BAAMM!!!
"KAMU NGGAK TAU NAMA TEMAN KAMU YANG INI SIAPA??! "
Terlihat ketegangan di raut wajah para mahasiswa baru Jurusan Teknik Industri.
Mereka semua yang tertunduk lemas berpakaian putih hitam lengkap dengan papan nama dengan posisi yang masih dibalik, kaos kaki belang-belang, kalung petai, rambut kepang sesuai tanggal lahir untuk perempuan dan kepala pelontos untuk yang laki-laki. Tidak lupa juga tas karung goni melengkapi status mereka sebagai "Mahasiswa Baru yang sedang di-Ospek".
"SEMUANYA BERDIRI!!!"
"Kalian tau kan, kalau sebagai anak Teknik, kita itu SATU ! Jadi karena salah satu teman kalian di sini gagal mengenal nama temannya, maka kalian semua harus bersama-sama menerima hukumannya!"
Mr. Head Hazer a.k.a Kak Gale sang Ketua Ospek berdiri di depan para mahasiswa baru bersiap memberikan hukuman kepada para mahasiswa baru.
"Kalian semua harus lari keliling lapangan sebanyak 3 kali sambil menyanyikan lagu jurusan kita!"
Semua mahasiswa barupun langsung berlari keluar dari aula menuju lapangan untuk menuntaskan hukuman.
***
Eléa merebahkan tubuhnya kasar di atas kasur sambil memejamkan mata, merenungi kembali hari-hari Ospeknya yang baru berjalan selama 2 hari.
"Ya ampun... Kayaknya aku salah masuk jurusan deh. Ini teknik atau sekolah militer sih ?" Eléa menggerutu sebal sambil menghela nafas panjang.
Kakinya pegal dan semua badannya sakit!
Bukan cuma karena hukuman lari keliling lapangan akibat salah satu teman angkatannya yang tidak tau nama teman yang lain, tapi Eléa juga terkena hukuman jalan jongkok karena isi buku tanda tangan senior nya kurang 27 dari target yang sudah ditentukan.
Bayangkan saja, dalam waktu 2 hari mereka harus mendapatkan 100 tanda tangan senior. Beruntung kalau dapat senior baik hati yang dengan cuma-cuma mau memberikan tanda tangan mereka. Masalahnya, kebanyakan senior pasti akan memberikan semacam tugas. Ada yang disuruh joget, nyanyi potong bebek angsa pakai huruf vokal O semua, push-up, bahkan ada juga yang disuruh teriak di depan halaman kampus "AKU MANUSIA TERGANTENG SE-DUNIA" 10 kali, untuk mendapatkan tanda tangan para senior.
"Sabar, kamu pasti bisa. Tinggal 3 hari lagi", ujar Eléa berusaha memotivasi dirinya.
Setelah berbaring hampir satu jam, terdengar bunyi keroncongan dari perut Eléa. Ia pun segera bangkit dan keluar dari kamarnya dan turun menuju dapur di lantai bawah "Boarding House - La Maison", tempat tinggal nya saat ini yang ia tempati sejak 1 minggu yang lalu.
Pemilik rumah ini adalah seorang nenek yang biasa disapa Oma Tia yang tinggal bersama cucunya bernama Alika yang kini duduk di kelas 1 SMA. Orang tua Alika sudah meninggal dunia sejak ia berusia 10 tahun, dan karena itu Alika tinggal bersama Oma Tia.
Sebenarnya keluarga Oma Tia termasuk dari kalangan sangat berada, hanya saja karena mereka hanya tinggal berdua di rumah yang besar ini dan satu asisten rumah tangga hanya bekerja pulang hari, maka dari itu Oma Tia memutuskan untuk menyewakan kamar kosong di rumahnya.
Ada total 6 kamar di rumah ini, 2 di lantai bawah dan 4 di lantai atas. Masing-masing kamar di lantai bawah ditempati oleh Oma Tia dan Alika. Sedangkan sisa 4 kamar di lantai ataslah yang disewakan, salah satunya sekarang ditempati oleh Eléa.
Eléa baru hendak membuka bungkusan mie-instant nya ketika bahunya ditepuk seseorang.
"Eh, Kak Oliv udah pulang?" tanya Eléa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eléa & Gale
Teen FictionTinggal satu atap bareng sang Ketua Ospek?! * * * Berkisah tentang kehidupan Eléa, mahasiswi baru, yang ternyata tinggal satu atap dengan Mr. Head Hazer a.k.a Gale sang Ketua Ospek yang super galak dan dingin ! Tapi apa benar kalau Gale itu galak d...