Siang ini, Leysa dan Sena sedang makan siang ini di sebuah resto yang tak jauh dari kantor. Keduanya menikmati makan siang dengan lahap sembari ditemani alunan musik zaman now.
"Sen," panggil Leysa.
"Ya?" balas Sena, tapi tetap fokus dengan makanannya.
"Temen lu, Riyan," kata Leysa lagi.
"Iya, Riyan temen gue," balas Riyan sembari menyendokan nasi ke mulutnya.
"Iiih," tegur Leysa yang kesel dengan respon Sena langsung merengek.
"Apa sih lo, Ley? Lo kalau ngomong bisa ga sih jangan setengah-setengah, repot gue ngeresponnya. Ujungnya lo juga yang kesel kan?" katanya.
Gue yang merasa emang salah gue langsung nyengir kuda, "Ya, sorry. Gue mau cerita, itu Riyan temen lo kayanya emang udah demen banget sama gue apa iya?"
"Ya lo juga sih, gimana ga demen kalau lo aja udah ngasih harapan dari awal?" kata Sena yang kembali fokus dengan makanannya.
"Ah kapan?" tanya gue sembari mengingat momen bersama Riyan.
"Nah ini nih penyakit lo!" Kali ini Sena benar-benar menyudahi makananya dan langsung fokus ke gue. "Beberapa bulan ini lo selalu bareng Riyan. Tiba-tiba aja lo bilang kalau lo ga ada chemistry? Matamuuuuu!"
"Yah mau gimana lagi? Gue ga ngerasain apa-apa kemarin, hambar aja gitu!" jelas gue.
"Kalau hambar kasih garam sama gula, jangan lupa penyedap juga," ledeknya.
"Yeeeeh, udah selesai? Cabut yuk jam makan siang dah hampir habis nih!" kata gue yang tersadar bahwa waktu jam makan siang hanya tersisa 5 menit saja.
Selesai dengan urusan makan dan pembayaran, keduanya langsung bali ke kantor. Untungnya mereka memilih tempat makan yang tidak terlalu jauh, tapi dengan waktu tersisa 5 menit saja membuat keduanya kalang kabut.
Sesampainya di meja kerja, bukannya lanjutin kerja Leysa malah bengong karena kepikiran omongan Sena tadi. Leysa pun mulai memutar kenangan di kepala gue saat pertama kali perkenalan gue dengan Sena.
***
Saat itu sama seperti siang tadi, Leysa dan Sena sedang menikmati makan siang. Siapa sangka pertemuan Leysa dan Riyan terjadi juga.
"Yang?" tetiba suara perempuan terdengar. Gue dan Sena pun langsung menuju arah suara tersebut.
"Loh kamu kok di sini?" Sena yang mengenalinya langsung berdiri dan menghadap perempuan tersebut. Ternyata ia adalah pacar Sena, Melya.
"Nah kan bener. Dari kejauhan kok kaya kenal, makanya aku samperin kamu," katanya. "Halo Ley?"
Leysa tersenyum ke arah Melya dan membalas sapaanya, "Halo Mel!"
"Aku ada kerjaan di sini, ada janji sama Riyan, teman kamu," jelasnya. "Kita lagi ada kerja sama nih, tapi dia belum juga datang, aku gabung sini aja boleh ya?"
"Yaudah di sini aja, toh dia juga teman aku juga. Sekalian aja kita makan siang bareng," balas cepat Sena dan diikuti dengan anggukan kepala gue.
Akhirnya kita pun bergabung. Walaupun mereka sepasang kekasih keberadaanku tidak terlalu pengganggu atau dianggap sebagai nyamuk. Leysa dan Melya sendiri teman kampus, tetapi tidak terlalu akrab. Justru keduanya lebih akrab ketika Leysa berteman dengan Sena.
Tak lama seorang laki-laki datang menghampiri kita. Jelas bahwa ia adalah laki-laki yang sedari tadi dibicarakan oleh Sena dan Melya.
"Sorry gue telat nih," katanya sambil duduk tepat di depan Leysa. "Wah gue pas di jalan kaget banget pas denger ada lo juga di sini, seenggaknya gue ga kena omel lo karena bikin pacar lo nunggu lama."
"Jangan kira yah! Tadinya lima menit lagi lo ga sampai juga, gue ajak pergi Melya dari sini," ancam Sena dengan nada bercanda.
"It's okay ga masalah lo pergi cuman bawa Melya doang," katanya sambil melirik ke arah Leysa.
"Termasuk dia," ralat Sena.
"So, lo ga mau kenalin gue ke dia? Kalau gitu gue inisiatif sendiri aja deh," katanya sembari mengulurkan tangannya. "Halo kenalin gue temen mereka berdua, Riyan."
"Halo juga, gue Leysa. Temen mereka berdua juga," sembari membalas uluran tangannya.
***
"Woy! Ngelamun aja lo! Kerja!" suara Sena langsung merusak lamunan Leysa.
"Iya, tau! Ganggu aja lo, gue lagi enak-enak bengong!" gerutu gue.
"Keenakan bengong sampai panggilan Pak Andra ga lo gubris, ya?" kata Sena lagi.
"Demi apa lo? Kenapa ga bilang dari tadi? Ah sial!" Leysa bergegas membereskan file di meja dan pergi ke ruangan Pak Andra. Bisa-bisanya ia lupa memberikan laporan ke atasan cuman gara-gara mikirin cowok di kantor.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Wuiiih udah penasaran belum nih sama kisah cintanya Leysa?
Apa Ryan jadi tokoh utama pria di cerita?
Pokoknya harus lanjut ke part selanjutnya ya!
Jangan lupa komen dan vote-nya.
Terima kasih. :)
KAMU SEDANG MEMBACA
DATING WITH ME
Storie d'amoreLeysa adalah seorang perempuan berusia 28 tahun. Angka biasa, jelas! Namun, tidak biasa bagi orang-orang di sekitar Leysa. Statusnya yang masih jomblo membuat Leysa sempat gerah dengan pertanyaan: "Kapan nikah?" Leysa yang menganut kebebasan masih m...