:: 12

586 94 3
                                    

— bagian keduabelas : penyesalan.


“yeira itu siapa?” tanya yeonji spontan kepada yoshi sembari kembali membaca buku milik yoshi.

“buka juga sebaliknya.” jawab yoshi kini ia menyeret tubuh yeonji untuk duduk dipangkuannya.

yeonji yang sekarang ada di pangkuan yoshi membuka halaman selanjutnya dari buku itu dengan bingung bingung. “yolan? dia siapa lagi?” tanya yeonji lagi.

yoshi mengelus perut yeonji. “kalo perempuan rencananya aku mau namain dia yeira kalo laki-laki ya yolan.” jawab yoshi.

yeonji menoleh pada yoshi lalu kini dirinya mendapat kecupan dari sang suami. “kata bunda kan ga selalu baik kasih mereka nama sebelum berjalan beberapa bulan, kan bunda juga bilang lebih baik kalau udah lahir aja.” ujar yeonji.

“kamu percaya bawa dampak buruk? yeona dulu juga aku kasih nama langsung pas kamu bilang kamu hamil tepatnya masih umur dua mingguan.”

“kok aku jadi kepikiran yeona ya.”

“telepon yeona setengah jam lagi kan berangkat,” saran yoshi sembari memberikan ponselnya pada yeonji. “kalo aku yang telepon jaden pasti langsung angkat.” ucap yoshi setelahnya.

yeonji mencari nomor jaden ketika ia sudah menemukannya ia langsung meneleponnya. “loh kok ditolak?” yeonji bertanya-tanya.

“emm mungkin lagi sibuk siap-siap.”

“jaden bisa dipercaya ga menurut kamu?”

“aku ga tau gimana sifat aslinya, jangan cemas kita terus coba telepon dia.”

sudah kesepuluh kali yoshi kembali menelepon jaden namun terus-terusan operator yang mengatakan bahwa nomor yang dituju tidak aktif.

yoshi lalu mengambil jaketnya dan mengandeng tangan yeonji. “kita kerumah jaden sekarang. jangan berfikiran buruk ya.” ujar yoshi sembari mengelus rambut yeonji.

setelahnya yoshi melajukan mobilnya dan kecepatan yang sedang menuju rumah jaden, ia kerap melirik yeonji yang nampak masih cemas jika itu menyangkut yeona baik dirinya ataupun yeonji pasti cemas.

anak itu harta paling berharga bagi orang tua ya yoshi dan yeonji begitu menyayangi yeona karena gadis itu spesial bagi keduanya.

yeonji memegangi perutnya sembari menoleh kanan dan kiri, kini yoshi meliriknya lalu sedikit mempercepat laju mobilnya.

“kenapa? kram atau sakit?” tanya yoshi ketika melihat yeonji yang sedikit nampak meringis kesakitan.

“yeona.” jawab yeonji.

“yang ada di kandungan kamu juga anak kita, jangan cuma pikirin yeona kan jadi kram.”

yoshi menepikan mobilnya ketika sudah sampai didepan gerbang kediaman jaden. ia heran mengapa pagar tak terbuka untuknya setelah ia cek ternyata pagar terkunci dan satpam yang biasa menjaga juga tidak ada.

yoshi mondar-mandir kebingungan dengan wajah yang kesal beserta rasa cemas, setelah ada seseorang yang lewat di jalan itu.

“kakak cari kak jaden ya?” tanyanya.

yoshi segera mengangguk ketika mendengarnya. bersamaan dengan itu yeonji keluar dari mobil.

“loh kemarin pindah, ga dikasih kabar ya? anehnya pas datang ke rumah saya lihat dia gendong anak kecil eh kok ketika saya pergi ke rumahnya untuk mengembalikan beberapa hal yang saya pinjam anak kecil itu menangis bukanya saya menuduh atau bagimana saya juga mendengar kak jaden bentak anak itu.” ujarnya lalu pergi karena sudah dipanggil sang ibu.

mendengarnya yeonji langsung menangis tidak karuan, yoshi mengepalkan tangannya ia benar-benar kesal dan terbawa emosi.

“kamu udahan nangisnya, masuk ke mobil lagi dan kita coba cari yeona. kamu tau pantai dimana tujuan mereka?” tanya yoshi sembari membantu yeonji memasuki mobil.

yeonji menggeleng lalu menangis. “mungkin pantai yang terdekat dari sini.” ujar yeonji.

yoshi kembali melajukan mobilnya menuju pantai terdekat dari kediaman jaden, mereka menyusuri jalan dengan menoleh kanan dan kiri siapa tau yeona ada di sebrang jalan atau di manapun tempatnya.

yeonji tak diam sedari tadi yang ia pikirkan hanyalah yeona bahkan rasa sakit dari perutnya ia abaikan.

yoshi menghentikan mobilnya ketika melihat rombongan orang berada di pinggir jalan disertai ambulans dan polisi yang datang ke pinggir jalan itu.

“aku ikut.” ujar yeonji ketika yoshi keluar dari mobil.

yoshi hanya ingin memastikan kecelakaan jatuh dari mobil itu bukan yeona korbannya.

yeonji makin sesak dadanya ketika mendengar beberapa warga membicarakan korbannya, satu gadis kecil dengan kalung liontin ikan koi. persis dengan yeona yang beberapa hari lalu meminta kalung dengan liontin ikan koi padanya.

“sayang.” yeonji merangkul lengan yoshi setelah ia rasa tubuhnya akan ambruk, yeonji kembali menangis sembari memeganggi dadanya.

“pasti bukan yeona, cuma kebetulan pake kalung yang sama aja oke.” ujar yoshi menenangkan yeonji yang terlihat benar-benar hancur hatinya.

tubuh yoshi dan yeonji langsung lemas ketika melihat sang gadis tersebut yang tak lain adalah yeona, baik yeonji ataupun yoshi keduanya sudah tak bisa menahan tangisnya juga teriakan penyesalannya.

entah bagaimana akan tetapi ayah serta bunda yoshi juga sudah ada disana. bunda segera membawa yeonji ke pelukannya lalu menenangkannya sedangan ayah mencoba menenangkan yoshi ketika dirinya mencoba membangunkan yeona.




aku ga tega-an ah :'(

𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐟𝐥𝐚𝐯𝐨𝐫 𐀔 yoshinori. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang