Govarnet 3: Strong Girls

16 2 0
                                    

3. Strong girls

***

"Ayo cepet keluar" Tanpa menunggu respon dari kedua temannya, Lexa segera membuka pintu mobil lalu melangkah keluar. "Ayo Jess cepetan!" Ucap Ganetha.

"Widih pas banget ada anak Britania nih".

"Bawa lah lumayan cantik cantik bro".

"Yoi, Gue gak bakal kasar sama kalian kalo kalian ikut kita dengan tenang".

"Mimpi aja lo!".

"Ini pilihan kalian bertiga ya".

Alexa, Jesslyn dan Ganetha menatap sekeliling mereka dengan was was. "Mampus anak Lovator" Bisik Ganetha, Namun bisikan itu masih bisa terdengar di telinga Lexa, yang Lexa tau sekarang mereka sedang berada di dalam keadaan bahaya. Ia mengambil ancang ancang.

Bruk

Satu tonjokan tepat mengarah pada salah satu cowok disana. Ganetha dan Jesslyn membulatkan matanya "Sialan kenapa lo gak ada aba aba sih!".

"BAWA MEREKA SEMUA!".

Jesslyn menepis tangan cowok yang berusaha memegang pergelangan tangannya "Ih jangan pegang pegang! tangan lo bau tau gak sih!" Dengan cepat Jesslyn menjambak rambut lawannya "Mampus mampus sakitkan hah! Sukurin tuh makan tuh makan".

Ganetha menganga melihat Jesslyn yang sedang menjambak entah siapa orang itu. Ganetha menggulung baju lengannya "Now it's my turn" Ganetha mengambil kuda kuda lalu menendang cowok di hadapannya tepat di bagian wajah cowok itu.

"Lo pada gimana sih! Udah lah keroyok aja".

Lexa, Ganetha dan Jesslyn mengambil langkah mundur hingga bahu mereka saling bertabrakan "Sekarang gimana lagi nih?" Tanya Ganetha berbisik.

"Hanya tuhan yang tau".

Lexa yang sedang lengah tiba tiba merasakan tangannya diputar kebelakang 'Duk' Lalu ditendang hingga tubuh Lexa terjatuh mencium tanah.

Bruk

Tepat diwajahnya Ganetha merasakan begitu nyeri saat mendapatkan pukulan dari lengan besar itu "Bajingan beraninya sama cewe sialan!" Ia memegang pinggir bibirnya sesuai dugaannya pasti berdarah.

"Lexa! Ganetha! Kalian berdarah".

Jesslyn sangat panik, Ia tidak bisa bela diri. Jesslyn melihat cowok di hadapannya yang tengah mengambil ancang ancang untuk menonjok wajahnya, Dengan cepat ia memejamkan kedua matanya.

Jesslyn membuka matanya pelan mengintip kedepan mengapa ia tidak meraskan sakit sama sekali. "Lexa?" ternyata Lexa menahan tangan cowok itu.

Duk

Lexa tepukul potongan balok kayu di tengkuknya. Lexa melepas tanganya yang sedang menahan tangan lawannya, Melihat sekelilingnya yang mulai memburam .

"LEXA!".

***

Suasana di luar gerbang sekolah mendadak ramai, Deruan kenalpot motor begitu bising terdengar. Lovator membawa senjata mereka didalam pertempuran ini.

"Cemen lo semua bawa senjata!" Ucap Jevan.

"TANGAN KOSONG KALO BERANI" Teriak Alan.

"Mau lo apa sih, Harusnya Governat yang nyamperin kalian karna kalian udah mukulin anggota kita!" Ucap Jordan.

Rafi— ketua Levator melihat remeh lawan didepannya "Gue cuma mau Governat tunduk di bawah gue, Simpel kan?".

Rajendra tertawa remeh "Wake up! Your dreams are too high" Ucapnya dengan nada datar.

"Kita liat kali ini siapa yang menang. Lovator atau Governat"Ucap Rafi.

"ALAH GAUSAH KEBANYAKAN BACOT LO! SERANG!".

Rejendra menghampiri Rafi dengan tenang, Bruk. Ia mendaratkan kepalan tangannya di wajah Rafi. Rafi segera berdiri dan tiba tiba saja anggotanya menghampirinya lalu membisikan sesuatu yang membuat bibirnya tertarik keatas.

"Bawa mereka kesini"

Anggota Govarnet langsung menghentikan kegiatan mereka. Jordan Alan Jayden dan Jevan segera menghampiri sang ketua Rajendra. Pandangan kelima cowok itu menajam saat tiga anggota Lovator membawa tiga cewek dengan lengan terikat dan wajah tertutup karung coklat.

"Lovator ternyata secupu itu ya hahaha"Ucap Jevan remeh

"Pake acara nyandra orang segala!".

"Buka karung mereka".

Pandangan kelima cowok itu membulat, tiga cewek dihadapan mereka terlihat benar benar kacau, Seragam, Rambut, Darah, Bahkan diantara ketiga cewek itu ada yang tidak sadarkan diri.

Ganetha melihat kewajah sang kakak, Rajendra dengan mata berkaca "Kak tolong gue!" Rajendra mengepalkan tangannya menatap tajam pada Rafi, Mendekati Rafi dengan aura yang terasa sangat mencekram.

"Lo berani bikin adek gue tergores".

Bruk

Rajendra memukul wajah Rafi dengan membabi buta. Bahkan saat lawannya itu sudah lemas terkapar ia tak berhenti melayangkan pukulan nya. "Rajendra stop! Dia bisa mati!" Teriak Jordan.

Jevan menarik tubuh Rajendra yang berada diatas Rafi. "Lepasin gue sialan!" Rajendra memberontak dan mebuat Jevan kewalahan.

"Bego! Bawa pergi ketua lemah lo itu cepet!" Ucap Jordan. Anggota Lovator yang lain segera melarikan diri dan membawa sang ketua pergi.

Tubuh Lexa yang tidak ditahan pun terjatuh, Namun belum sempat tubuh itu terjatuh di atas tanah Rajendra menahannya menidurkan tubuh lemas Lexa, menjadikan pahanya sebagai bantal.

Pandangannya masih fokus meneliti wajah cewek yang sedang memejamkan mata. Ujung bibir cewek itu berdarah, pipinya lebam, hidungnya berdarah. Mungkin menurutnya Lexa memiliki luka yang paling parah diantara Ganetha dan Jesslyn.

Rajendra menyelipkan tanganya di antara kaki dan leher Lexa, Mengangkat tubuh ringan cewek itu. "Reza gue pinjem mobil lo".

"Bawa mereka kemarkas".

***

Governat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang