Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Namun Keysa dan Vannya masih betah duduk di kelas. Berhubung sudah tak ikut ekstrakulikuler, mereka punya waktu luang sepulang sekolah.
"Van,"
"Hm?" balas Vannya singkat. Matanya tertuju pada handphone entah berbuat apa.
"Lo kenal Azzam ngga sih?" tanya Keysa lalu mencomot chiki yang tadi ia beli saat istirahat.
"Azzam? Yang duduk sama Leo?"
Keysa mengangguk. "Iya."
"Menurut gue sih Azzam itu pendiem."
Keysa mengangguk-angguk. Jujur setelah olahraga ia jadi kepo dengan Azzam-Azzam itu.
"Kenapa tiba-tiba tanya Azzam? Naksir lo?" goda Vannya.
Keysa melotot. Enak saja. Ilfeel iya. "Mana ada," gue naksir ke Al kali, lanjutnya dalam hati.
"Eh, ini Diva ngajak kumpul, lo ikut, 'kan?" tanya Vannya.
Hening beberapa detik. Keysa hanya melihat Vannya yang masih berkirim pesan --Keysa yakin bersama Diva. Diva dan Vannya memang sudah dekat. Vannya dan Keysa juga dekat. Disituasi sekarang Vannya seperti jembatan bagi Keysa dan Diva agar mereka cepat berbaikan.
"Keysa," panggil Vannya dengan nada datar. Tatapannya tajam seolah berkata --katanya mau coba nrima hubungan Al dan Diva, mana?-- dan Keysa takut saat Vannya seperti ini.
Kesya menghirup nafas dalam. Semoga keputusannya benar. Kali ini ia akan mengesampingkan rasa cemburu dan kecewanya. "Iya, gue ikut."
Vannya tersenyum senang. Ia mengambil tas dan menggendongnya. "Oke! Karna udah mau Ashar, kita mampir ke masjid dulu. Abis itu kita berangkat," ucap Vannya.
Keysa mengangguk. Benar. Sudah mendekati adzan Ashar. Untungnya, masjid di sekolahnya buka sampai waktu Maghrib.
Keysa dan Vannya meletakkan tas mereka di depan masjid. Melepas sepatu hendak wudhu.
"Key, gue duluan ya," ucap Vannya.
Keysa menoleh. Vannya sudah selesai melepas sepatu dan kaus kakinya. Ia mengangguk. Vannya biasanya lebih lama wudhunya karena melepas hijab dahulu.
Setelah selesai, Keysa berdiri. Menuju tempat wudhu.
Keysa mengedarkan pandangannya. Setelah mengambil air wudhu, ia segera mengambil mukena. Dan sekarang ini, ia mencari keberadaan Vannya.
"Itu... Azzam?"
Keysa menyipitkan matanya. Benar. Itu Azzam.
Dia rajin sholat? pikir Keysa. Adzan baru dikumandangkan beberapa menit yang lalu. Dan Azzam sudah duduk dibarisan terdepan.
Keysa tersenyum. Tentu saja ia kagum pada lelaki itu.
Apa Azzam juga yang adzan?
Sudah. Keysa tak bisa lama-lama memperhatikan laki-laki itu. Ia kembali mencari dimana Vannya.
...
"Eh, dateng juga lo, Van," sapa Al.
Vannya tersenyum. "Iya. Tadi gue sholat dulu."
Sedangkan Keysa yang berdiri dibelakang Vannya sudah grogi sendiri. Padahal hanya bertemu teman sendiri loh ini.
"Gue juga ngajak Keysa," lanjut Vannya. Ia melangkah kekiri dua langkah. Membuat Keysa terlihat.
Keysa tersenyum kikuk. "Hai."
"Eh, lo ikut Key? Lengkap dong kita," tukas Reza.
Keysa tersenyum. Udah lama ngga lengkap, ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Digrees (End)
Teen FictionDia Keysa. Perempuan berambut sebahu, dengan senyum ceria. Masa-masa SMA menjadi kesibukkan dan kehidupannya. Kebahagiaan, persahabatan, semuanya. Bercampur menjadi satu kesatuan, menjadi salah satu sumber kebahagiaan. Tapi perlahan, satu persatu...