Suara televisi berdengung samar di kontrakan kecil milik dua orang lelaki. Hampir keseluruhan televisi nasional di Indonesia menyiarkan berita tentang kematian beberapa orang, seperti mahasiswa, karyawan swasta, anak SMA, anak SMP, dan orang-orang tak penting lainnya—setidaknya tak berpengaruh bagi stabilitas negara. Kala menyadari berita-berita tak menarik minatnya, salah satu pemilik kontrakan itu memindahkan saluran televisi ke yang lain. Kini, mereka menonton berita tentang salah satu badan pertahanan negara yang kecurian. Server basis data mereka kebobolan. Pelakunya belum terlacak. Hal ini pastinya membuat pemerintah geram dan malu. Badan pertahanan tertembus? Itu berarti, tak ada satu pun pihak yang bisa aman dari serangan Awanama.
"Diduga pelaku peretasan adalah kelompok Awanama, sebuah kelompok peretas anonim di Indonesia yang sampai saat ini belum dapat dilacak keberadaannya. Kasus serupa sempat terjadi juga dalam badan kepolisian, militer, juga beberapa perusahaan besar yang berafiliasi dengan lembaga pemerintahan. Peretasan ini menimbulkan kebocoran informasi rahasia yang tak seharusnya diketahui publik. Ajun Komisaris Besar Polisi Lutfi Tara selaku Kepala Subdit Cyber Crime dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menyebutkan bahwa beberapa lembaga pertahanan dan keamanan di Indonesia sedang bermusyawarah untuk membentuk tim khusus anti teror siber. Saat ini, langkah penanggulangan bagi bobolnya basis data milik badan pertahanan baru di sisi teknis saja, yaitu dengan memperkuat sistem keamanan. Untuk menghentikan gerakan aktivis peretas ini, Subdit Cyber Crime mengirimkan petugas andalnya pada divisi khusus yang akan menyelidiki kasus ini, bergabung dengan beberapa subdit yang lain juga lembaga lain. Demikian Berita Petang kami sampaikan. Selamat malam," lapor sang pembawa berita di televisi.
Suara latar belakang penutup berita pun menyusul deru video yang menggambarkan divisi gedung lembaga pertahanan yang ramai. Petugas terkait kasus bobolnya data, lari masuk ke gedung dan beberapa menit kemudian, masuklah petugas lainnya. Sebelum acara berita tersebut selesai, terdengar sebuah lagu yang familiar. Lelaki berkacamata dengan rambut gondrongnya yang tergelung, tertegun dengan berita itu.
"Lagu apaan tuh? Kayaknya kok gue pernah dengar. Eh, lihat Dit! Ada video masking segala! Steganografi[1] kah?" gumam Adin—si lelaki berkacamata—sembari memindah saluran televisi untuk mencari berita serupa, berharap menemukan lagu yang hanya lewat sekilas itu.
"Lagu apaan sih? Nggak ada lagu deh kayaknya. Mungkin lo salah denger kali, itu cuma backsound acara. Lagian mana mungkin ah berita di televisi pakai steganografi segala buat menyamarkan pesan? Nggak masuk di otak gue, Din," jawab temannya yang bernama Bandit.
"Mungkin emang salah denger kali ya. Ngomong-ngomong, beritanya nggak asyik ya, nyalahin orang-orang Awanama terus. Padahal, kalau menurut gue, anonim bukan pihak yang benar-benar jadi tersangka. Lagipula, siapa saja bisa jadi anggota Awanama. Di sana kan anonim. Identitas bisa dimanipulasi. Jangan-jangan, ada konflik kepentingan di antara lembaga pemerintah, lalu mengutus seorang peretas untuk mengacak lembaga lainnya. Ah, ngomong apa sih gue, jadi melantur. Gimana kalo kita makan aja, Dit?" tutup Adin pada Bandit, sambil setengah berpikir dan akhirnya berdeham panjang.
Bandit pun berdiri, mengambil bungkus rokok dan mulai menyulutnya. Sambil mengepulkan asapnya dalam ruangan sempit yang mereka huni, ia membuka laci meja kerja dan mengambil beberapa lembar uang lima ribuan lusuh. "Oke. Mau makan apaan? Apa aja deh ya soalnya gue lagi bokek nih," ungkap Bandit disusul tawa. Giginya yang kuning tersembul di antara tawanya, sebab ia terlalu aktif merokok.
Adin menghampiri sahabatnya itu dan menepuk bahunya. "Santai, Bro. Ini gue kasih lo tambahan. Kita kan teman. Gue ngerti kok, lo lagi miskin banget," canda Adin pada Bandit. Ia lantas membuka dompet berlogo merek peralatan naik gunung dan menyodorkan selembar lima puluh ribuan kepada Bandit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cipher | ✔
Mistero / Thriller[The Wattys 2022 Winner - Mystery/Thriller Category] [Silakan follow sebelum membaca dan jangan lupa tinggalkan kritik serta saran] Kode program 1984 menghilang. Salah satu peretas AWANAMA, yang mencurinya ditemukan tewas dengan luka tusuk. Dan mere...