Chapter 3

241 20 0
                                    

Kiwa Present

0_0

Hari libur selalu Adhara habiskan dengan membantu neneknya menjaga toko Antique Things. Sesuai namanya, toko itu menjual berbagai barang antik yang cantik-cantik. Vas, cangkir, kamera tua, kursi goyang tua, dan semua barang berumur lama tersedia di sana. Kualitas barangnya bagus dengan harga pas.

Lonceng di atas pintu berbunyi, menandakan adanya pelanggan yang datang. Senyum ramah otomatis merekah sebagai sapaan disertai sedikit anggukan kepala.
Adhara tertegun, si senior. Masih ingat kejadian kemarin, ia tidak bermaksud  tidak sopan, hanya tak ingin berurusan dengan siapapun. Evanpun sama, tak menyangka akan bertemu dengannya disini. Sedikit kikuk, ia berjalan kearah Adhara yang berada di belakang meja kasir.

“Gu-saya mau ambil pesenannya Bu Mirna!” kenapa jadi gugup gini?, pikir Evan.

Adhara segera mengambil pesanan yang dimaksud, lalu dengan cekatan membungkusnya. Tadi neneknya sudah memberi tahu hal ini, jadi ia tidak bingung. Sembari tersenyum, Adhara menyerahkan pesanan itu pada Evan.

“Makasih.” Lagi-lagi Adhara tersenyum sebagai respon.

Keluar dari toko, heran menyelimuti. Kenapa dia gak pernah bicara? Dia gak suka atau gimana, sih?

“Eh tapi, tadi dia senyumnya gak kepaksa, kan? Au ah silau!” au ah gelap udah mainstream. :P

0_0

Si BisuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang