Sang Dewi

129 14 57
                                    

Perhatian: Gambar di atas adalah penggambaran Maverick, tapi hanya dari mata ke rambutnya saja ya, ke bawahnya kalian bayangin sendiri hhh😄. Oh iya, gambar di atas kalian swipe ke kiri untuk kalian yang pengen dengerin lagu sambil baca chapter ini.

Kemarin, lima orang kepercayaan dari istana Moniyan mendapat perintah berupa menyampaikan informasi mengenai pelantikan pemimpin baru Moniyan hari ini. Lima orang itu masing-masing diutus di lima tempat, Monastery of light, Moniyan plains, Avalor Gorge, Grandrock, Swancastle.

Tepatnya, saat cahaya matahari berada pada fase penerangan yang teduh, semua penduduk Moniyan telah ramai berdatangan dan membentuk kerumunan di berbagai sudut lokasi istana. Para pelayan istana bekerja dengan suka cita. Pihak kerajaan tak mau melewatkan hari istimewa mereka dengan membiarkan siapapun lekang tak merasakannya, oleh karena itu, para pelayan berkewajiban menjamui tamu undangan dari yang kalangan bangsawan sampai yang rakyat biasa, bahkan sampai-sampai merekapun mengetahui bahwa ada rakyat yang telah kelaparan selama berhari-hari yang lalu.

*****

Dark Castle

Moskov dan seseorang lain di tengah ruangan serba gelap yang berdekatan dengan keberadaan Bunga Eeron, tak ada sesuatu yang lain yang mereka perbuat, kecuali memperbincangkan tanggapan mereka dengan apa yang tengah terjadi pada Moniyan.

"Bukankah orang-orang Moniyan terlihat bodoh, tuan? mereka menjadikan hari ini sebagai hari pelantikan calon pemimpin baru mereka, apa mereka tidak mengkhawatirkan keselamatan Grimoire peraknya?"

"Kau yang bodoh! Jika Silvanna sedang tak menyentuh benda pusaka itu, bukan berarti, benda itu terlepas dari penjagaan begitu saja, jika kita mengambilnya sekarang, tentu aku dapat melarikan diri dengan tangan kosong, tetapi kau akan habis menjadi debu."

Palzo tertawa, itu membuat Moskov terkesiap.

"Mengapa anda terlihat takut tuan."

"Bodoh, apa aku perlu mencarikan tabib untuk memeriksa matamu, apakah sedang buta atau tidak?!"

Moskov hendak melangkah melalui orang suruhannya itu setelah berkata,

"Pelantikan Silvanna adalah bencana bagi rencana kita, artinya, kita perlu merombak rencana yang sudah kita buat sebelumnya, dan memastikan bahwa kastil ini tidak akan pernah menjadi korban invansi Moniyan yang akan gencar-gencarnya mencari jejak para Abyss yang mereka pikir ada beberapa yang masih hidup dan mereka tentu tak mau jika hari pelantikan pemimpin baru mereka tiba-tiba mengalami kondisi yang buruk."

"Kau tau itu dari mana tuan?"

Moskov menghentikan langkahnya, dan berbalik pada yang menanyainya.

"Kau pikir semua rakyat Moniyan setia pada kerajaannya?"

*****

Di lantai tertinggi menara, Raja Aurellius berdiri di belakang tembok pembatas. Ia tak memiliki niat apapun di sana, itu berujung pada pikirannya yang berkutat mengenai satu hari yang lalu, saat putrinya, Silvanna, mengutarakan suatu pertanyaan yang sulit dipercaya.

Satu hari yang lalu, Silvanna berlutut, meletakkan kepala di atas pangkuan ayahnya yang duduk bersandar pada kursi perpustakaan kastil. Sebagaimana seorang ayah yang hatinya tergerak, Raja Aurellius mengelus rambut putri kecilnya, putri kecil yang dulu seringkali ia ajak bermain dan diberinya dongeng saat ia sedang menjelang tidur.

"Menurut ayah, bagaimanakah jika seorang ratu sedang mengalami jatuh cinta dengan pengawalnya?"

Seketika, rajapun berhenti membelai kepala putrinya. Merasakan suatu esensi penerimaan yang menusuk di sekujur tulang meski tak menembus terlalu dalam.

Gold Bird and Late PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang