03. Shadow

471 73 3
                                        

some mistakes get made
that's alright, that's okay.

           

            

          

          

            

           

           

   "Sebelum kau pulang, bagaimana kalau kita makan siang dulu?"

Jung Hoseok, psikiater yang sudah hampir 5 tahun Jungkook datangi. Hoseok ingat saat pertama kali bertemu Jungkook di rumah sakit, anak itu datang dengan banyak luka di tubuhnya. Membawa Namjoon yang sudah tak sadarkan diri. Dan dari yang Jungkook katakan, kakaknya mengamuk hebat, lalu pingsan setelahnya.

Maka DID menjadi diagnosa yang Hoseok tetapkan saat itu. Dan hingga saat ini, Hoseoklah yang menangani Namjoon. Setidaknya Jungkook datang ke tempatnya satu bulan sekali, untuk mengambil obat. Atau untuk situasi tertentu, intensitas kedatangannya bisa lebih. Jungkook juga sudah tidak rutin membawa Namjoon ke sana, hanya di saat Jungkook merasa tidak bisa menanganinya sendiri. Karena Jungkook tahu, tempat itu justru membuat Namjoon makin tertekan.

   "Itu, hyung, aku...agak buru-buru."

   "Buru-buru apanya, kau kan selalu ke sini saat libur. Masih mau membohongiku?"

Hoseok mengakui dirinya agak bodoh di saat 1 tahun pertama menangani Namjoon. Hoseok lumayan kewalahan dengan Namjoon saat itu, sampai tidak menyadari kalau di sana juga ada Jungkook. Sosok yang sangat rentan menerima dampak atas segala situasi. Hoseok bahkan baru dibuat sadar setelah Jungkook tiba-tiba pingsan saat konsultasi, dengan dokter yang mengatakan bahwa anak itu kurang istirahat dan pola makan yang berantakan.

Gangguan Depresi.

Hoseok benar-benar menyalahkan diri saat itu, karena tidak bisa mencegahnya. Keadaan Jungkook sudah lumayan serius, sampai tidak bisa menghentikan Hoseok untuk membuat diagnosa.

   "Kau ingat restoran temanku yang pernah kita datangi? Bukankah kau bilang pasta di sana enak? Ayo kita ke sana."

Hoseok tidak ingin melewatkan apapun lagi, ia selalu berusaha untuk memahami Jungkook dan Namjoon. Tapi apa yang sudah ia dapatkan selama 5 tahun? Mungkin Hoseok sudah paham dengan sifat keduanya, bagaimana aktifitas mereka, dan kehidupan mereka saat ini. Tapi tidak ada satupun akar permasalahan yang Hoseok ketahui.

Bahkan hal kecil seperti keluarga dan orang terdekat, Hoseok tidak pernah menemuinya. Jungkook hanya bilang orang tuanya sudah tahu tentang ini, tapi mereka sedang bekerja di luar negeri. Padahal konsultasi untuk memberi pengetahuan pada kerabat dekat sangat penting, karena semua ini tidak akan membaik hanya dengan obat-obatan.

Maka lagi-lagi yang bisa Hoseok lakukan hanya berusaha, menempatkan dirinya sebagai orang terdekat. Memastikan segala perkembangan Namjoon, membuat Jungkook tidur dengan nyenyak, dan tidak membiarkan Jungkook kehilangan pola makan yang benar.

   "Wah, kelihatannya enak sekali." seru Hoseok tepat setelah pesanan mereka datang. "Pekerjaanku hari ini benar-benar membuatku pusing, jadi kau jangan ikutan menambahkannya. Cepat makan,"

Dari awalpun Hoseok sudah bisa menangkap, Jungkook tidak sedikitpun terlihat berselera untuk makan. Mata itu juga terlihat sangat lelah, walau garis senyuman halus di bibirnya tidak pernah hilang. Sembari makan, Hoseok tidak melepas tatapannya dari Jungkook. Memberi tatapan yang seakan memaksa Jungkook untuk menghabiskan makanannya.

Tentu Hoseok tidak bermaksud membuat Jungkook makin kesulitan, tapi mau bagaimanapun makan adalah hal terpenting yang perlu Jungkook lakukan. Sampai di saat Jungkook sudah berhasil menghabiskan setengah dari makanannya, Hoseok berhenti mengintimidasi.

chosen farewellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang