2. Awal petaka

38 16 5
                                    

Novella dan Arifa spontan menoleh, terkejut dengan gebrakan meja dari siswa yang kini tengah terengah. "Kenapa? kamu kangen aku, Morgan?" tanya Novella, sinis.

"Kamu! kamu deketin aku, karena cuma manfaatin aku aja kan?" tunjuk Morgan, menatap nyalang Novella.

"Maksudnya?"

"Kamu sengaja bilang sama guru, kalau aku nyontek saat uts kelas ku kemarin!"

Gadis yang ditunjuk, berdiri. mata nya menatap Morgan lekat, tak terbaca. "Kalo iya, kenapa?" tanya Novella, tersenyum miring.

"Sialan! nilai UTS ku tertahan, dan itu karena ulah mu! aku ini pacar kamu Vella, kenapa kamu bisa sejahat ini sama pacar kamu sendiri?" sarkas Morgan.

"Benarkah?" tanya Novella, tertawa anggun.

Morgan mengernyit, seisi kelas mulai riuh berbisik, memperhatikan mereka berdua. Novella tersenyum simpul, mata nya menyipit, tertuju pada Morgan. tangan Novella terulur mengelus rahang tegas Morgan, memberi belaian lembut memuakan bagi Morgan.

"Aku memang dekat dengan mu, karena berniat memanfaatkan. tapi kalau nilai uts? coba kamu tanya pada Arifa," sahut Aleya.

Morgan menepis kasar tangan Novella, diwajahnya. mata nya beralih pada Arifa, dibelakang sana. "Kamu Arifa kan?" tanya Morgan dingin.

"Haen," gumam Arifa, mengangguk datar.

"Bisa jelasin semua ini?" tuntut Morgan.

Arifa menghela napas kasar, temannya Novella, memang selalu menyusahkannya akhir akhir ini. Ia balas menatap manik morgan, tersorot pandangan marah dari laki laki bule itu.

"Novella gak salah, tapi kamu sendiri yang nyari masalah sama dia. kamu dengan enak nya mengambil buku ringkasan kimia milik Vella, jadi Vella balas kelakuan kamu dengan membocorkan aktifitas mencontek mu pada guru, dan yang memberitakuannya adalah aku," jelas Arifa.

"Apa? berani sekali!" marah Morgan, hendak menghampiri Arifa, tapi dicegah Novella.

"Yang salah disini kamu, bukan dia. sekarang pergi! aku tahu kamu perlu banyak waktu untuk mengerjakan ulang semua kertas kertas itu," tegas Novella.

Morgan menatap kedua nya dengan marah. bibir nya menipis, menahan gemeletuk gigi. "Liat Aja Vella, aku pastikan kamu menyesal mempermainkan perasaan ku!" ancam Morgan, berlalu pergi.

Novella tak mengindahkan ancama laki laki satu itu, ia melambaikan tangan perpisahan. "See you.." lambai Novella, tersenyum mengejek.

Guru mereka telah datang, memasuki ruang kelas terburu buru. ia duduk, dan mempersilahlan murid murid nya untuk duduk rapih dikursi masing masing. semua berjalan lancar, dari pembukaan mapel, sampai pertengahan waktu.

Semua murid mencatat dan mengingat, apa yang disampai kan guru mereka dipapan tulis. hanya Novella, yang merasa bosan diruang itu. ia mencoret coret kertas, guna menghilangkan suntuk.

"Novella! apa yang kamu lakukan? kamu mendengar saya kan?" seru guru, didepan kelas.

Novella, dia mendongak malas. mata nya mengerjap beberapa kali, terlihat bingung. semua orang memuji kecantikan nya, selain cerdas, Novella juga pintar berakting.

"Iya pak?" sahut Novella.

Guru itu terlihat mengusap wajah nya kasar, menarik napas dalam menghadapi murid nya kini. "Kamu tidak memperhatikan saya kan?" tanya guru.

"Tidak," jawab Novella.

"Kenapa? kamu merasa sudah pintar dari saya begitu?" tanya guru tersebut, menatap marah pada anak didik nya.

Dinasti GoguryeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang