:: O7

687 137 1
                                    

— bagian ketujuh : antusias.

pagi hampir siang ini yeona menemani sang mama yang katanya lemas juga sedikit panas badannya. yeona sedikit heran awalnya tadi pagi baik-baik saja tapi yeonji mendadak lemas dan pucat setelah pukul sembilan pagi.

yeona melihat suhu yang tertera pada termometer. “mama ga terlalu panas tapi kok mama pucat banget?” tanya yeona sembari memeluk sang mama.

yeonji menoleh yeona. “yeona, mama minta tolong ya. kalo ada tukang buah lewat beliin mama mangga.” pinta yeonji.

yeona mengagguk. “mama tunggu ya.” ujarnya sembari membawa selembar uang.

yeona berlari menuju pintu depan. “BIBI JUNG TUKANG BUAH UDAH LEWAT KAH?!” tanya yeona dengan teriak-teriak.

bibi jung yang sedikit terkejut kini langsung menghampiri yeona. “udah non udah dari tadi.” jawab sang bibi.

yeona menoleh kanan kiri lalu berlari keluar rumah menuju rumah kediaman junkyu setelan melihat pohon mangga yang berbuah disana.

“juna, yeona minta mangganya ya.” pinta yeona pada juna sembari sudah memanjat pohon mangga.

“yeona kalo jatuh gimana? bentar jangan panjat juna panggilin ayah dulu.” ujarnya yang mungkin terlambat tapi tetap saja ia berlari ke dalam rumah mencari sang ayah, junkyu.

setelahnya junkyu langsung keluar. “yeona awas nanti jatuh, kalo mau mangga kan bisa panggil om junkyu dulu nanti bisa om petikin.” ujar junkyu sembari menurunkan yeona yang sudah membawa dua buah mangga di tangannya.

yeona menggaruk pipinya “darurat om, eh iya makasih buat mangganya. woi juna nanti ke rumah aku ya bantuin mandiin mumu sama liam.” ajak yeona. mumu + liam kucing yeona yang dibeli kemarin.

“yeona tumben minta mangga? biasanya kalo ga om tawarin atau kasih yeona ga mau.” junkyu bertanya-tanya.

“bukan buat yeona, buat mama.” jelas yeona.

“mama mu ngidam toh?” tanya junkyu.

“ngidam, apa itu?” tanya yeona balik.

“yeona mau punya adek.” jawab junkyu.

“haahh ih om junkyu sok tau, emm jadi adek maksudnya kaya juna punya saudara jeana, gitu om?”

“ngeyel dibilangin orang dewasa ya iya lah, trus papa mu udah tau?” tanya junkyu lagi.

yeona menggeleng. “mama sakit pas sekarang aja nggak tau.” ujarnya.

“ya biarin aja nanti tau-tau pas udah pulang aja.”

“oke oke, yeona pamit nih nanti mama nungguin.”

yeona berlari menuju rumahnya akan tetapi berhenti ketika heon mencegat dirinya.

“heon punya masalah apa sih yeona buru-buru nih.” ujar yeona dengan emosi hampir saja ia menabrak heon.

“bawa mangga kok ga bagi-bagi, aku tuh juga mau.”

“eh jangan-jangan buat mama ini.” ujarnya sembari menyembunyikan dua mangga yang ia sembunyikan di belakang tubuhnya sembari menampis tangan heon yang ingin mengambil mangga itu.

“ih alasan, ga boleh pulang kalo ga kasih mangganya.”

“OM HYUNSUK HEON NAKAL!!” lapornya sembari teriak-teriak dengan memasuki rumah kediaman keluarga choi itun

hyunsuk yang ada diruang tamu langsung berlari ke depan pintu karena terkejut, seperti biasa yeona dan heon jika bertengkar maka salah satunya akan terluka cukup parah. “kenapa sih yeona, om hampir jantungan gara-gara teriakan kamu.”

“tu aku ga boleh pulang, padahal lagi buru-buru.”

“ih aku kan juga mau mangga dad, masa yeona ga mau bagi.”

“AKU BILANG KAN BUAT MAMA! SIH SANA MINGGIR!” bentaknya sembari menepis tubuh heon, setelahnya heon yang tersungkur kini matanya berkaca-kaca.

junkyu dan beberapa para bapak-bapak kompleks ini tertawa, masalahnya yeona ini benar-benar seperti maung ketika marah malahan kata mereka yeona itu ngalah ngalahin yeonji.

bukannya menolong hyunsuk malah menertawai heon yang hampir menangis sekarang.

setelahnya mobil yoshi terlihat pulang, lalu keluarlah sang pemilik mobil. “woii ada-ada aja lu pake kerja segala.” teriak junkyu.

“lah kerja buat anak istri emang salah?”

“enggak sih, asal tau aja yeona bela-belain panjat pohon mangga buat petik mangga. tau nggak buat apa?”

“disuruh heon?”

“anjir bisa-bisanya salahin anak gue!”

“buat si yeonji istri lu, mau jadi ayah lagi kok ga tau wes wes ra genah.”

[ wes wes ra genah : udah gak beres. ]

yoshi langsung ke dalam rumah, trus lari gitu aja ke kamarnya trus dilihatnya yeona yang dengan setia dan penuh hati-hati mengupas mangga untuk sang mama.

“mau?” tanya yeona sembari menyodorkan mangga yang matang sempurna pada yoshi.

yoshi melirik yeona lalu tersenyum sekarang ia berganti menatap yeonji. “kamu hamil?” tanyanya spontan.

yeonji mengangguk setelahnya menapuk wajah yoshi, enggak keras kok.

yeona menepuk-nepuk bahu sang papa lalu berbisik. “papa, mama kaya ga ada jiwanya ya kalo lemas begini tadi setiap makan atau setiap dua menit mual trus muntah.”

“dengerin, lain kali jangan langsung panjat pohon mangga sembarangan bisa-bisa kamu jatuh trus kamu kenapa-kenapa.”

“darurat pa, mana tukang buah udah lewat.”

“kamu panjat pohon buat petik ini?” tanya yeonji dengan nada lemas.

yeona mengagguk. “gapapa tadi turunnya dibantu ayahnya juna, om junkyu.” jelasnya.

yoshi mengecup pipi yeona. “demi mama ya? hemm besok-besok kalo mama mau sesuatu telepon papa dulu ya.”

“ay ay papa. sekarang mama udah ada papa yang urus kan? yeona mau urus mumu sama liam dulu.” ujar yeona lalu turun dari ranjang dan beranjak keluar dari kamar.

yoshi menatap yeonji lalu mengelus rambutnya dan mengecup dahinya. “aku tinggal sebentar buat mandi ya kamu tidur aja.” ujar yoshi dengan lembut.

“iya, habis mandi kamu makan dulu jangan langsung jaga aku.”

“iya, aku juga mau bersihin kolam ikan sekalian.”

“terserah, aku mau tidur.”

—  i just wanna a vote.

𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐟𝐥𝐚𝐯𝐨𝐫 𐀔 yoshinori. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang