Pelantikan

87 12 28
                                    

Perhatian: Gambar di atas adalah penggambaran gaun silvanna ketika pelantikan, tetapi gaunnya juga dilapisi dengan jubah keratuan yang terlihat berwibawa dan mahkotanya  nya jauh lebih besar dari itu. Seperti biasa, swipe ke kiri untuk mendengarkan lagu.





Guinevere tampak begitu murung, kepalanya disandarakan pada kursi belakang kereta kencana. Ibu dan ayahnya pergi terlebih dahulu ke tempat tujuan mereka menggunakan kereta yang lain. Ia pada awalnya diminta berangkat bersama seorang pria yang dijodohkan dengannya, tapi ia menolak keras dan memutuskan tanpa persetujuan orang tuanya untuk berangkat sendiri ke daerah pemerintahan Moniyan seorang diri. Siapapun tak akan pernah mengerti bahwa ada seseorang yang telah mengisi hatinya, dan yang menyedihkannya, seseorang itu tidaklah peka padanya dan tak bisa membalas perasaannya. Ia telah lama mencari Dyrroth dan pada akhirnya ia telah bertemu dengannya, tetapi Dyrroth sama sekali tak mencarinya dan tak pernah berniat menemukan dirinya.

Tanpa terasa, kereta kuda yang ditungganginya telah sampai di perbatasan wilayah pemerintahan pusat Moniyan. Sang supir memperingatinya dan ia hanya tersenyum paksa.

*****

Kastil Maverick

Maverick tak lagi terlihat seram seperti sosok misterius dengan jubah gelapnya. Kini, ia berpakaian layaknya seorang pangeran. Pakaian itu berwarna biru caroline dengan piranti zirah dan aksesoris rantai berbahan perak. Rambutnya di tata klimis, dan kulitnya yang pucat bisa diamati dengan jelas, begitupun untuk bola mata obsidian dan kemerahan di garis bawah matanya, dia sudah seperti seorang pangeran yang secara kebetulan baru melepas jubah gelapnya di dalam kastil sehabis menahan dingin dalam perjalanannya di tengah badai salju. Derap langkah sepatu boot putihnya memenuhi lorong yang ia lewati, dan tinggal satu tiang raksasa untuk segera dilaluinya, ingatan masa lalu lagi-lagi mencuri suatu celah di kepalanya.

Kilas Balik

Ia telah berjalan terlalu jauh, keluar dari hutan itu, melewati berbagai pemukiman penduduk, dan bertemu hutan lagi, hingga tak terasa ia telah sampai di perbatasan wilayah pemerintahan pusat Moniyan di mana ia menemukan beberapa orang dengan pakaian prajurit berkeliaran di sekitar wilayah tersebut. Ia berfirasat, mungkin ada yang bisa menolongnya, jadi ia mencoba mengajak bicara mereka,

"Permisi tuan, aku tersesat, bisakah kau menolongku?"

Aktivitas prajurit-prajurit itu seketika berhenti dan melempar pandangan tak terdefinisi ke arah Maverick, lalu yang paling gemuk di antara mereka maju beberapa langkah hingga berjarak paling dekat dengan Maverick, pandangan matanya dipertajam dan ia berkata,

"Kurasa dia iblis."

Detak jantung Maverick berdebar memompa darah pembeku dan menyamarkan segala isi yang ada di kepalanya.

"Akan kumusnahkan kau..."

Prajurit itu mengangkat senjata raksasanya dan seperti bersiap menembakkan sesuatu.

"Ada apa ini?"

Seseorang datang dengan tiba-tiba dari arah wilayah pemerintahan Moniyan. Mata Maverick membulat, seseorang itu menggendong seorang gadis yang terakhir kali ia lihat di tengah hutan. Mata mereka bertemu, hingga beberapa saat kemudian gadis itu memanggilnya kegirangan,

"Maverick..."

Sayangnya, dengan secara bersamaan ketika gadis itu memanggilnya, sebuah peluru magic menembak tubuhnya hingga terdorong ke belakang jauh sampai menabrak batang pohon besar di dalam hutan. Seluruh badannya terasa remuk. Ada sesuatu yang seperti sedang mencabut sebagaian kesadarannya. Pandangan matanya mendadak sangat tumpul dan semua menjadi buram.

Kilas balik tutup

*****

"Sangat disayangkan sekali, paman Alucard dan paman Granger belum kembali, tapi... apakah mereka baik-baik saja?"

Tanya Harith yang kini berada di atas menara bersama Fanny, yang ditanya hanya terdiam, namun di beberapa saat setelah itu ia tersenyum pada bocah dengan ras manusia setengah kucing tersebut.

"Mereka akan baik-baik saja, dan secepatnya pasti akan kembali."

Harith memandang Fanny tak mengerti.

"Aku harus bersiap mengganti pakaian armorku dengan gaun yang indah, kita juga harus bersiap menyalami Putri Silvanna yang kini menjadi ratu, ah, aku tak bisa membayangkan betapa hebatnya ia dengan crown-nya," ujar Fanny dengan senyuman tulus.

Harith mengangguk tanda sangat sepakat.

*****

Di Negeri Entah Berantah

Para marksman handal di negeri yang sampai saat ini belum Granger mengerti, telah berkumpul di lapangan militer pusat kerajaan. Mereka para marksman itu memiliki berbagai macam rupa dan berbagai macam bentuk kemarksmanan mereka. Para marksman tersebut diminta sang raja untuk unjuk kemampuan mengenai seberapa tepat mereka membidik sasaran dengan jarak yang bahkan mata mereka tak menjangkaunya. Satu marksman diberi satu orang pengawas untuk mengawasi perilaku dan hasil tembakan mereka. Ada sedikit rasa takjub di benak Granger saat ia mendengar penjelasan pengawasnya tentang kemampuan sihir yang dimilikinya, sihir itu dapat menjadi satu kesatuan pada titik indra di tubuhnya dan bisa bertumpu ke salah satu indra sesuai keinginan sang empunya. Oleh karena itu sejauh apapun keberadaan titik objek dari subjek yang ingin meberikan sasaran bukan menjadi ukuran suatu batasan sihir itu, dan Granger menganggap hal itu mengerikan dan belum ada ide yang melintas di benaknya mengenai kelemahan dari sihir tersebut.

Granger sudah terbiasa dengan pengalaman beratnya sebagai ksatria Moniyan, itu membuatnya benar-benar terlatih juga termasuk instingnya. Sayangnya, entah mengapa bidikan pertamanya justru melesat ke objek lain yang bukan tujuannya. Pengawas di sampingnya menoleh dan lalu memberi tatapan yang mengandung isyarat bahwa ia harus lebih berkonsentrasi dan memanfaatkan enam bidikan lagi yang menjadi kesempatannya.

*****

Pelantikan

Tubuh sang calon Ratu Moniyan telah dibalut dengan gaun emas yang megah. Ekor gaunnya terjuntai menyapu karpet penghormatan. Rambutnya yang indah terurai ke salah sisi pundak depannya tanpa menutupi salah satu kerlipan berlian pada ornamen indah di kedua anting di telinganya. Mata aquamarine-nya menatap teduh semua yang ia pandang. Silvanna, pada Pagi itu mampu menggetarkan rongga dada dan melemaskan aliran darah semua orang yang tertegun menyaksikannya. Setiap hentakan kakinya seperti karisma melodi alunan musik terompet dan biola yang menyambutnya dari kedua sisi.

Dyrroth tiada henti memapah sang ibundanya untuk bisa tetap berdiri menyaksikan putrinya dari salah sisi singgasana, meski kondisinya tak begitu sehat. Air mata haru seorang ibu pada akhirnya terjun menjadi garis yang dapat membelah kedua pipinya. Mata Raja Aurellius II berkaca-kaca seperti ingin menumpahkan sesuatu saat crown keratuan yang tampak sangat berwibawa diterimanya dari seorang komandan pasukan lama. Crown itu sebentar lagi akan disematkan di atas kepala putrinya, dan hatinya bergetar.

Tibalah ketika Silvanna sampai di singgasana. Dengan gerakan yang bergetar Mahkota kebesaran itu diangkatnya oleh Raja Aurellius di atas kepala putrinya dan perlahan turun tersemat dengan penuh eksekusi, mahkota akan menjadi suatu definisi bagi seorang ratu untuk siap kapanpun memberi hukuman pada yang tidak taat pada perintahnya. Dan Aurellius II membaiat,

"Penyerahan takhta dan kekuasaan untuk sang pemimpin baru Moniyan!"

Semua tamu undangan memberi isyarat salam hormat mereka dan lalu bertepuk tangan, sang ratu memeluk satu per satu anggota keluarganya dengan tangisan haru yang kecil. dan di luar sana terdapat lautan manusia yang tidak mengerti apa yang terjadi dalam. Silvanna berinisiatif untuk pergi ke bagian tinggi bangunan kastil dan menunju ke koridor luarnya, ia menginginkan pernyataannya sendiri perihal apa yang telah ia dapatkan. Selanjutnya adalah waktu bagi Silvanna meyampaikan pidatonya.

******

1.048 kata pada penggalan cerita di chapter ini sudah cukup bikin author puas dan bernafas lega. Untuk pembuatan setiap chapternya, bagi author yang penting pelan-pelan tapi pasti, author harap kalian bersedia menunggu walaupun updatenya lama, hehehe😁.

Silahkan tulis apapun yang ada di pikiran kalian tentang chapter ini di kolom komentar dan pastinya akan author balas. Terima kasih... semoga hari kalian menyenangkan...☺️🥰💕

Gold Bird and Late PoetryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang