️Some words in these stories might be harsh and triggering. Keep in mind to read it in your own risk. ⚠️Please just read this if you're already 21 or above. ⚠️Underage please step back!