Chapter 2

288 19 2
                                    

Kiwa Present

Art isn't mime

0_0

Hari minggu, Evan tidak bisa bertemu dengan gadis incaran. Saat ini ia sedang membaca sebuah kertas berisi identitas Adhara. Hasil pencarian dari arsip siwa-siswi di sekolah.

___

Nama : Adhara Dafiya Wijaya
NIK :006xxxxxxx
TTL : RSU X, 9 Agustus 19xx
Alamat : Jln. X No. xx
Orang tua/Wali : Husain Putra Wijaya
No. Tlp :08xxxxxxxxxx

___

Manis, kata pertama yang muncul kala melihat foto sang gadis. Evan merenung, mengingat pertemuan pertamanya kemarin dengan Adhara. Ia mendengus, agak kesal dengan sikap gadis itu.

“Kak!” panggil siswa SMP tahun pertama dari pintu kamar, Firman.

“Apa?”

“Dipanggil Mama,tuh!”

Evanpun bergegas menemui sang Mama yang ada di ruang keluarga. Seperti biasa, wanita 40 tahun itu sedang menonton acara gossip.

“Ada apa, Ma?”

“Itu, tolong ambilin pesanan Mama di toko Antique Things. Kemarin Mama abis mesen cangkir imut buat minum teh gitu!” pinta Mama tanpa mengalihkan perhatiannya dari tv.

“Kenapa gak ambil sendiri, sih?” anak durhaka. “Lagian, bukannya cangkir Mama udah banyak? Mama kan juga lebih suka minum kopi dari pada teh!”

“Ambilin aja napa? Besok ada arisan di rumah, Mama mau pamer!”

“Huh, dasar Ibu-Ibu!” gerutu Evan, ia heran apa untungnya pamer barang yang bahkan tidak ada gunanya sama sekali.

_000_

Si BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang