8. Pencarian rempah

17 11 0
                                    

Mereka berdua tengah berjalan kearah hutan, entah dimana letaknya, tapi Fosa benar benar lelah berjalan. "Apa masih jauh Mayo?" tanya Fosa merasa lelah.

"Sebentar lagi Nonna, satu kil-"

"Jangan bercanda!" teriak Fosa sedikit jengkel.

Mayo hanya terkekeh geli, melihat sorotan mata kesal dari wajah Nonna nya yang tertutup topeng perak. "Maapkan saya Nonna, sebenarnya kita sudah sampai," jawab Mayo, nyengir kuda.

Fosa mendengus kasar napasnya, entah dimasa depan atau masa lalu, dirinya selalu berada dekat dengan orang orang seperti Mayo, contohnya Arifa. "Itu hutannya?" tanya Fosa, melirik kearah dimana pepohonan lebat menjulang tinggi kelangit.

Mayo mengangguk, mengiyakan pertanyaan Nonnanya. Fosa berjalan lebih dulu didepan Naurinya, kaki nya yang pegal pegal beralas anyaman rotan, terasa segar kembali melihat tujuannya sudah sampai didepan mata. "Apa yang Nonna inginkan dari sana? disana tidak ada apa apa Nonna," tanya Mayo, mengikuti Nonnanya dari belakang.

Fosa menghiraukan pertanyaan pelayannya, ia pokus pada tanaman tanaman yang ia jumpai saat mulai masuk kedalam hutan. banyak sekali tanaman tanaman beracun disini, salah injak saja mungkin nyawa atau kecacatan taruhannya. semakin dalam langkah kaki mereka, semakin redup cahaya yang mereka dapatkan. terasa segar, karena oksigen dihutan ini masih sangat sejuk dan asri. Fosa merasa iri dengan masa lalu, orang orang dijaman ini setidaknya masih menyayangi ekosistem. tidak seperti orang orang dijamannya, segala cara apapun mereka raih demi mendapat keuntungan.

"Ini dia!" Fosa berjalan cepat kearah tanah yang lumayan miring. sebuah tanaman rempah yang Fosa butuhkan, sisanya akan ia cari lagi.

"Apa itu Nonna?" tanya Mayo merasa penasaran, ia melihat Nonna berjongkok dengan mata menyorot ketanah.

"Cepat carikan aku sekop!" titah Fosa, tak melirik wajah pelayannya yang berubah bingung.

Fosa tak mendapat jawaban, ia dongakan kepala nya melihat Mayo yang sibuk mengernyit menatap nya. Fosa mendengus kasar napasnya, ia ingat dijaman ini tidak ada sekop. mungkin bukan sekop namanya, tapi pacul.

Fosa melirik sana sini, tak dapat melihat apapun untuk digunakan menggali. karena tidak ada bantuan dari pelayannya, ia menggali tanah itu dan mengeluarkan tanaman dengan kedua tangannya sendiri. Mayo terkejut, melihat Nonna nya menggali tanah. ia buru buru menarik Nonna nya untuk berdiri, sangat tidak pantas seorang bangsawan menggali tanah kasar.

"Apa yang Nonna lakukan?" tanya Mayo, terkejut bukan main.

"Tentu saja menggali, memang nya apa ha?" balas Fosa, melirik heran pelayan pribadinya.

"Biar saya saja Nonna, itu diluar tatakrama seorang bangsawan. saya tidak mau melihat Nonna susah payah menggali tanah," ungkap Mayo menawarkan bantuan, langsung berjongkok dan meneruskan menggali tanaman tersebut.

"Terserahlah," sahut Fosa tak perduli, lagi pula Mayo dibayar untuk itu.

Sudah terkumpul banyak rempah, semua tanaman itu beragam aneh. Mayo yang bertahun tahun hidup, tak pernah melihat tanaman tanaman ini. semua nya nampak asing, tidak ada yang pernah menjual tanaman tanaman seperti ini dipasar. dan untuk apa Nonna nya mencari banyak sekali bahan bahan aneh, jika Nonna nya mau, Mayo bisa diam diam mengambilnya dari bahan makanan untuk dimakan didapur istana Jenderal.

"Untuk apa semua biji kacang ini Nonna?" tanya Mayo, mengusap keluh dengan tangan berlumpur nya.

"Biji kacang katanya," Ucap Fosa dalam hati terkekeh, tersenyum tipis mendengar pertanyaan Naurinya, sungguh Fosa merasa iba dengan pelayan pribadi Metafosa. yang ia ingat dari memori Fosa, gadis bernama Mayo ini hidup sebatang kara, hidup diwilayah penaklukan negeri dan dijadikan budak. berakhir, Mayo diangkat menjadi Nauri oleh Jenderal sendiri untuk menjaga putri kandung nya, yakni Metafosa.

"Nonna!" panggil Mayo.

"Hah? ouh, ini namanya  Kunyit, jahe dan lengkuas, sisanya Bengkuang dan madu yang kuambil dari pohon lebah diatas sana. aku yakin semua benda ini tidak ada didapur, jadi aku sengaja mencarinya dihutan. ouh iya Mayo, apa aku boleh bertanya?"

"Tentu saja Nonna, Nonna berhak bertanya apapun pada Nauri ini. tapi Nonna, bagaimana caranya Nonna mengambil madu dari pohon berlebah itu?" tanya Mayo merasa tidak melihat Nonna nya menaiki pohon.

"Mudah, hanya mengetuk ngetukan dua batu bersamaan sampai keluar api. Api itu aku buat membakar daun kelapa ini, dan asapnya aku gunakan untuk mengusir lebah," jawab Fosa tersenyum bangga.

"Ouh begitu ya Nonna," Mayo beroh ria dengan polos.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu," ucap Fosa, berubah dengan nada serius.

"Ha? ah, bb-baik Nonna, bertanya lah," sahut Mayo tertunduk, merasa bersalah karena terlalu lancang mengakrabkan diri dengan majikan, yang jelas jelas Mayo hanyalah seorang pelayan rendahan.

"Untuk kali ini, tatap mata ku Mayo!" ujar Fosa.

Mayo mendongak, patuh titah majikannya. Mayo masih ingin hidup, walaupun ia tahu Nonna nya tak akan tega membunuh dirinya, tapi ia juga bisa mati ditangan Seorang jenderal. "Bb-baik Nonna," jawab Mayo, terkesiap.

"Bagus, aku ingin bilang sesuatu padamu terlebih dahulu. sebenarnya, aku sedikit kesusahan mengingat ingatan ku. aku hanya mengingat beberapa ingatan, dan maukah kamu membantu ku mengingatnya?" ungkap Fosa.

"Nn-nauri ini selalu ada untuk Nonna, maapkan saya, karena kecerobohan Nauri ini meninggalkan Nonna saat mengambil makanan kedapur tempo lalu," jawab Mayo terbata.

"Apa yang sebenarnya terjadi pada ku sampai seperti ini?" tanya Fosa menghiraukan ucapan Naurinya.

"Maap Nonna, Nonna hampir terbunuh karena keracunan. saat itu saya sedang kedapur mengambil makanan untuk Nonna, tapi tiba tiba saya disekap oleh beberapa dayang disebuah ruang penyimpanan makanan. beruntunglah, saat itu masih ada yang mau membantu saya keluar, disitu saya lari pulang kepaviliun Nonna. perasaan saya sangat tidak enak, merasa sesuatu sedang terjadi pada Nonna,"

"Dan benar saja, saat saya sudah sampai dipintu, saya sudah melihat Nonna terkapar diatas lantai dengan mulut berbusa. disisi Nonna, ada secangkir teh yang diduga mengandung racun. rupanya seseorang membuntuti saya dari belakang,  dan orang itu adalah tabib Yang, dia mengatakan sebelumnya bahwa ia juga merasa tak enak hati tentang Nonna, dia juga yang sudah membantu saya mengobati Nonna," jelas Mayo bercerita panjang Lebar.

Fosa mulai mengerti sedikit demi sedikit, ia juga hampir meregang nyawa karena keracunan dan berakhir terdampar ditempat ini. mungkin, itu lah sebabnya diri Vella lah yang ditunjuk untuk menggantikan jiwa Metafosa. tapi yang dirinya bingung, apa jiwa tubuh asli ini masih hidup? atau sudah mati saat itu?

"Tahun berapa sekarang?" tanya Fosa.

"1316 Nonna, " jawab Mayo.

"1316? apa kita berada didinasti Korea? apa apaan ini!" pekik Fosa tak tertahankan. Hey, siapa yang mau terdampat ditempat entah berantah. meskipun dirinya dulu sangat suka melihat boyband korea, tapi belum tentu ia ingin hidup dikorea, apalagi dijaman politik kekaisaran.

"Iya Nonna," jawab Mayo mengangguk polos.

"Itu artinya aku berada dikerjaan Silla!!" teriak Fosa terpekik senang sekarang.

"Maap Nonna, tapi kita rakyat kerajaan Goguryeo, bukan Silla," ralat Mayo.

Fosa berhenti berteriak, senyuman bahagianya mendadak hilang. "Tunggu, apa Silla sudah ada ditahun ini apa belum ya?" Gumam Fosa.

kalau memang sudah ada, Fosa ingin sekali pindah rumah ke Silla, ia ingin bertemu dengan tokoh asli dari ternama difilm Hwarang. mungkin saja kan kalau Kim taehyung, Park hyungsik, perempuan bermata coklat terang atau Park seojun ada disini, Fosa bisa ajak kenalan nantinya. sekalin ia ingin meminang Park seojun buat jadi suami nya disini, lumayan kan? gak dimasa depan, jaman ini pun jadi, pikir Fosa dengan bodoh.

"Nonna!" panggil Mayo, membuyarkan pikiran berujung halu Fosa.

"Apa?" tanya Fosa.

"Nonna tampak melamun barusan, ada yang Nonna pikirkan?" tanya Mayo, khawatir.

"Tidak, bantu aku membawa semua rempah rempah ini keistana!" titah Fosa, mengambil setengah dari rempah kedalam daun talas dan membawa nya pergi, bersamaan dengan Mayo yang mengambil sisa rempah tersebut dan mengikuti majikannya.


Dinasti GoguryeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang