"Penjelasan kami belum selesai, bukan? Ini baru dari obat fluoxetine saja," kata Inspektur Rian.
"Lanjutkan," kata Kapten Adrian.
"Kemudian barang bukti kedua adalah tali karmantel. Tali yang biasa digunakan untuk olahraga panjat dinding. Kita tahu siapa yang mengikuti komunitas olahraga ini di sekolahnya," kata Inspektur Adi.
"Alex," kataku. Semua orang melihat ke arah Alex.
"Apa tali karmantel ini milikmu?" tanyaku.
"Ya, ini punyaku. Dari mana kalian dapat?" tanyanya.
"Kamarmu. Saat aku menginvestigasi," jawabku.
"Tali karmantel inilah yang melilit di leher Pak Dio hingga tewas. Jika Pak Dio memang berniat gantung diri, tentu ia tidak akan melakukannya menggunakan tali seperti ini. Dan tentunya pasti ia tidak akan melakukannya di lampu gantung rumahnya sendiri. Maka dari sinilah kami tahu bahwa Pak Dio meninggal karena ada yang berniat membunuhnya, bukan murni bunuh diri," kataku.
"Tali ini memang punyaku, tapi aku tidak mungkin mengikatnya pada papaku sendiri hingga ia meninggal," kata Alex panik.
"Ya benar. Tapi jika kau berada di kondisi yang benar-benar membencinya, apakah mungkin? Tentu. Aku tahu papamu lebih sayang dan lebih memperhatikan Angel daripada kamu, mungkin dengan cara ini kamu akan lebih tenang," kataku.
"Tapi aku benar-benar tidak membunuh papa. Papa memang lebih memperhatikan Angel daripada aku, tapi itu tidak masalah," kata Alex takut.
"Jangan menangis, karena memang bukan kamu pelakunya," kataku pada Alex sambil menepuk pundaknya.
"Lalu siapa yang membunuhnya? Jangan buat kami penasaran," kata Bu Riani.
"Barang bukti yang ketiga yang akan menjelaskannya," kata Inspektur Rian.
"Gunting. Lihat, gagangnya pecah bukan?" kata Inspektur Adi.
"Ya, saya melihatnya," kata Pak Reno.
"Di ujung gunting ini terdapat beberapa helai benang dari tali karmantel itu. Artinya pelaku memotong tali itu menggunakan gunting ini sehingga serat benangnya tertinggal di ujung gunting," kata Inspektur Adi.
"Gagangnya yang pecah, akibat dari hantaman benda keras seperti meja. Gunting ini menghantam kaki meja itu sehingga ada bekas goresan disana," kataku.
"Orang yang memotong tali karmantel menggunakan gunting inilah pelakunya," kata Inspektur Rian.
"Kami telah melakukan tes sidik jari dan hasilnya ditemukan sidik milik seseorang di rumah ini," kata Kapten Adrian.
"Orangnya adalah... dia," kata Inspektur Adi sambil menunjuk anak itu.
"Pelakunya adalah Angel, putri bungsu Pak Dio," kataku.
Semua orang melongo melihat ke arah Angel. Bahkan Mbak Tina juga ikut melotot kaget mendengarnya. Angel hanya terdiam dengan mata berkaca-kaca.
"T-tunggu. Ini tidak benar kan?" tanya Bu Riani tak percaya sambil menatap keponakannya itu.
"Kali ini memang benar. Angel pelaku pembunuhan Pak Dio berdasarkan bukti kuat yang ada," jawab Inspektur Adi.
"Izinkan aku berpendapat, tolong koreksi jika salah," kataku.
"Angel membunuh Pak Dio dengan cara seperti yang kita tahu, melilit tali di leher kemudian menggantungnya di lampu gantung. Bagaimana caranya? Ia mengambil tali karmantel milik kakaknya, Alex, yang mungkin tertinggal di meja ruang tamu. Kemudian dia memotongnya menggunakan gunting, karena sedikit kesulitan maka Angel harus menekan guntingnya beberapa kali sebelum akhirnya tali berhasil terpotong. Itu meninggalkan bekas serat benang pada ujung guntingnya, namun Angel tidak menyadari hal ini," kataku.
"Angel memang berniat membunuh ayahnya, tapi ia tidak tahu caranya. Dengan ceroboh ia berhasil membunuh ayahnya dengan cara menggantungnya di lampu gantung rumah ini," kataku.
"Sebelum Angel berhasil menggantung ayahnya, pasti terjadi perdebatan terlebih dahulu. Sehingga Angel yang semula ingin mengancam ayahnya menggunakan gunting, berubah menjadi ingin menggantungnya di lampu. Karena ancaman Angel dengan gunting itu membuat Pak Dio merasa kesal sehingga Pak Dio melempar gunting itu ke sudut meja," kataku.
"Itu alasan mengapa ada goresan di kaki meja ini," kata Inspektur Rian.
_____________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Chandelier [END]
Mystère / ThrillerPesta ulang tahun ke-13 Angel Kusuma, putri seorang keluarga konglomerat kota ini, berubah menjadi seram tatkala adanya tragedi kematian Pak Dio Kusuma, ayah Angel, yang terjadi di rumah kediaman pribadi keluarga Kusuma yang megah. Velisa Andriani...