10 - Siber Alfa

341 90 3
                                    

Belum ada pekerjaan yang tampak berarti di Unit 1. Catur membuka beberapa hal dan mencoba akses ke surel serta berbagai halaman situs internal Polda Metro Jaya. Dia bahkan mencoba situs Patroli Siber yang belum lama ini diluncurkan. Catur bersandar santai di kursi yang rodanya terus berdecit, sementara tangannya memangku dagu. Tere dan Andar hanya melirik Catur dalam diam, tak berani meminta pekerjaan atau hal lain.

"Ndar," panggil Catur.

Pemilik nama langsung duduk tegak. "Siap, Bang!"

Bola mata Catur berputar. "Santai. Nggak usah pada tegang begitu. Lihat aja yang lain juga pada santai kan?" balas Catur sembari menerawang ke Unit 2 dan Unit 3. Beberapa petugas lain di Subdit IV sedang bersantai, sama seperti dirinya. Bahkan dua anggota Unit 3 tampaknya ada yang tengah bermain Counter Strike. Satu petugas memakai headphone dan berseru, "Kanan lo, Kris! Tembak woi! Ah, bego lo!"

Setelah seruan singkat itu, Tere menengok ke arah Unit 3. Perempuan muda itu tak bisa memprotes karena kurang kenal kedua anggota Unit 3. Ada Kanit mereka juga padahal yang tengah duduk, tapi malah tidak melakukan apa-apa. Pria usia tiga puluhan lebih yang mungkin seusia Catur itu, malah tengah mengeklik sesuatu. Jangan-jangan Kanit mereka juga ikut-ikutan main Counter Strike atau malah Solitaire?

"Bantu saya cari kursi baru. Kursi ini sepertinya sudah mau copot," lanjut Catur sembari bangkit. Andar mengangguk cepat dan menengok singkat pada Tere sebelum mengekor Catur keluar Subdit IV. Tere hanya mengangkat bahu, tak peduli bahkan saat wajah cemas Andar tampak seperti bayi hendak menangis.

Di perjalanan menuju Biro Sarpras, Catur masih diam. Mungkin dia masih jet lag, bisa juga tengah berpikir betapa alpanya dia pada keberadaan teman-temannya, sampai dia tak tahu kalau salah satu rekan lama telah berpulang. Catur berjalan dengan langkah kecil-kecil dan perlahan, tapi tegas menjejak lantai.

Ia kemudian berhenti sejenak, lalu bicara, "Selama ini, kalian ada tugas apa saja?" Catur mulai mengembalikan ritme kerjanya, dimulai dengan Andar yang tentu saja lebih senior dari Tere.

"Tidak banyak, Bang. Sebelum diluncurkan Patroli Siber, Unit 1 hanya bantu-bantu yang lain. Belum lama ini Kanit kami dirotasi dan sebelumnya tidak ada banyak pekerjaan," jelas Andar. Walau masih agak takut pada atasan baru, Andar sudah bisa mulai santai.

"Contoh bantuan yang kamu maksud seperti apa? Coba ceritakan beberapa. Saya harus mengejar ketertinggalan," tambah Catur sembari mulai berjalan lagi.

Andar mengekor di sisi kiri Catur, mencoba menyejajarkan langkah. "Kami bantu Unit 2 Jatanras buat mencaritahu pemilik situs jual-beli data pelanggan. Penelusuran tersebut dijadikan bahan penyelidikan untuk meringkus sindikat pembobol kartu kredit."

"Kamu yang kerjakan? Kalau saya prediksi, tentunya Tere itu baru kan di Unit 1?" tanya Catur penasaran.

"Betul, Bang. Saya hanya bantu-bantu Unit 2 dan 3 waktu itu, karena Unit 1 cuma sendiri. Setelah kasus itu ditutup, Tere baru pindah ke Subdit IV," jelas Andar. Ada rasa bangga telah membantu Jatanras meringkus sindikat pembobol kartu kredit dan hal itu membuat rasa percaya diri Andar muncul kembali. Belakangan, karena tidak ada kerjaan, dia hanya tidur-tiduran saja di kursi Unit 1 dan makan gaji buta.

Sampai di Biro Sarpras yang menyediakan sarana dan prasarana di Polda Metro Jaya, Catur disambut oleh seorang petugas perempuan berhijab. Ia mengutarakan keperluan dan mengisi surat permintaan. Setelah beberapa saat, kursi baru disediakan dan kursi lama yang tadi Catur pakai, nanti akan diambil oleh petugas di Biro Sarpras.

Andar membantu Catur mendorong kursi itu, menyusuri lorong dan sayap gedung yang jaraknya tak terlalu jauh dengan lokasi Subdit IV. Sesampai mereka di Subdit IV, rupanya atasan Catur sudah menunggu.

Cipher | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang