02. Lost Stars

525 89 14
                                    

when I think of us I always seem to smile,
cause I was happy for awhile.

            

            

            

             

               

         

            

Andai saja perumpamaan 'berlari dari masalah' bisa Jungkook lakukan dengan kedua kakinya, pasti sudah sejak lama Jungkook berlari kencang. Tidak peduli dirinya akan disebut pengecut atau apapun, rasanya Jungkook ingin menghilang saja. Entah sejak kapan bernapas bebas jadi sesulit ini.

   "Kau meminjam uang dari orang-orang itu lagi?! Bukankah kau sudah setuju untuk selalu bicara padaku?!"

   "Karena kau tidak bisa memberikan jumlah yang kuinginkan, Jeon."

Jungkook menjatuhkan diri di kursi ruang tengah rumahnya, merasa kelewat lelah dengan rutinitas ini.

Yang Jungkook lakukan selama ini hanya berlari, masih terus berlari sampai saat ini. Terus mencari tujuan, atau setidaknya perhentian dari marathonnya. Walau sedikitnya Jungkook tahu akan begini. Di detik Jungkook berlari dari Yoongi untuk menghampiri Jeon Namjoon, kakak kandungnya, Jungkook tahu hidupnya tidak akan pernah sama lagi.

Jungkook memberikan tatapan lelah, menerawang pada Namjoon yang sibuk dengan rokoknya, juga aroma alkohol yang semakin membuat Jungkook muak. Jungkook tentu sangat mengingat Namjoon, mereka pernah hidup di panti asuhan yang sama. Tapi Jungkook tidak ingat bagaimana mereka akhirnya terpisah.

Lalu 6 tahun yang lalu mereka kembali bertemu. Namjoon dengan segala kehancurannya yang sudah tidak bisa ia sembunyikan lagi. Tidak ada sedikitpun niat Namjoon untuk menghampiri adiknya, ia sangat tahu keberadaannya dan segala situasi yang ia miliki akan membuat Jungkook kesulitan. Namun pertemuan mereka terjadi begitu saja.

   "Apa kau tidak bisa setidaknya duduk diam? Aku sedang bekerja keras untuk menyelesaikan semuanya, kalau kau terus seperti ini aku bisa apa? Demi tuhan, aku lelah."

Judi, kekerasan, dan semua masalah Namjoon yang tidak memiliki akhir. Mana mungkin Namjoon membawa itu semua ke hadapan Jungkook. Walau nyatanya kini itu semua sudah terealisasi. Jungkook justru datang padanya, dengan hangat mengatakan bahwa ia akan menemani Namjoon. Jelas ini mimpi buruk bagi Namjoon, ia tahu bagaimana adiknya itu berhasil mendapat kehidupan yang dulu hanya menjadi angan-angan. Jungkook berhasil menemukan kebahagiannya.

Dan Namjoon, yang bahkan tidak bisa memberikan apapun pada adiknya, justru datang memberikan penderitaan.

   "Ya itu urusanmu," Namjoon merespon acuh, sambil terus mengisi rumah itu dengan asap.

   "Brengsek kau, RM!"

Jungkook menggebrak meja saking kesalnya, memberi tatapan murka pada sosok itu. Jungkook memang tahu dirinya akan berada dalam masalah, tapi tidak menyangka kalau sepanjang 6 tahun ia akan terus seperti ini. Menyesal? Tidak yakin. Sekalipun waktu diputar, Jungkook tetap akan memilih jalan yang sama. Jungkook akan datang pada Namjoon, percaya diri bahwa ia bisa mengatasi semuanya.

Sayangnya Jungkook hanya membawa kepercayaan, tidak menyadari bahwa dirinya kelewat lemah. Percaya dirinya yang kelewat tinggi, membuat Jungkook sering melupakan bahwa Namjoon cukup berbahaya.

Maka di saat Jungkook sudah meninggikan suara, di saat Namjoon merespon dengan ekspresi tidak senang, saat itu juga Jungkook sadar kalau ia menambah masalah. Namjoon sudah menghentikan semua aktivitasnya, membalas tatapan Jungkook yang masih dengan tegas terarah padanya.

chosen farewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang