Chapter 3

22 3 0
                                    

Tik.. Tik... Tik...

Benar saja, baru setengah perjalanan, rintikan gerimis air hujan mulai membahasi mereka berdua.

Angin berhembus kencang, ditambah dengan hujan yang turun semakin deras membuat Eléa mulai kedinginan.

'Dingin' batin Eléa.

Untungnya, masih ada jaket Gale yang menyelimuti tubuh Eléa.

Namun tidak bisa dipungkiri, walaupun sudah memakai jaket, Eléa yang memang mudah kedinginan, secara alamiah mencari sumber panas yang berada tepat di depannya.

Gale dapat merasakan bahwa tubuh Eléa mulai menggigil.

Bagaimana tidak ?

Secara tidak sadar Eléa sudah memeluk Gale dari belakang. Melingkarkan kedua tangannya di pinggang Gale sambil membenamkan wajahnya ke punggung Gale.

Laju motorpun mulai melambat. Gale menepikan motornya ke sisi jalan dan berhenti di halte bus yang kosong.

"Hujannya semakin deras. Kita berhenti di sini dulu."

Suara Gale menyadarkan Eléa yang pikirannya melayang entah kemana.

Eléa yang tidak sadar telah memeluk Gale, sontak melepaskan kedua tangannya.

"Ma-maaf Kak. Saya nggak sengaja."

'Aduh, Eléa! Bikin malu aja! Kalau nanti Kak Gale ngiranya kamu mau ngegrepe-grepe dia gimana?' Eléa merutuki kebodohannya dalam hati.

Gale tidak menjawab Eléa dan langsung turun dari motor.

Ia mengambil tas goni Eléa dengan tangan kirinya dan mengulurkan tangannya yang lain.

"Eh..tas nya..."

Gale hanya diam menatapi Elea. Tangan Gale masih terjulur untuk membantu Eléa turun dari motor.

"Saya bisa turun sendiri, nggak pa-pa Kak."

Melihat tangan Gale yang masih tidak bergeming untuk turun, mau tidak mau Eléa menyambut uluran tangan Gale dan bergegas turun dari motor.

Eléa dapat merasakan jantungnya berdegup kencang ketika Gale menggenggam tangannya.

Walaupun hanya sebentar, Eléa dapat merasakan kehangatan dari genggaman tangan Gale.

"Makasih Kak." ucap Eléa dengan suara yang sangat kecil sambil menunduk, malu kalau sampai ketahuan pipinya memerah.

"Hm."

Eléa pun dengan cepat berjalan menuju kursi halte.

Roknya agak basah dan rambut kepang tujuh nya lepek tidak karuan karena terkena hujan. Beruntung baju putihnya tidak ikutan basah karena tadi ia memakai jaket milik Gale.

"Ini."

Eléa terpaku melihat Gale memberikan selembar handuk kecil.

"Keringin dulu badan dan rambut kamu."

Eléa dengan sedikit ragu mengambil handuk itu dari tangan Gael.

"Ng... makasih ya Kak." ucap Eléa dan mulai mengeringkan badan dan rambut kepangnya.

Baik Eléa dan Gale sama-sama tidak ada yang mengeluarkan suara lagi.

Eléa merasa sangat canggung dan juga takut salah berbicara jika ia duluan yang memulai pembicaraan.

Sekitar 10 menit penuh keheningan  berlalu, hujan pun akhirnya berhenti. 

Gale berjalan menuju motornya dan mengeluarkan kanebo dari bagasi motor untuk mengeringkan tempat duduk motornya.

"Ayo naik." ucap Gale, mengisyaratkan agar Eléa segera naik ke atas motor.

Ketika Eléa akan naik ke atas motor, tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Oh iya Kak Gale..."

Eléa memanggil Gale dan membuka tas goninya. Tangannya merogoh ke dalam tas.

"Ini Kak, tadi aku ada buat sarapan dan sekalian masak lebih buat Kakak."

Eléa memberikan kotak bekal berwarna biru bergambar beruang, lengkap dengan garpu dan sendok dengan gambar serupa. 

"Mmm.. cuma masakan simple sih, tapi mana tau bisa buat ganjel perut. Kakak belum sarapan kan?"

Gale terdiam sesaat, melihat kotak bekal di tangan Eléa .

'Sepertinya sudah lama sekali sejak terakhir kali seseorang membawakanku bekal.' ucap Gale dalam hati.

Gale merasakan hangat di hatinya ketika menerima kotak bekal itu.

Setelah itu Eléa segera naik ke atas motor, karena ia sadar kalau sekarang ia sudah telat untuk datang ke Ospek.

Baru saja duduk, tiba-tiba Gale memutar tubuhnya dan mendekatkan wajahnya ke arah Eléa.

Mata mereka saling memandang.

Nafas Eléa tercekat, matanya membelalak kaget dan wajahnya memerah saat ia mendapati jarak wajah di antara mereka berdua mendekat.

"K-k.. Kk-kak?" tanya Eléa tergagap.

"Makasih ya, Eléa." kata Gale sambil mengayunkan kotak bekalnya.

Gale tersenyum kecil lalu mengelus lembut kepala Eléa.

Deg !

Eléa & GaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang