PERTEMUAN

10 2 0
                                    

Lanjutin cerita Leysa yah. 

Semoga aja ada yang nungguin cerita ini up. 

Kalaupun ga ada, ga apa-apa kok. 

Aku bakal tetep up cerita ini hahaha.

***

"Oke oke, ini gw baru sampai juga kok. Lo kirim aja filenya nanti gw urus deh. Lo istirahat aja yang bener... Sans aja, tinggal tf gopay ajalah hahahaha."

Leysa menutup sambungan teleponnya. Ya, saat ini ia sedang menggantikan Sena yang sedang sakit. Baru juga menutup pintu masuk, sebuah notifikasi di gawainya berbunyi. Ia mengidahkannya dan berpikir itu adalah pesan dari Sena tentang file kerjaan.

"Maaf mba, berapa orang?" tanya seorang pelayan yang berada di dekat pitu masuk.

"Dua orang, tapi saya sudah janjian dengan seseorang. Meja atas nama Bapak Zaydan, mba," kaya Leysa.

"Oh Bapak Zaydan. Mari saya antar, Mba."

Leysa berjalan mengikuti pelayan tersebut hingga sampai di sebuh meja di area terbuka coffe shop tersebut. Terlihat seorang pria sedang memainkan gawainya dengan kepala menduduk, sepertinya sedang ada urusan penting di dalam gawai tersebut. Jarinya saja sibuk bergerak sedang mengtik sebuah pesan. Bahkan kehadiran dirinya dan pelayan tidak disadari.

"Silahkan, Mba," kata pelayan yang akhirnya membuat klien Leysa mengangkat kepalanya.

"Oh ya terima kasih, Mba," balas Leysa.

"Leysa rekan kerja Sena?" sebuah suara keluar dari mulutnya dengan wajah yang..... menurut Leysa menampakkan rasa kaget, mungkin. Leysa sendiri merasa tidak asing dengan laki-laki ini. Namun, perasaan itu ia tampik begitu saja. Sepertinya terlalu kebanyakan menonton drama Korea sehingga bayang-bayang oppa tidak lepas dari pikirannya apalagi lelaki di depannya cukup memiliki visual yang wow.

"Betul, mohon maaf saya terlambat Pak Zaydan. Saya Leysa," katanya sembari mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Tidak masalah, saya Zaydan. Silahkan duduk!"

"Terima kasih, mengenai proyek ini, saya mewakili Sena untuk menyampaikan beberapa hasil revisi sebuah desain. Kemudian ada beberapa hal yang menjadi catatan yang harus diserahkan terkait pembangunan vila di Bali."

Sekitar satu jam, keduanya membahas bahan pekerjaan. Sebenarnya pertemuan ini bukanlah membahas masalah yang besar. Hanya saja sena berpikir bahwa lebih baik segera disampaikan ke kliennya sehingga tidak menundanya lagi.

"Sebenernya saya tidak menyangka loh."

Tiba-tiba saja Leysa bingung mendengar kalimat dari lelaki di depannya, "Maksudnya?"

"Saya pikir kamu sudah tidak asing dengan wajah saya bukan?"

Lagi. Leysa semakin bingung dengan arah pembicaraanya. Entah apa yang dimaksud dengan laki-laki di depannya, tetapi ia pastikan yang diminum laki-laki di depannya bukan alkohol. Lagi pula masi siang bolong ga mungkin juga mabok kan?

"Apa kita pernah bertemu, sebelumnya, Pak Zaydan?"

"Heeem..." ia mengakat matanya ke atas, seolah-olah sedang mengingat sesuatu, "tentu saja pernah."

DATING WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang