Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
****
Sinar Matahari pagi menyapa malu-malu dari balik jendela ruang lantai dua Villa milik Merrill saat Sena membuka matanya.
Ia melirik jam di dinding, pukul tujuh pagi.
Si manis menguap dan mengusap matanya yang masih mengantuk. Tubuhnya menggeliat tidak nyaman saat di rasa ada sesuatu yang menindih perut ratanya.
Sena lalu menoleh, Dan wajah Braga yang masih terlelap langsung menyapa penglihatannya.
Pandangannya pindah ke bawah, dimana tangan Braga ternyata sedang memeluk perutnya.
Sena reflek tersenyum lucu seraya pipinya memerah. Ah ini masih pagi dan Sena sudah tersipu.
Lelaki itu sedikit memiringkan tubuhnya agar menghadap pada si tampan.
Sena memperhatikan wajah sempurna itu. Hidungnya yang mancung hampir menyentuh hidung Sena saking dekatnya posisi mereka di atas tempat tidur ini.
Dalam hati si manis terkekeh lucu. Perasaan semalam Braga berusaha untuk tidak tidur terlalu dekat dengannya. Cowok itu bahkan menggunakan guling untuk pembatas di antara mereka.
Entah kemana guling itu sekarang.
Telunjuk Sena ia arahkan untuk menyentuh hidung Braga. Mengelus lembut dari pangkal sampa ujung hidungnya.
Perbuatan itu membuat Braga terganggu dalam tidurnya. Perlahan si tampan mencoba membuka mata.
Matanya masih menyipit waktu suara Sena terdengar. "Good Morning Aga."
Membuat yang di panggil langsung membuka mata sepenuhnya. Dan sialnya reflek Braga cukup baik saat terkejut, terbukti dari kakinya yang bergerak sangat cepat menendang Sena sampai si manis terjatuh dari atas tempat tidur.
Suara gedebug terdengar sampai kelantai bawah.
"AW! AGA KOK GUE DI TENDANG SIH?" Sena berseru kesal. Ia mengelus bokongnya yang tadi mendarat lebih dulu di lantai.
Braga gelagapan. "LAGIAN LO NGAPAIN TIDUR DEKET BANGET KAYA GITU?"
"YANG TIDUR SAMBIL MELUK GUE KAN ELO!"
"MANA ADA?"
Sena mendengus. Calonnya ini tampan tapi menyebalkan memang.
