10. Merajuk gemas

36 12 0
                                    

Fosa tengah bersantai dipaviliunnya, entah bagaimana, ia merasa senang sekaligus bosan bersamaan. hati nya senang karena para dayang tak tahu adab itu kini tengah dinikmati ramai ramai para gigolo, rencananya, setelah selesai mereka semua akan dikirim ketempat pelacuran.

"Menurut penjaga bawah tanah, dayang dayang itu masih sedang dinikmati Nonna," sahut Mayo, menunduk.

"Kenapa? kau merasa kasihan pada mereka? bukannya mereka dulu sering membuli diriku dan juga dirimu? kenapa wajah mu terlihat sendu?" tanya Fosa, keheranan.

"Saya sama sekali tidak kasihan pada mereka Nonna, tapi ada satu anak kecil disana, dia juga dijadikan budak nafsu para gigilo," jawab Mayo, masih dengan keadaan tertunduk.

"Benarkah? kalau begitu tarik dia, ambil dia dan jadikan pengecualian," ujar Fosa dengan santainya menyeruput teh hangat.

"Apa boleh Nonna?" tanya Mayo, tersenyum harap.

"Haen," gumam Fosa.

Senyuman indah terbit diwajah Mayo, ia kira Nonna nya akan mengabaikan dayang kecil itu. jujur, Mayo hanya merasa iba pada gadis kecil diruang penjara bawah tanah sana. "Kalau begitu saya permisi Nonna, saya harus segera memisahkan Yeonlu dari penjara bawah tanah," Pamit Mayo dengan senyuman yang tak hilang dibibirnya.

Fosa hanya mengangguk tak perduli, membiarkan Naurinya pergi. Naurinya memang typekal baik hati dan lemah, pastas kalau Mayo merasa iba dengan dayang kecil itu. "Yeonlu ya?" gumam Fosa tertawa kecil.

****

Hari berganti, suasana baru tercipta dipaviliun bunga. pagi yang cerah berkicau burung kenari. bunga bunga bermekaran disetiap sudut istana. Mayo tak tidur semalaman, karena ia sibuk mengurus pencarian pegawai baru. "Ini semua adalah kandidat pelayan baru yang sudah saya tilai Nonna, maapkan saya karena tak bisa mencari ciri ciri pelayan yang Nonna inginkan," sahut Mayo membungkuk hormat, diikuti puluhan wanita muda dibelakangnya.

Fosa mengernyit, pelayan pelayan ini tampak sangat lebih muda dari pelayan sebelumnya. "Kamu yakin Mayo? mereka bahkan lebih cocok disebut remaja dari pada pelayan," ujar Fosa.

"Benar Nonna, mereka adalah gadis gadis desa yang merekrut diri mereka sendiri pada saya. saya sudah mencari tahu tentang mereka sebelumnya, mereka yatim piatu dan hidup sebatang kara seperti saya," jawab Mayo.

"Ouh, yasudah," balas Fosa.

"Apa Nonna tidak ingin merekrut kepala pelayan?" tanya Mayo, mendongak heran.

"Dia! gadis rambut merah, kau ku tunjuk sebagai kepala pelayan mulai sekarang. Mayo, kamu bimbing dia dengan benar," ucap Fosa, berjalan kembali ke paviliun.

Mayo membungkuk hormat, lalu berbalik menghadap puluhan pelayan didepannya. "Yan-he, kau pisahkan dirimu didekat ku. dan yang lain, kembali keruangan kalian. besok, kalian mulai bekerja diistana ini sesuai tugas kalian!" seru Mayo, diangguki para pelayan.

Yan-he, gadis cantik dan imut berambut merah. dia memisahkan diri disamping Nauri Mayo, kepalanya tertunduk menunggu instruksi dari Nauri majikannya. Mayo melirik Yan-he disampingnya. "Kau tahu kan apa tugas mu?" tanya Mayo datar.

"Saya tahu Nauri, tapi saya perlu bimbingan sementara saat ini," jawab Yan-he masih dengan keadaan tertunduk.

"Aku akan membingbing mu besok, untuk sekarang aku harus menyiapkan Nonna ku pergi kependidikan bangsawan. kau kembali lah keruangan mu," ujar Mayo, dibalas anggukan oleh Yan-he.

Diruang pribadi paviliun bunga, Fosa sibuk bersantai diatas kasur lantai nya. memang nasib karena harus tidur dikasur jaman kuno yang keras, ia harus lebih membiasakan lagi kedepannya. Cadar nya belum ia buka, ia sudah menggunakan penutup wajah itu seminggu lamanya. sudah seminggu juga Fosa memakai masker alami buatannya sendiri dan Mayo, mungkin saja sudah mempengaruhi kulit wajah nya.

"Permisi Nonna," sahut Mayo mengetuk pintu kayu ruang pribadi majikannya.

Fosa membuka satu kelopak mata, melirik pintu kamarnya yang diketuk dari luar. "Masuk!" seru Fosa kembali memejam.

Mayo menggeser pintu kayu tersebut, melangkah masuk kedalam kamar Nonnanya. hal pertama yang ia lihat adalah tubuh Nonnanya sedang bersantai, ia gelengkan kepala melihat majikannya yang malah tiduran.

"Nonna hari ini adalah hari kedelapan setelah Nonna ijin untuk tidak hadir dalam pendidikan kebangsawanan, sebaiknya Nonna sekarang bersihkan tubuh Nonna. mari, saya akan membantu Nonna," ujar Mayo, mendekati majikannya.

Fosa langsung beringsut bangun, matanya melotot pada Mayo sekarang. "Apa maksudmu? aku tidak ingin mandi!" balas Fosa.

"Tidak bisa Nonna Fosa, anda harus mandi dan segera berangkat ke istana raja. disana anda akan mulai belajar, apa Nonna berniat tidak mandi keistana raja?" ungkap Mayo menghela napasnya pelan, menghampiri Nonnanya.

"Eh eh, aku bilang gak mau ya gak mau, aku udah kayak, gak perlu lagi belajar!" tolak Fosa berdiri karena ditarik pelayan nya.

"Maap Nonna, untuk kali ini saya tidak bisa menuruti Nonna. karena perintah ini langsung dari ayahanda Nonna sendiri," jawab Mayo, menarik tangan Nonnanya keluar kamar.

"Arghh! gak mauu..gak mau mandi huwaa!!" raung Fosa berpegangan pada gagang pintu kamarnya.

"Nonna hentikan, Nonna bisa terluka kalau seperti ini," Mayo jadi jengkel sendiri.

"Gak mauu!! gak mau mandi huwaa!!" raung Fosa tetap berpegangan pada pintu.

Mayo tak menyerah, ia terus menarik Nonna nya agar lepas dari pegangan pintu. ah, Mayo benar benar tak habis pikir sekarang.

****

Fosa kini tengah disisir oleh Naurinya, rambut sebahu nya tengah dikeringkan. satu jam lamanya Mayo menarik Nonna nya agar mau mandi, akhirnya berhasil. Fosa sendiri manyun manyun sambil bersedekap dada, ia menyerah mandi untuk pergi keistana raja. "Nonna masih marah pada saya ya?" tanya Mayo, sibuk menyisir rambut Nonnanya.

"Bacot!" gumam Fosa setengah kesal.

"Nonna masih marah pada saya ternyata," ucap Mayo terkekeh geli, sedari tadi Nonnanya hanya mengeluarkan kata kata aneh dari mulutnya. tapi Mayo merasa lucu, karena Nonnanya kini tengah merajuk padanya.

"Udah tahu malah nanya," gumam Fosa masih kesal.

"Nonna mau memaapkan saya kan?" tanya Mayo lagi.

"Jangan mimpi!" sarkas Fosa bergumam pelan.

Sungguh sekarang Mayo ingin sekali tertawa, majikannya berkali kali lipat menggemaskan saat marah. "Nah sudah, Mari berdiri Nonna. Kereta kuda sudah sedia, Nonna akan diantarkan keistana raja sekarang," sahut Mayo.

Fosa beringsut berdiri, ia angkat hanbok nya hingga selutut, Fosa berlari keluar dengan langkah lebar, meninggalkan Mayo yang terbelalak dengan aksi Nonna nya diluar Nalar. "Nonna turunkan rok mu Nonnaa!!" teriak Mayo kelabakan mengejar majikannya keluar.

Fosa tertawa kencang dalam hati, masa bodoh tatakrama bangsawan, lagipula ia bukan bangsawan beneran. "Jalan!" seru Fosa saat sudah duduk dikereta kuda.

"Nonnaa! apa yang kau lakukan!" teriak Mayo dari kejauhan setengah prustasi, ia tak pernah membayangkan jika Nonna nya bisa seberani ini.

Fosa tersenyum geli, mengerjai Naurinya memang obat paling mujarap menghilangkan bosan dan suntuk. kereta kudanya sudah meninggalkan kediaman paviliun bunga, langkah kuda setengah berlari mengarahkan kereta keluar dari wilayah istana jenderal.

"Paman, berapa lama kita akan sampai?" tanya Fosa.

"Hanya beberapa menit Putri," jawabnya.

Fosa mengangguk, atensinya beralih pada sisi kanan dan kiri yang menampilkan banyaknya rumah dusun berjajaran. Rumah mereka terbuat dari kayu dan masih panggung, lengkap dengan orang orang berlalu lalang membawa setumpuk kayu bakar. rasanya Fosa sedang nostalgia, menonton drama korea bergenre fiksi sejarah.

"Kalo kabur ke Silla, bakal ketemu park hyungsik gak ya? diakan pemeran raja yang disembunyikan ratu, aduh jadi keppo sama si playboy juga. seganteng apa ya Suho di Silla, jadiin bojopun ora popo," ucap Fosa dalam hati terkekeh geli.

Dinasti GoguryeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang