⚠️SEBELUM MEMBACA LEBIH BAIK DI MASUKAN KE READING LIST ATAU DOWNLOAD DULU YA! JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM SEMUANYA!⚠️
Menceritakan seorang lelaki bernama Arsenio Zeus Aldebaran-- sang ketua Graventas-- yang terkenal akan kekejamannya. Seorang lelaki...
⚠️Terdapat kata kata kasar dan adegan yang tidak pantas ditiru dibeberapa part⚠️
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUASANA kantin hari ini sedikit lebih kondusif dibanding hari-hari kemarin. Entah kenapa tapi tidak banyak murid yang ke kantin hari ini.
Tapi itu menjadi sebuah keuntungan untuk mereka yang pergi ke kantin karena tidak sesak dan tidak perlu mengantri lebih panjang lagi.
Di pojok kantin terlihat kalau meja yang di tempati oleh Arsen dan teman-temannya terlihat sedikit berisik.
Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kenzo dan Canva?
Kedua lelaki tampan itu sedang memperebutkan cireng Bu Ija yang sisa satu. Walaupun harga makanan di warung Bu Ija sangat murah-murah, tapi rasa nya sangat nikmat.
Terutama cireng isi nya.
"Balikin ah cireng gue!" Kenzo merebut cireng nya yang ada di tangan Canva dengan kasar.
"Bagi sih?! Pelit amat." decih Canva, julid.
"Beli anying, beli!" balas nya, sewot.
"Goceng doang, pelit banget lu ah!" kata Canva, merajuk.
"Ya justru karena goceng doang lu beli! Setan!" umpat Kenzo, tak habis pikir.
"Beli, sekalian buat yang lain." lerai Arsen, menyodorkan selembar uang berwarna biru.
"LOH KOK?!—"
"Udah gausah ber iri-iri an lo pada." decak Alan, jengah.
Kenzo mendengus sebal. Sedangkan Canva, sedang tersenyum mengejek yang terlihat sangat amat menyebalkan di mata Kenzo.
Mereka terlihat seperti saudara yang sedang bertengkar karena salah satu nya tidak dibelikan es krim.
Miris.
"Awas lu ye." ancam Kenzo tanpa suara.
Setelah kembali, Canva tidak hanya membawa cireng Bu Ija, melainkan membawa empat orang gadis dan menyuruh mereka untuk duduk bersama nya.
Canva? Membawa seorang gadis? Yang benar saja!
Tentu kedatangan mereka membuat Arsen dan yang lain terkejut bukan main. Siapa juga yang tidak kaget? Canva tidak pernah seperti ini sebelumnya.