:: 11

611 102 1
                                    

— bagian kesebelas : cemburu.


yoshi sedang bersiap menuju pusat perbelanjaan setelah ia menanyakan kepada supir rumah kemana perginya yeonji dan yeona.

ia langsung keluar mobil ketika sudah sampai di tujuan lalu mencari keberadaan keduanya, tak lupa agar lebih mudah menemukan keberadaan keduanya ia mengirim pesan pada yeonji dan menyuruhnya mengirimkan gambar lokasi tempat dimana keberadaannya sekarang.

tapi jika belum dibalas ia akan mencari keduanya di pusat kuliner, yoshi tentu tau tabiat yeonji yang nggak ngidam ataupun ngidam yeonji sama-sama sukanya ke wilayah itu.

yoshi melihat dari kejauhan disetiap tempat kuliner memastikan yeonji ada di sana, yoshi terhenti ketika melihat yeonji yang nampak nyaman bercengkrama dengan sang papa dan sepupunya, jaden. nampak juga yeona yang terlihat girang dengan mereka.

jika itu hanya papa mertuanya tak apa tapi kenapa lagi-lagi jaden ada, setelah sebelumnya pergi. yoshi hampir bisa menerima keberadaan jaden akan tetapi ia muak jika jaden terus-terusan mendekati serta bersama yeonji meskipun ia sepupunya tetap saja ia cemburu.

papa mertua yoshi alias papa yeonji sudah pernah mengatakan pada jaden jika yeonji sudah berkeluarga maka jangan terlalu dekat dengannya, terlihat juga ekspresi papa park yang tak suka pada jaden yang memandangi yeonji.

yang yoshi khawatirkan jika jaden ikut mencintai yeonji terlebih jaden belum menikah alias lajang, rasanya membuat yoshi was-was ketika ia kembali ke hadapannya dan yeonji.

yoshi lalu menghampiri mereka dengan senyuman tentunya. “papaaa.” panggil yeona ketika melihat yoshi setelahnya berlari dan memeluk kaki sang papa.

“papa kok tau yeona sama mama disini?” tanyanya yang membuat yoshi berfikir seolah ia tak boleh tau dimana keberadaan mereka.

“papa tanya supir, trus udah tau kebiasaan mama kamu kalo ke pusat pembelajaran.” jawab yoshi lalu menggendong yeona.

yoshi menatap jaden dengan tersenyum lalu kini duduk disamping yeonji.

“kak boleh enggak sesekali gue bawa yeona jalan-jalan gitu, tenang kak yeonji ga aku ajak cuma yeona.” pinta jaden lalu setelahnya melahap potongan cake yang ia pesan.

yoshi terlihat berfikir karena biasanya diajak ataupun tidak masalah jalan-jalan yeonji sangat suka jadi pasti saja istrinya akan ikut, belum lagi yeona pasti membutuhkan sang mama bukan.

“boleh.” bukan yoshi yang menjawab melainkan yeonji.

yoshi menoleh pada yeonji. “aku ga ikut ga lagi pengen jalan-jalan, kalo kepengen ya tinggal jalan aja sama yoshi.” ujar yeonji setelahnya.

“emang yeona mau?” tanya papa park pada yeona.

“emmn?” yeona tampak berfikir.

“om ajak ke pantai.” ajak jaden lagi.

yeona mengagguk antusias mendengar pantai ya karena dia suka dengan pasir dan air, jadilah langsung mengiyakan ajakan jaden.

yoshi sudah tak bisa mengelak lagi jika yeona sendiri yang memutuskan untuk ikut ia berfikir lagi dirinya juga masih sibuk jadi pastilah belum bisa mengajak sang putri untuk ke pantai atau jalan-jalan.

yeonji menyusul yoshi yang langkahnya sedikit lebih depan lalu menggandeng tangannya.

“kamu kenapa? ga usah khawatir yeona udah faham lah, ga akan dia sayang ke orang lain kan kamu papanya istilahnya kamu itu ga akan tergantikan.” sekiranya yeonji tau alasan yoshi menjadi sedikit diam padanya tentu saja karena yoshi resah dan cemburu.

yoshi menoleh yeonji lalu tersenyum. “kamu beneran ga ikut, aku belum bisa ajak kamu jalan mungkin sampai satu bulan atau lebih. tau sendiri kan aku sibuk.” tanya yoshi sembari mengeratkan genggaman tangannya pada tangan yeonji.

yeonji menggeleng. “nanti kamu cemburu, aku tau kamu ga suka banget sama hadirnya jaden.” ujar yeonji yang ada benarnya.

yoshi memasang sabuk pengamannya sembari menatap yeonji. “sayang, kalo ngidam atau ada apa-apa langsung hubungi aku aja ya. kalo suruh papa main kerumah telepon aku juga.” pinta yoshi.

yeonji terkekeh kecil mendengar ucapan yoshi. “aku ngidam digendong kak hyunsuk gimana?” tanya yeonji dengan bercanda.

yoshi melirik yeonji dengan wajah yang masam. “ga usah, biar ngeces aja anaknya nanti sekalian.” sahut yoshi.

“jangan marah cuma bercanda.” ujar yeonji lalu mengecup pipi suaminya.

“pake sabuk pengamannya trus pulang.”

“emm okay. yeona juga udah sampai dirumah papa.” ujar yeonji setelah mengecek ponselnya setelahnya ia mematikan dan meletakkan ponselnya di tasnya.

yoshi memasangkan sabuk pengaman yeonji. “kamu kelamaan sih.” ujar yoshi sembari lalu mencubit pipi yeonji gemas.

yeonji tersenyum salah tingkah setelahnya mengelus perutnya yang masih rata.

“mampir ke toko ayam goreng ya.” ajak yeonji.

“kamu ngidam buat alasan kan? masa makan terus padahal baru aja makan.”

“ya dimakan nanti trus diangetin di microwave dibanding ribet nanti mending sekalian aja kan.”

yoshi menjalankan mobilnya lalu fokus menyetir, yoshi tak menuruti perkataan yeonji yang membuat yeonji kebingungan, tumben sekali yoshi tak menuruti permintaannya.

yoshi melirik yeonji dapat ia sedikit lihat yeonji menatapnya kebingungan tanpa ada rasa kecewa atau marah sedikitpun, yoshi memarkirkan mobilnya ketika sudah sampai di rumah.

“kenapa sih?” tanya yoshi pada yeonji lalu mengandeng tangannya.

yeonji menggeleng sepertinya yoshi lelah atau banyak pikiran sehingga lupa untuk mampir ke toko.

yeonji tersenyum lalu menyandarkan kepalanya di lengan yoshi dan keduanya pun masuk kedalam rumah.





















disisi lain ada yang mencoba merenggut kebahagiaan mereka meski nyawanya ikut dalam bahaya nantinya ia akan tetap melakukannya karena rasa benci pada kebahagiaan keduanya.

kasih tau kalo ada kesalahan pengetikan!

𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐟𝐥𝐚𝐯𝐨𝐫 𐀔 yoshinori. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang