AKHIR

1 0 0
                                    

Bismillah semoga ada pembaca ya!

Semangaaaat

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Jadi, kita ga bisa coba dulu?" tanya Riyan yang kini duduk di hadapan Leysa dengan segelas cappucino yang menunjukkan asap di atas cangkirnya.

"Sorry, Yan. Harusnya gue bilang dari awal bukannya menghindar."

"Kenapa? Apa yang bikin aku ga bisa? Apa kriteria kamu yang ga ada di aku? Kasih tahu, Le, bir aku usahakan."

"Ga, Yan. Itu bukan masalah kriteria, ini emang gue yang lagi ga kepengen aja."

"Lah terus laki-laki kemarin? Ah karena dia CEO?"

"Apa sih, Yan?"

"Ternyata kamu sama aja sama perempuan lainnya! Selalu mencari yang lebih!" Seketika nada bicara Riyan meninggi dengan raut wajah yang meremehkan. Leysa yang mendengarnya mulai terpancing dengan tuduhan tak berlandaskan itu.

"Oh jadi pendapatmu gitu? Gue kira kita ga bisa lanjut ke dating, tapi bisa menjadi teman. Ternyata ga bisa ya."

"Kamu yang memulai dulu."

"Lalu gue harus terima laki-laki yang selalu kelua-masuk hotel dengan perempuan yang berbeda?"

"Hah apa maksudnya sih? Jangan fitnah ya, Ley."

"Sorry ya, Yan, tapi gue ga tahu usaha kamu seperti apa hingga membuat image kamu baik, tapi dibalik itu semua jauh dari kenyataan," ejek Leysa. "Kamu kenal, Tiara?"

"Siapa? Gue ga kenal ya! Lo jangan sembarang deh nuduh orang."

"Dengar nih!"

Leysa memberikan gawainya ke hadapan Riyan. Layar tersebut menunjukkan rekaman percakapan. Sehari sebelum pertemuan ini, ia bertemu perempuan tersebut di sebuah mall tanpa sengaja.

Flashback on

"Halo mba, kenalin saya Leysa, temannya Riyan."

"Oh Riyan siapa ya?"

"Riyan Natadaru, Mba. Sebelumnya saya ketemu kalian berdua di lobi Hotel Naskala secara ga sengaja."

"Oh iya ya. Aku pernah ke situ, aaah Riyan yang itu."

"Iya, Mba. Maaf, jika saya ga sopan, ada hubungan apa ya kalian?"

"Pacarnya?"

"Oh bukan kok, kebetulan teman saya sedang dekat dengan Riyan, tapi saya lihat dia dengan Mba keluar dari hotel."

"Oh, biasalah mba." jawabnya singkat dengan agak berbisik ke arah Leysa.

"Gimana, Mba?" Leysa bingung seketika karena kurang memahami kata "biasalah" yang dimaksud perempuan di depannya.

"Riyan tuh pelanggan tetap di tempat saya, tapi kemarin saya baru dengan dia. Duh mendingan temannya gausah berhubungan dengan laki-laki seperti itu deh, Mba. Yah dia emang jago sih, tapi janganlah," katanya sambil tertawa kecil.

"Hehehe.. Iya mba. Maaf, mbanya dengan siapa ya?"

"Oh saya Tiara, Mba. Maaf nih sepertinya pemilik kursinya sudah mau datang," katanya sambil menunjuk ke arah laki-laki di belakang Leysa yang sedang berjalan.

"Baik Mba Tiara, terima kasih ya dan maaf mengganggu waktunya."

Leysa meninggalkan perempuan tersebut. Ia pun mengambil gawainya dan menekan tanda stop di rekaman. Ya, ia merekam percakapan tersebut secara diam-diam. Ia sebenarnya tidak yakin hingga sejauh ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DATING WITH METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang