:: O8

670 127 3
                                    

— bagian kedelapan : cheesecake.

yeonji memegang dadanya lalu satu tangannya menyangga pada pinggiran wastafel. yeonji muntah berkali-kali pagi ini  dan yoshi sekarang setia membantu yeonji dengan memijit tengkuknya.

yoshi menahan tubuh yeonji yang sangat lemas. “udah?” tanya yoshi.

yeonji mengangguk setelahnya yoshi mengangkat tubuh yeonji dan ia baringkan ke ranjang.

yoshi mengambil kapsul vitamin lalu memberikannya pada yeonji. “minum biar ga terlalu lemas.”

yeonji langsung mengambil kapsul vitamin di telapak tangan yoshi dan lalu meminumnya.

yeonji menghela nafasnya. “mau cheesecake tapi ga pake keju.” pinta yeonji.

“mana ada? cheesecake ya pake keju jelas aja bahan utamanya aja ya keju.” kesal yoshi sembari menggeleng-geleng heran.

“ya pokoknya mau itu, ga akan makan kalo ga dibeliin itu dulu. ga ada rasa kejunya tapi ada bau kejunya ya.”

“sayang pusing nih aku.”

“emm keju yang asin boleh lah.” pinta yeonji pada akhirnya. yoshi menarik pipi yeonji dengan gemas setelahnya.

“yeona mau ikut papa enggak?”tanya yoshi ketika melihat yeona yang berada di ambang pintu kamar.

yeona menggeleng. “yeona disini aja jaga mama.” ujarnya lalu duduk disamping yeonji.

yeona melihat punggung yoshi yang makin tak terlihat setelahnya ia memandang sang mama. “mama kok jadi cosplay putri salju begini?” tanyanya dengan polos ketika melihat sekujur tubuh yeonji putih sekali tentu karena pucat.

yeonji sedikit terkekeh mendengar pertanyaan dari yeona. “pucatnya mama yang sekarang emang beda sama pucat waktu pusing atau sakit lainnya?” tanya yeonji balik.

yeona mengangguk sebagai jawaban iya. “mama, adek cowo atau cewe ya?” tanyanya sembari memandangi perut yeonji.

yeonji mengelus rambut yeona. “belum tau, masalahnya adek masih kecil banget bahkan tubuhnya belum terbentuk sempurna dan juga belum bisa denger apa yang yeona ucapkan.” jelas yeonji.

yeona tersenyum lalu mengelus perut yeonji. “mama, yeona rasa yeona mau adek cowo tapi kalo lahirnya cewe juga gapapa aku ataupun mama sama papa ga bisa pilih gender buat adek gitu aja kan.” ujarnya sambil memeluk sang mama.

“mulai sekarang mama panggil kamu kak yeona ya.”

“iyaa mama. mama mau semangka? tadi yeona suruh beliin bibi jung.”

yeonji menggeleng lalu menarik selimutnya. “kakak makan aja, mama mual makan buah yang terlalu berair.” ujar yeonji sembari tersenyum.

yeona ikut tersenyum. “ma, kenapa sih yeona merasa papa sama mama itu sering ribut?” tanyanya.

“mama sama papa ga pacaran, mama sama papa dijodohin trus tau-taunya dalam semalam enggak ding selama mama mimpi atau gimana mama di buat jatuh cinta sama papa mu.”

“trus papa gimana? kalo dijodohin rasanya canggung enggak?”

“papa mu itu orangnya cepat bucin ke orang yang tepat, trus adanya kamu buat papa tambah sayang ke mama tentu ke kamu juga.”

“mama sama papa pernah bertengkar hebat kah?”

“yang bikin mama agak gimana gitu sama papa kamu, ya karena papa mu itu orangnya terlalu ramah saking ramahnya setiap orang dia kasih senyum. jujur mama cemburu apalagi kalo papa kamu rela ngelakuin apa aja buat wanita lain.”

“mama yang sabar, niat papa kan baik.”

“eh jangan kasih tau papa, biar jadi rahasia kita.”

“kalo mama ga pernah cerita ke papa nanti papa mana faham, semakin disembunyikan semakin mengerus hati bisa sakit hati ma.”

“mama ga mau pikir panjang lagi, selain gampang bucin papa mu juga gampang peka eh ga juga sih.”

“ck ck ck mama mamaa.”

yeonji tampak menikmati cheesecake yang ia minta pada yoshi tadi.

“sayang, inget nggak pas aku cerita aku pernah ke dunia pararel dan disana aku dibuat jatuh cinta sama kamu.” tanya yeonji lalu setelahnya melahap cheesecake-nya.

yoshi mengangguk. “ingat, tapi kaya mustahil sih sayang. ya kalo kamu udah ngomong beneran ya udah percaya ga percaya aku harus percaya.”

yeonji tertawa setelahnya mengecup kening yoshi. “lah lah lah.” ujarnya setelahnya.

yoshi sedikit mengecup bibir yeonji. “yeonji, cinta ga sama aku?” tanyanya yang membuat yeonji berekspresi malas, jelas-jelas saja yoshi pasti tau jawabannya.

“iya lah masa enggak.” jawab yeonji sembari menangkup pipi yoshi, jika ia lihat rupanya pria ini gemoy juga.

yoshi mengecup bibir yeonji lagi. “sebesar apa?” tanya yoshi lagi.

yeonji menghembuskan nafasnya panjang. “seluas galaksi bimasakti, sebesar matahari.” jawabanya.

“ohh, tapi kan sayang matahari terlihat kecil dari bumi sedangkan kamu bilang waktu dulu aku itu dunia kamu.”

“nanti kalo kiamat kan kata-katanya mendekat dan menghantam bumi, kan jadi manel dan bersatu deh.”

“what seriously baby?!”

“setau ku sih begitu, kan bumi tanpa matahari juga ga sempurna. tapi jangan sampai tergoda bulan atau hujan kan lebih baik matahari.”

“iyaaa,” ujar yeonji lalu memeluk bagian perut yeonji erat-erat. “yeonji, belum makan ya?” tanya yoshi ketika mendengar bunyi gemuruh dari perut yeonji.

“aku masih kenyang tapi kalo ngemil mauu.” ujar yeonji sembari memanyunkan bibirnya.

“nyemilin bibir aku mau?”

𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐟𝐥𝐚𝐯𝐨𝐫 𐀔 yoshinori. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang