Cuaca pagi sedang bagus-bagusnya, pas sekali, hari pertama Kania masuk SMAN 2 Nusantara yang katanya orang-orang nggak afdol kalau nggak masuk SMA sana. SMA favorit para orang tua yang sedang giat-giatnya menceritakan anak mereka sekolah di SMA legend nan elit. Kania sudah dijemput Amira, sahabat karibnya sejak di bangku SD.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 WIB. Waktu tempuh ke sekolah memakan waktu 20 menit dari rumah Kania. mereka berdua berangkat dengan bus sekolah yang memang dibayar per bulan oleh orang tua mereka agar akses ke sekolah tak ada ada hambatan lagi.
"Kania."
"Bentar Mir." (Kania setengah berteriak dari kamar sambil sibuk mengecek perlengkapan untuk masa orientasi siswa (MOS) hari pertama yang sudah disiapkan sejak semalam tadi)
"Udah lengkap semua kan?"
"Udah kok. Semoga aja."
"Bawa bekal kan?"
"Ya ampun, iya. Untung diingetin, masih di dapur."
"Healah, si cerobi. Cepetan! Telat ntar kita. awas aja masih ada yang ketinggalan."
***
"Absen 16, Kania Azana Putri"
"Hadir Kak!"
Mata kakak kelas menatap tajam Kania yang tepat di depan bangku nomor dua.
"Pita kamu kenapa beda sendiri? Gak baca instruksi pas pra-mos kemarin?" (dengan nada sedikit menggertak)
"Maaf kak, kemarin saya tidak hadir karena sakit dan salah baca instruksi yang kelas sebelah."
"Ke depan sekarang sambil bawa papan nama kamu."
nada judes kakak kelas perempuan cukup membuat hening satu kelas yang tadinya ada suara sibuk dengan perlengkapan MOS-nya masing-masing. Kania tak bisa mengelak lagi dan pelan-pelan menuju ke depan, tepat di samping kakak kelas judes tadi dengan memasang wajah melas karena kecerobohannya.
"Halo semua!!"
Tiba-tiba ada suara lantang dari luar. Dua kakak kelas dengan dengan penampilan super rapi datang.
"Okei, duduk semuanya! Ini kenapa? Ka Ka nia. Duduk."
"Dia lagi dihukum, Kak." (Kak Dita si kakak kelas perempuan judes tadi membantah.)
"Hmmm gitu ya? Okei, gapapa duduk dulu, ini ada pengumuman penting."
Kania terdiam dan masih bingung perintah mana yang harus dia turuti.
"Ini, saya duduk, Kak?" (Tatapan Kania berhenti di kakak kelas yang menyuruhnya duduk)
"Ya. Duduk. Emang mau berdiri terus di situ?"
"Eee, iya, Kak. Terima kasih."
Kania kembali ke tampatnya dan masih terheran-heran kemarin telah berbuat baik apa sampai hari ini dia lolos dari hukuman Kak Dita si kakak kelas yang judes tadi.
"Jadi, kelas ini dapat hadiah kelas VIP, karena didatengi ketua OSIS kita."
Kakak kelas yang menyelamatkan Kania tadi hanya tersenyum kecil melihat tingkah teman yang masuk bersamanya tadi.
"Iya 'kan, Kak?"
"Jadi begini Adik-adik, sebelumnya perkenalkan dulu nama saya..."
"Sudah tau, Kaaaaaakkk!!!" (suara serentak satu kelas memenuhi ruangan kelas paling pojok itu)
"Mantap." (kakak kelas satunya tadi menyahut dengan suara lantang) "Kalau nama saya, udah tau juga dongg???"
"ENGGAAAAKKK." (suara serentak satu kelas kembali memenuhi ruangan)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokoh Fiksi [SEGERA TERBIT]
Teen FictionCinta yang belum selesai cuma jadi cerita meninggalkan banyak tanya. Nanti ia akan datang kembali dan akan sulit kita tolak. Ya, karena memang ada yang perlu diselesaikan atau bahkan mungkin bisa dilanjutkan sampai akhir. Maka, selesaikan sebelum k...