[9/10]

2.5K 512 109
                                    

"ASRAMA?!"

Teriakan [Name] berhasil membuat Shoto menutup telinganya. Kenapa akhir-akhir ini kakaknya sering teriak-teriak?Kerasukan Bakugou?

"Iya..."

Fuyumi menjawab dengan suara kecil.

[Name] menoleh pada Shoto dengan tatapan tak percaya, Shoto hanya mengangkat alisnya.

Melihat respon sang adik, [Name] langsung menangkup kedua pipi Shoto.

"Ini?! Adikku yang imut dan handsome ini?!"

[Name] semakin menangkupkan pipi Shoto yang membuat bibirnya mengerucut.

"Aku tidak bisa pisah dari Shoto!"

Siapapun tau bahwa rasa sayang [Name] pada Shoto itu benar-benar besar, melebihi rasa sayangnya pada dirinya sendiri.

Karena Shoto adalah sumber uangnya.

"[Name], ini aturan U.A."

Natsuo menyingkirkan tangan [Name] dari wajah Shoto dan memijat kedua pundaknya, sebuah upaya agar [Name] tenang.

"Nee-chan mau pindah ke U.A?

Mendengar pertanyaan Shoto, [Name] langsung menggeleng.

"Mana mau aku pindah! Pelanggan ku nanti gimana kalau aku asrama?!"

Natsuo kembali menarik [Name] untuk kembali duduk dan memijat kepalanya agar tenang, percuma Natsu, yang bisa bikin [Name] tenang itu uang.

"[Name], Shoto cuma ke asrama, dia pasti baik-baik saja."

Mata [Name] berkaca-kaca, sumber uangnya mau pergi.

[Name] terus-menerus menyuarakan protesnya, sampai akhirnya [Name] tenang karena Shoto bilang

"Aku akan mengirimkan foto apa yang aku lakukan, Nee-chan."

Bagus, uang tetap jalan.

                                            ~

"Shoto yakin mau asrama?"

Shoto helaan napas keluar dari bibir Shoto, sudah tiga kali dirinya mendengar pertanyaan yang sama dari [Name].

"Iya, Nee-chan."

[Name] mem-poutkan bibirnya, iris matanya mengedar mencari pelampiasan.

Mata [Name] menangkap makhluk berambut hijau, seperti brokoli berjalan.

"Ah! Izuku-kun!"

[Name] melambai-lambai pada Midoriya yang mempercepat jalannya.

Shoto menyipitkan matanya, Midoriya masih jauh padahal. Mata [Name] bagus juga bisa melihat Midoriya dari jarak yang lumayan jauh.

"Konnichiwa Todoroki-kun, Todoroki-...chan."

Midoriya menggaruk kepalanya, bingung harus bagaimana memanggil kedua makhluk kembar ini.

"Kan sudah kubilang panggil aku [Name], bahkan aku memanggilmu 'Izuku'."

[Name] menarik tangan Midoriya, memberi salam tangan seperti baru berkenalan.

"Ah iya."

Midoriya malah nge-blush sendiri, tau lah gimana Midoriya kalau sama cewek.

Iris matanya bergulir kearah lain, mengalihkan pandangan dari genggaman [Name], tetapi karena itu matanya malah mendapati wajah Shoto yang sedang menatapnya dengan tatapan dingin.

"Ayo, Nee-chan."

Shoto menarik tangan [Name] yang menggenggam tangan Midoriya.

"Sabar, Shoto. Izuku-kun mau kemana?"

[Name] yang paham maksud adiknya lantas menggenggam tangannya.

"Aku mau ke pusat perbelanjaan, membeli beberapa barang untuk di asrama nanti. Adikku juga menitip earphone."

"Earphone lagi? Mido-chan memang boros."

[Name] menggelengkan kepalanya, mengingat temannya yang selalu membeli earphone itu.

Ah iya saya lupa, [Name] dan adiknya Midoriya itu satu sekolah, bahkan sekelas.

Kenapa dipanggil Mido-chan? Karena [Name] sudah pernah memanggilnya dengan nama kecilnya dan berakhir dihempaskan dengan quirk miliknya. Dia bilang Yang boleh memanggil nama kecilku hanya Izuku.

"Bagaimana jika kita belanja bersama? Aku dan Shoto juga mencari barang untuknya di asrama."

Midoriya terkejut dan menoleh pada Shoto.

[Name] ikut menoleh pada Shoto dengan mata berbinar.

Shoto tidak bisa menolak kalau begini, ia hanya mengangguk.

"Oke, ayoo!"

[Name] menarik Shoto dan Midoriya untuk berkeliling, menghabiskan waktu terakhir untuk berjalan bersama.






































[OMAKE]

"Uang udah bawa kan?"

"Iya, Nee-chan."

Shoto sudah siap berangkat tetapi [Name] masih memeluknya. Fuyumi dan Natsuo hanya tersenyum kecil.

"Jangan lupa makan, minum, mandi, olahraga, pokoknya jangan sampai sakit."

[Name] menepuk-nepuk pundak Shoto, sebuah upaya untuk memberi semangat.

"Aku berangkat."

Baru berjalan satu langkah, Shoto kembali ditarik oleh [Name].

"Jangan lupakan ini."

[Name] mencium kedua pipi Shoto, hidungnya, dahinya, matanya, bibirnya, lehernya dan tangannya.

[Name], tukeran tempat yok.

Shoto tetap berwajah datar. Fuyumi dan Natsuo sudah menarik [Name], menjauhkan [Name] dari Shoto takut dia melakukan hal lain lagi.

"Sayonara Shoto!"

[Name] terus melambai pada Shoto, sampai akhirnya Shoto sudah tak terlihat lagi dimatanya.

Sekarang dirinya tidak bisa lagi  uwu-uwuan sama Shoto, siapa dong penggantinya?

My Twins | Todoroki ShotoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang