Anomali Tekhnik Penembak Jitu

222 32 42
                                    


Ruangan itu cukup luas. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah kurungan yang terbuat dari besi dengan penyegelan yang kasat dan tak kasat mata, di dalamnya terdapat sosok wanita tahanan yang setengah sadar di atas kasur.

Carmilla tampak lemas, kepalanya perlahan menoleh ke sisi kanannya samar-samar pandangan matanya menembus jeruji besi melihat seorang pemuda bertubuh tegap berjalan ke arah kurungan besi yang menyanderanya. Setelah benar-benar berada di depan pintu kurungan, pemuda itu hanya terdiam di tempat seperti memikirkan sesuatu. Tak satupun ada jenis ekspresi yang terpampang di wajah itu, itu terlihat datar. Hanya saja beberapa saat kemudian ada kerutan di antara kedua alisnya.

“Aku tak akan menolongmu sekarang, ini bukan kurungan biasa,” katanya singkat.

Pemuda itu pada awalnya tidak tahu kenapa ia harus berada di tempat ini, tapi satu penjaga di depan sana dengan bodohnya mengatakan bahwa ia tak seharusnya datang menolong seorang wanita atau ia akan celaka, tentu saja ia sedikit curiga dan bergegas, dan bersusah payah mengalahkan semua penjaga di sana, lalu mencoba masuk ke dalam kastil ini untuk mengetahui siapa wanita itu dan apakah dia berhak untuk ia tolong.

Hanya dengan merasakan keberadaanmu di sini, aku sudah tahu kau telah banyak berkembang, Tuan Granger.”

Maverick tiba-tiba muncul dari arah sisi kanan melalui portal yang terbuka, portal sihir semacam itu dinamakan portal sihir perpindahan ruang.

Seperti yang kau katakan.”

Granger langsung memberi tembakan pada pria magis dihadapannya, yang mana peluru itu dapat tiba-tiba menghilang di depan lawannya dan tiba-tiba muncul juga menyerang dari titik buta alias di belakang lawan. Tetapi peluru itu dibalikkan oleh pria itu dengan sihir pengendalian waktu mundur lalu di tangkap oleh portal ruang teleportasi, yang kemudian setelah portal pertama menghilang datang portal kedua mengarahkan datangnya tembakan peluru ke arah dada Granger, semua itu terjadi begitu cepat dan sulit untuk diterka. Yang terjadi selanjutnya, biji tembak tersebut melubangi dada sang marksman.

Seangkuh-angkuhnya diriku, jikapun aku menjadi seorang marksman aku tak akan pernah meremehkan seorang mage dengan langsung menyerang lawan secara tiba-tiba.” pungkas Maverick dengan tersenyum meledek.

Ah, ternyata tidak, kau tidak meremehkanku, kau hanya merencanakan sesuatu,” pungkasnya Kembali.

Kau bahkan tahu, apa yang ingin aku katakan, dan tau siapa namaku.” tanggap Granger.

"Anda itu adalah orang yang sudah masyhur, Tuan Granger..."

Granger memasang senyum paksa pada bibirnya yang terlumuri darah dari dalam mulutnya sambil menutupi lubang di dadanya, pantang kalah untuk menerima eksekusi tak langsung dari pria di hadapannya. Sedang Carmilla masih berbaring di tempatnya, tak mengatakan apapun atau bereaksi apapun sedari tadi, bahkan tak ada pancaran kepanikan, keresahan, amarah atau kesedihan yang harusnya ada di sana. Matanya mengambil pandangan kosong di samping, dia benar-benar seperti manusia yang sedang mati rasa.

Sebagai seorang penyihir waktu, aku dapat melihat kejadian di waktu mendatang juga sekaligus dapat membatalkan kejadian tersebut,
Maverick perlahan menghampiri Granger.

Dan yang terpenting, jikapun Putri Silvanna tidak akan pernah tau bahwa sang pembuat puisi itu adalah aku, suatu saat pasti dia akan tau dengan sendirinya.”

Puisi itu…, Granger tentu mengingat ia pernah mendapati sebuah puisi yang misterius yang bahkan sampai saat ini disimpannya. Puisi itu didapatkannya ketika ia sedang berburu kematian setan di perbatasan wilayah Moniyan. Puluhan setan yang berhasil ia matikan di sana, satu di antaranya membawa sebuah tas kantong besar berisikan benda-benda berlapis emas juga sepucuk kertas tipis berserat yang di dalamnya terukir untaian bait puisi.

Tuan Granger, kau belum tahu bagaimana rasanya mencintai seorang perempuan yang rasa cinta itu sudah lama terlarut sekaligus meracuni aliran darah hingga merusak pikiran dan membuat seseorang menjadi gila. Dan pertanyaanku saat ini adalah seberapa besar kau mencintai Putri silvanna?” Maverick mencoba memberi tekanan.

"Bagaimana bisa kau memberi pertanyaan semacam itu padaku? "

"Kau telah berkali-kali membodohi hatimu sendiri, Tuan Granger! "

Ditatapinya Granger dengan tersenyum yang senyum itu terdapat emosi dibaliknya, dan Granger baru kali ini tak mengetahui adanya senyuman semacam itu juga tak menyadarinya, baginya itu hanya sekedar senyuman biasa. Maverick tiba-tiba membuka portal sihir ruang, dari dalam portal tersebut tiba-tiba keluar energi besar yang sanggup mendorong tubuh Granger dengan timing di luar nalar, membuat tubuh itu terpental menghantam dinding di belakangnya.

Sejak setelah itu suasana hening, yang terdengar tinggal suara Langkah sepatu Maverick yang kian perlahan-lahan mendekati Granger. Granger, sedikit demi sedikit memutar Kembali ingatan kebersamaannya dengan putri Moniyan. Di setiap kesempatan momen itu, Ia selalu merasa waktu yang mengiringi hidupnya begitu mengalun indah seperti sonata di musim semi. Tetapi ia tidak mengerti perasaan bahagia semacam apa yang selama itu dirasakannya, mata dan senyuman gadis itu seakan mengandung Sebagian ruh kehidupannya, dan ruh itu seakan menjerit ketika ada air mata di wajah itu, meski hanya setetes. ia sama sekali tak mengakui ia sedang jatuh cinta, karena ia memang tak mengerti apa itu yang dimaksud dengan cinta. Tetapi ia mengakui, tak ada kerelaan sedikitpun baginya apabila Silvanna harus mengacuhkannya secara paksa karena dia adalah lelaki, karena tuntutan dari lelaki lain yang Silvanna pilih agar gadis itu tak terlalu mendekatkan diri kepada lelaki manapun. Dadanya terasa sakit, tulang belulang dan persendiannya terasa kaku. Jiwanya marah, tak terima menjadi pecundang sesaat. Wajahnya kemudian tersenyum tak terdefinisi.

“Ha,ha,ha,ha…!! Hi,hi,hi…,” Granger meledakkan tawanya lalu cekikikan, itu seperti sedang mengejek.
Maverick menatapnya hanya dengan senyumannya yang biasa ia perlihatkan. Kemudian seketika sebuah peluru menancap begitu saja di dada pria penyihir waktu tersebut.

Meski begitu, aku percaya diri dalam hal akurasi.”

Granger menghilang di tempat dan muncul Kembali di belakang Maverick, ia melesatkan tembakan ke sasarannya secara langsung, tetapi berhasil dibatalkan Maverick.

Seangkuh-angkuhnya kau, Tuan Granger, kau tetap menggunakan arrival dalam bertarung, tetapi aku kagum, kemampuan arrivalmu tampaknya bukan sembarangan.”

Selama seorang marksman bisa arrival, memangnya kenapa?,”

tanggapan Granger disertai penodongan pistolnya.
Maverick terkekeh, ia berbalik badan, memulihkan lukanya dengan sihir waktu, setelah itu ia memulihkan luka lawannya. Granger sedikit terdapat rasa heran dibalik senyumnya atas Tindakan lelaki mage tersebut.

Mari Tuan Granger, kita mulai Kembali pertarungan ini.”

Maverick bergumam khawatir di dalam dirinya, rupanya ia harus mulai waspada, jika sekalipun ia merupakan seorang pengguna arcane magic.

jika ia dapat menembakku dengan tembakan anomali dari peluru dasar pistol genggamnya seperti serangan di awal tadi, lalu seberapa dahsyatnya anomali tembakan peluru alat penembak kotak gitarnya…

Masa di mana… ia sebagai penyebab dadaku terasa tak memiliki celah, sang pembuat kepincangan pada kakiku, juga pemberi harapan, namun ia adalah wanita yang adil, aku sangat hafal puisi yang saat ini aku simpan, saat ini, aku yakin sang pembuat puisi jelek itu adalah kau.”

Perkataan itu, merupakan perkataan terpanjang dari sang marksman sejak kehadirannya di ruangan itu.

Namaku Maverick, tuan Granger.”

Tuan Maverick, ketahuilah aku tak akan kalah darimu, puisiku yang akan kubuat tak kan kalah jelek dari puisi buatanmu.”

*****

Akhirnya oh akhirnya... Chapter saya bertambah lagi. Terimakasih atas dukungan dan penagihan setia orang2 yang juga saya tidak mau menyebutkan nama id nya, pokoknya saya ucapkan terima kasih yang sangat banyak untuk kalian. 😁😊😘




Gold Bird and Late PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang