chapter 5

2.5K 328 8
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~¦¦★¦¦~~~~~~~~~~~~~~~~

"Apa aku cari kesebelah sana saja ya? Baiklah aku akan cari kesebelah sana"

~~~~~~~~~~~~~~~~¦¦★¦¦~~~~~~~~~~~~~~~~

"??"

"Barusan... apa yang kakak lakukan?" Tanya acatia

"Kakak jangan - jangan penyihir ya?" Tanyanya lagi

"Kalau hal lain? Apa kakak bisa melakukan hal lain juga?"

"Yah, seperti Ini?" Tanya laki - laki itu sembari mengelurkan gelembung sabun(?) dengan sihirnya.

"Wuaaah"

'Hebat! Beneran sihir!' Batin Acatia

Lalu acatia terus memecahkan gelembung itu.

'Kok, lama - lama... napasku...'

Hosh

Lalu acatia menutup matanya.

Pop pop pop

"!!"

"Eh? Apa?"

"?!"

Laki - laki itu terkejut karena hal yang terjadi barusan, tetapi dengan cepat ia menstabilkan air muka nya.

"Heh.. ternyata kau bisa melakukan sihir ya" ucap laki - laki itu dengan smirk yang menyebalkan.

"Hah? Sihir? Aku?" Tanya Acatia yang kebingungan.

"Ya, sihirmu yang membuat semua gelembung itu pecah"

"Wuaah"

"Ternyata aku bisa sihir!"

"Ya"

"Ngomong - ngomong"

"??"

"Melihat matamu, harusnya kau keturunan langsung... kau anaknya cailum?" Kata/tanya(?) laki - laki itu

"Dia bukan ayahku!" Jawab acatia

"Udahku duga, ternyata aku tidur lebih lama dari perkiraanku. Kalau begitu putranya... kau anaknya ternitass?"

ACATIA POV

Dia menyebutkan nama raja terdahulu seperti menyebutkan nama anak tetangga?

ACATIA POV END

"Kakak ini bicara apa sih! Nama ayahku claude!"

"Claude? Jangan bilang itu nama raja yang sekarang?" Tanya laki - laki itu

"Iya!"

"HAHAHA!!"

"Apa itu? Jadi sudah terjadi revolusi dinasti?"

"??"

"Ng?"

"Tunggu" kata laki - laki itu, lalu memegang kedua pipi acatia dengan satu tangannya.

"!!"

'Ke, kenapa dia begini? Beraninya memegang wajah perempuan semba...'

"Apa ini?"

"Kau mengagumkan" ucap laki - laki itu sembari matanya mengeluarkan cahaya.

"??"

"Aku baru pertama kali melihat kasus seperti ini" kata laki - laki itu

"Lumayan menarik juga" lanjutnya lagi

Tak

"?!"

"Hmm, berarti apa aku biarkan hidup saja?"

"Siapa namamu?" Tanya laki - laki itu

"Untuk apa kakak tahu-?!"

"Kenapa begitu? Aku kan bukan orang jahat"

"...."

"Kalau begitu biar kau tahu lebih dulu namaku, aku lucas"

Ctak

"Saat kita bertemu lagi nanti, panggil namaku ya" kata lucas

"Aku pergi dulu sampai ketemu nanti" katanya lagi

Craas

"!!"

Srarak

~~~~~~~~~~~~~~~~¦¦★¦¦~~~~~~~~~~~~~~~~

"Papaaa! Aku kangen!"

"...."

"Yang mulia, hari ini cuaca nya sangat baik. Bagaimana jika anda keluar dan jalan - jalan" ujar felix

"Jalan - jalan? Boleh juga"

ACATIA POV

Dilihat bagaimana pun juga, singgasana itu memang sangat keren.

Aku ingin mengelupasnya sedikit.

ACATIA POV END

Srek

"Apa?"

"Papa, papa gendong"

Lalu claude pun mulai menggendong acatia dengan posisi yang nyaman bagi acatia. Gak kayak waktu claude gendong athy:v

"Minggir. Mengganggu" ucap claude pada felix, dan berjalan keluar dari ruang singgasana.

"Anu, yang mulia. Apa saya boleh berjalan lebih dekat?" Tanya felix ragu

"Aku sudah bilang kau mengganggu. Mundur lagi 10 langkah kebelakang" jawab claude

"Kalau anda lelah saya bisa menggendong tuan putri" ujar felix

"Berisik"

Saat mereka sudah sampai ditaman.

"Memang sebaiknya saja saya ya yang menggendong tuan putri selanjutnya?" Tanya/kata(?) felix

"...."

"?"

'Ada yang aneh. Dari tadi jantungku terus'

Deg deg deg

"Uh"

Karena merasa mendengar suara claude dan felix menoleh ke arah suara itu dan melihat acatia yang... mengeluarkan darah dari mulutnya. Acatia pun terkejut karena melihat di kedua tangannya ada noda darah.

'Eh?' Batin acatia, lalu ia pun sedikit melihat kearah claude. Ekspresi claude terlihat sangat terkejut.

'Kenapa darah...'

Lalu tak lama kemudian tubuh acatia oleng dan pandangannya buram.

Bruk

"Tuan putri!!"

T.B.C
~~~~~~~~~~~~~~~~¦¦★¦¦~~~~~~~~~~~~~~~~

Oke, lagi - lagi pendek mana uploadnya telat lagi. Hah.. oke lah tunggu next chapter ya. Bye bye

●Eternity● (wmmap x readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang