Angin Penanda

112 17 5
                                    

.......

Granger bergidik, suara itu benar-benar familiar di telinganya.

Putri Silvanna…”

Ia lalu merenggangkan pelukan kedua tangan yang layaknya milik perempuan tersebut dan membalik tubuhnya, mencoba menyakinkan siapa perempuan itu. Detak jantungnya berpacu tak beraturan, ia mendapati seseorang yang dikenal dihadapannya, itu seperti Putri Silvanna,

Tidak mungkin…,” gumam pemilik suara bariton lirih.

Kedua tangan perempuan itu secara tiba-tiba menangkup kedua pipi sang penembak jitu tersebut. Mata perempuan itu menatapnya penuh arti dan tiada tanda permainan di sana.

siapa aku bagimu?”

Granger tercekat, ia sendiri baru kali ini mendadak linglung ketika diintrogasi seseorang, ya, ini merupakan konteks yang berbeda. Kedua tangan perempuan tersebut perlahan turun menuju leher sang pria dihadapannya seperti hendak menekan aliran pernafasan sang empu yang seolah hendak ia cekik.

Aku sudah mencoba memahami segalanya, tapi sepertinya kau tetap bersembunyi pada sikap keprofessionalanmu menjadi seorang ksatria yang kau buat, kau ternyata agak pengecut Granger.”

Sedang sang pria entah sejak kapan merasa begitu lumpuh, segala persendian dalam tubuhnya berdisfungsi dan kaku. Tatapan perempuan tersebut memancarkan segala kepatahhatian. Tangan dengan segala keanggunannya tersebut kemudian benar-benar mencekik leher pria itu.

*****

Apa aku mulai bisa bereaksi dengan bunga itu? Tuan Moskov.”

Moskov tampak berpikir keras, dahinya sungguh telah berkerut sejak lama.

Tidak, kita belum siap menghadapi seorang mage yang datang secara dadakan di sana.”

Palzo masih menatap atasannya, mengelus dagunya yang berjanggut. menyimak dalam keheningan.

Mungkin aku akn bertindak terlebih dahulu pada ssh..”

Moskov mendesis, kini matanya juga turut seakan berpikir keras, memejam kuat.

*****

Tengah Malam tiba, Istana Moniyan kini telah lebih kondusif dari waktu-waktu sebelumnya. Putri Silvanna kian beristirahat  dengan tenang ditemani Fanny. Dyrroth menatap kosong pada saudarinya.

Tiba-tiba sebuah portal muncul mengeluarkan tubuh seorang Maverick yang ketika itu membawakan sebuah bucket mawar merah dan meletakkan benda itu di atas nakas yang letaknya terdekat dari ranjang Silvanna.

Sampaikan salamku pada yang mulia Putri Silvanna.”

Dyrroth yang sedari tadi mengertakkan giginya dengan sedikit amarah pada pria itu, lalu tiba-tiba ternganga ketika pria itu membuka portal dan menghilang. Fanny memang sejak awal tak mengeluarkan tanggapan apapun dengan segala adegan di kamar itu. Ia sedang merenungi dan meratapi kesedihan sahabatnya, Putri Silvanna, yang menanggung segala perkara yang rumit.

Dyrroth mencoba mencerna apa arti dari segala tindakan dari Maverick mulai dari pria itu sama sekali tidak bermaksud melukainya, dan pada akhirnya mengantarkannya pulang juga menyelamatkannya saudara perempuannya. Dan yang terakhir, ia pergi tanpa meminta apapun kecuali penyampaian salamnya.

*****

Seekor aves bermata tajam, mengarungi dimensi alam yang sungguh kontras dengan alam yang ia arungi sebelumnya. Tubuh emasnya membelah langit yang gelap dan berkilat-kilat. Burung tersebut mendarat dengan cepat setelah penglihatan tajamnya mendapati sesosok makhluk bergelagat aneh.

Namun seiring pendaratannya, sedikit demi sedikit tubuh binatang itu terbakar, bulu-bulunya terbang berhamburan, hingga ketika tubuhnya hampir mendekati titik seorang pria berdiri, tubuhnyapun habis menjadi debu, dan tiba-tiba muncul angin sepoi yang kedatangannya seakan merubah alam yang suram tersebut menjadi lebih damai.

******

Granger tak mampu berpikir jernih, perempuan yang mirip dengan seorang putri mahkota junjungannya tiba-tiba menghilang menjadi cahaya yang seolah kembali ke langit, bersamaan dengan seekor burung yang seakan pernah ia kenali menghampirinya dari ketinggian, burung itu dalam keadaan seperti sedang terbakar dan menjatuhkan bulu-bulunya dengan bermacam-macam keadaan terakhir. Ia pun meraih sehelai bulu emas burung yang telah enyah tersebut di tanah sekitar ia berdiri, memandanginya, dan meremasnya.

******

Guinevere murung, mengurung dirinya sendiri di kamarnya. Setelah ia kembali dari dimensi yang tidak jelas sedari kemarin Malam bersama Pangeran Aurellius dan pria misterius itu, ia pun diantar oleh pengawal kepercayaan Moniyan kembali ke kastilnya.

*****

Berjumpa kembali dengan update annya author…, author minta maaf karena chapter ini masih kurang dari 600 kata, tapi setidaknya lebih panjang dari yang sebelumnya. Dan seperti biasa, author ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang mau meluangkan waktunya utuk membaca karya ini, terutama bagi yang setia menunggu. Semoga hari kalian menyenangkan, dan semangat beraktivitas. Oke… 😊😘

Gold Bird and Late PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang