[4/10]

3.8K 643 89
                                    

"Nee-san, [Name] sama Shoto berangkat dulu ya."

"Hati-hati ya."

[Name] sedikit berlari mendatangi Shoto yang sudah ada di depan pintu rumah.

Shoto-nya mengheningkan cipta lagi.

"Jangan gugup, kita cuma ke rumah sakit bukan ke kuburan."

Emang kalau ke kuburan gugup ya?

[Name] menepuk punggung Shoto, yang ditepuk cuma menarik napas dalam-dalam

"Oke ayo berangkat!"

[Name] sama Shoto mau ke rumah sakit buat jenguk mama Rei. Kalau [Name] sebenarnya udah sering jenguk mama Rei, dan kali ini Shoto ikut.

Alasannya tidak perlu dijelaskan lagi kalian pasti tau.

Kan?

[Name] sama Shoto jalan kaki menuju rumah sakitnya. Sekalian olahraga si kata [Name].

Diperjalanan [Name] dan Shoto jadi perhatian. Jelas lah, si [Name] setiap ngeliat orang jualan pasti dia tanyain harganya berapa.

Buat referensi jualan katanya.

Untungnya Shoto bukan tipe orang yang suka ninggalin, kalau iya sudah dia tinggalin tuh kakaknya dipinggir jalan.

"Disini, Nee-chan?"

Shoto mendongak melihat gedung rumah sakit.

"Ya iyalah Shoto. Cepet ayo."

[Name] dan Shoto masuk kedalam rumah sakit, berkeliling. Bukan karena sesat, [Name] cuma mau meredakan rasa gugup adiknya.

Setelah putaran kelima, baru [Name] tunjukin ruangan mama Rei.

"Okaa-san, anakmu yang cantik datang!"

[Name] masuk dengan berteriak, meninggalkan Shoto yang masih terdiam didepan pintu.

Mama Rei tersenyum, lantas memeluk anak perempuannya yang cinta akan uang ini.

"Eh? Shoto kenapa belum masuk? Sini."

Shoto akhirnya memberanikan dirinya.

Mama Rei merentangkan tangannya, berniat memeluk Shoto.

Shoto menoleh pada [Name] yang berada disamping mama Rei.

[Name] tersenyum dan mengangguk.

Shoto berjalan maju dan akhirnya sampai pada pelukan mama Rei.

"Shoto, okaa-san merindukanmu."

Tanpa sadar air mata turun membasahi pipi putih Shoto.

[Name] tidak melewatkan kesempatan ini, dia langsung memotret di setiap sisi.

Dari atas, bawah, samping kiri, samping kanan.

Tenang foto yang ini tidak akan dia jual kok

mungkin.

Seusai berpelukan, [Name] memberikan buah-buahan yang dirinya dan Shoto beli tadi.

[Name] menceritakan banyak hal, terutama tentang Shoto yang sudah mau menggunakan quirk apinya.

"Dia baru mau mengeluarkan quirk apinya setelah diceramahi dengan temannya yang bernama... Siapa namanya Shoto? Nee-chan lupa."

"Midoriya Izuku."

Shoto tidak masalah kakaknya menceritakan tentang dirinya. Walaupun agak dilebih-lebihkan.

"Ah iya Midoriya! Dan setelah itu Shoto menggunakan quirk apinya dan boom! Terjadi ledakan besar. Aku sangat menyukai scene itu!"

My Twins | Todoroki ShotoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang