9. Ramuan kecantikan

22 12 2
                                    

Fosa dan Mayo sudah berada dipaviliunnya, membuat dapur dadakan dibelakang halaman pendopo itu. Jaman ditahun 1400 an memang belum ada sejarah dibuat nya kompor, gas apalagi elpiji. Fosa pulang kepaviliun tak perlu mengendap ngendip, karena memang tidak ada penjagaan ketat dipaviliunnya.

Fosa dan Mayo sudah menbersihkan diri dan berganti pakaian. Mayo dengan pakaian Nauri nya, dan Fosa dengan hanbok berwarna kuning terang. "Mayo, aku ingin kamu merebus semua bahan bahan yang sudah kupisahkan. sisanya, kamu simpan didapur paviliun kita. ingat, jangan ada satupun orang yang tahu apalagi mencuri hasil jeri payah kita, paham?" jelas Fosa.

"Paham Nonna," angguk Mayo.

"Bagus," Fosa menepuk pelan bahu Naurinya.

"Tapi Nonna, setelah direbus diapakan?" tanya Mayo.

"Air nya kamu simpan dalam pengawetan dan berikan pada ku dua hari secawan, sedangkan rempah rempah nya kamu keringkan selama dua hari. setelah dikeringkan, baru dibuat ampas hingga menjadi bubuk, jika sudah jadi beritahu aku. ouh iya, kata mu tadi kan akan ada pendidikan kebangsawanan setiap hari, aku putuskan untuk tidak masuk selama seminggu. kalau mereka menanyakan, jawab saja aku masih sakit dan lemas dari keracunan itu, paham kan maksud ku?" jelas Fosa lagi.

"Saya sudah mengerti Nonna," jawab Mayo mengangguk anggukan kepalanya lagi.

****

Satu minggu berlalu, Fosa menggunakan masker buatannya secara otodidak. mungkin karena dulu dia sering melihat Arifa maskeran menggunakan bahan bahan alami, jadi Fosa sedikit paham membuat hal seperti itu.

Mayo berjalan kearah paviliun Bunga, tempat dimana Nonna nya tinggal. ia baru saja kembali dari dapur, membawa setengah karung beras dipanggulnya. pengawal? paviliun bunga sama sekali tidak dijaga oleh prajurit, karena semua upah nya dipegang oleh saudara angkat Fosa sendiri, yaitu Lilian. Jenderal sendiri tidak mengetahui nya, karena selama ini ia jarang berkunjung kepaviliun putri kandungnya, karena selalu dilarang oleh Lilian, dan berakhir Fosa yang harus menghampiri ayahandanya ke istana Jenderal.

Fosa adalah gadis pemalu dan diam saja saat ditindas. selama ini ia hanya makan bergantung dari sisa makanan pelayan. Lilian sendiri tak mau memberikan bahan pangan pada nya, dengan alasan tak jelas. itu membuat Fosa yang sekarang geram, ia sama sekali tak suka jika dirinya ditindas semena mena tanpa alasan yang pasti. demi apapun, Fosa akan merebut semua yang menjadi miliknya selama ini.

"Nonna..saya kembali!" seru Mayo, masuk kedalam Pavilun.

"Nonnaa!" panggil Mayo setelah menyimpan karung beras didapur.

Mayo heran, ia menyusuri paviliun bunga, tapi tak ada tanda tanda keberadaan Nonnanya. ia berinisiatif keluar pavilun, mencari majikannya diarea sekitar dan halaman, namun tetap tak menemukan. "Nonnaaaaa! nonna dimanaa?" teriak Mayo memanggil Nonnanya.

"Nonna kemana ya?" gumam Mayo, berkacang pinggang sambil menerawang halaman luas didepannya.

"Ada apa Mayo?" tanya Fosa mengagetkan dari arah belakang.

"Nn-nonna..mengagetkan saya," ucap Mayo terbata, menetralkan jantung nya karena kaget.

Fosa tertawa, merasa lucu dengan wajah keterkejutan Naurinya. ia baru saja kembali dari luar wilayah pavilun, Fosa merasa bosan kalau selalu berdiam diri didalam Paviliun. "Aku hanya berjalan santai barusan, soal tadi bagaimana?" ungkap Fosa, mengalihkan topik.

"Soal tadi ya Nonna? Haen..itu Nonna, saya hanya dapat setengah karung beras saja. Nonna Lilian tidak memberi saya upah ataupun bahan pangan. beras itupun milik pimpinan dayang dibagi dua," jawab Mayo, menunduk takut takut.

Dinasti GoguryeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang