Kita selalu suka terburu-buru
Padahal semua waktu sudah ditentukan titik mula dan hentinya
Akhirnya kita cuma bisa bilang "Memang jalannya begitu", padahal kita yang nggak bisa sabar sebentar
***
Entah sebuah kebetulan atau bagaimana, di waktu bersamaan, ketika Kania menghindari pandangannya dari Kevin yang ada di depan, ia langsung mengarahkan wajahnya ke arah kiri. Kania melihat Aji sedang berjalan beriringan menuju aula bersama Abi. Kali ini ia benar-benar di puncak pemanasan olahraga jantung.
***
Pagi ini langit sedang berkawan baik dengan siswa-siswi SMAN 2 Nusantara. Setelah libur tiga hari kemarin yang menghadirkan pagi dengan mendung dan hujan berturut-turut. Aji berharap mendung tak datang hingga siang nanti. Mesin fotokopi di ruang koperasi sekolah sudah menyala mengeluarkan lembar-lembar salinan berkas untuk pendaftaran OSIS. Sembari menunggu Abi duduk di samping meskin fokokopi.
"Mau fotokopi berapa, Bi?" tanya Bu Erna mengagetkan lamunan Abi.
"200 lembar, Bu."
"Banyak sekali, yang diterima ada berapa?"
"Buat persediaan aja sih, Bu, kalau yang diterima sekitar 30an aja."
"Oh, tuh udah selesai."
Abi langsung mengambil lembar salinan dan membayarnya ke Bu Erna. Ia kembali ke ruang OSIS dan menaruh berkas itu di meja.
"Bi, ikut gue bikin pengumuman, sama bawa itu berkasnya di kotak mading."
"Sekarang?"
"Besok."
"Yaudah gue mau balik kelas dulu."
Aji melirik Abi dengan tatapan sinis.
"Iya, iya, iya." Abi mengambil berkas fotokopi
Mereka berdua meninggalkan ruang OSIS menuju aula. Aji dan Abi melewati lapangan olahraga yang memang Aula bersebelahan dengan lapangan olahraga. Dari arah lapangan, siswi-siswi yang sedang olahraga, melihat Aji dan Abi seperti sedang melihat idola mereka datang. Mereka saling berbisik satu sama lain.
Sampai di aula, Aji langsung memencet bel empat kali sedangkan Abi memberi tambahan ke sumber pengumuman dengan microphone. "Perhatian, panggilan perwakilan kelas hanya untuk kelas sepuluh dan kelas sebelas. Terima kasih."
Abi langsung membawa lembaran dan menaruh setengahnya ke kotak mading.
Beberapa menit kemudian setelah para perwakilan kelas berkumpul, Aji menyampaikan pengumuman.
"Selamat pagi, maaf mengganggu waktunya. Pengumumannya, tolong sampaikan kepada teman-teman kalian, form pendaftaran calon anggota OSIS ada di kotak madding. Silakan mengambil satu hanya untuk mereka yang benar-benar berminat mendaftar. Setelah mengisi form pendaftaran, form tersebut dikumpulkan di sekret osis tepatnya ke bagian administrasi, ada Kak Abi, Kak Kafa, dan Kak Dita. Ohya, ketika mengumpulkan tidak boleh diwakilkan. Baik, sampai sini ada pertanyaan? Atau ada yang belum jelas?"
Dari arah barat, ada satu siswa yang mengacungkan tangan.
"Maaf, Kak. Untuk waktu pendaftarannya sampai kapan ya, Kak?"
"Ohiya, untuk batas pendaftaran hanya sampai hari Jumat."
"Baik, Kak. Terima kasih."
"Baik, mungkin hanya itu saja. Terima kasih, kalian boleh kembali ke kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokoh Fiksi [SEGERA TERBIT]
Ficção AdolescenteCinta yang belum selesai cuma jadi cerita meninggalkan banyak tanya. Nanti ia akan datang kembali dan akan sulit kita tolak. Ya, karena memang ada yang perlu diselesaikan atau bahkan mungkin bisa dilanjutkan sampai akhir. Maka, selesaikan sebelum k...