23. Sena vs Nina

42.7K 5.8K 1.2K
                                    

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Sena keluar dari kamar dan menuruni anak tangga rumahnya dengan perasaan yang cukup berkecamuk.

Beberapa kali anak itu berpapasan dengan para pelayan di rumahnya, yang langsung menyapa hormat Saat melihat Sena, tapi tidak ia gubris sama sekali.

Pikirannya masih berfokus pada fakta kalau Braga pergi dengan Nina. Dan fakta bahwa Braga berbohong padanya.

Tapi kenapa? Bukannya selama ini Braga sama sekali tidak tertarik dengan Adik tirinya itu? Kenapa Braga mau pergi dengan Nina? Kenapa Braga harus bohong pada Sena? Kenapa?

Terlalu banyak pertanyaan yang berlarian di kepala Sena sampai membuat Anak itu mengacak rambutnya sendiri.

Si manis memasuki ruang keluarga di lantai dua, dan melihat Istri Papinya sedang menonton TV sambil merajut di sana.

Sekedar informasi, Rumah Papinya ini memiliki tiga lantai. Lantai dua biasa di pakai untuk kumpul keluarga dan tempat dimana Kamar Nina berada. Untuk lantai tiga itu ada kamar Sena, sedangkan lantai pertama ada kamar Papi dan Istrinya serta kamar para pelayan.

Untuk ukuran istri seorang Sultan, Tante Yuna biasa Sena memanggilnya. Memang hidup dengan cara yang sederhana.

Ia lebih memilih diam di rumah. Melakukan kegiatan dengan merajut, atau membuat kue untuk di bagikan ke tetangga. Tidak jarang juga tante Yuna menjual hasil rajutannya dengan harga yang murah.

Tidak ada kegiatan belanja setiap hari, menghaburkan uang kesana kesini.

Tapi biar begitu Sena tau, apa yang ibu tirinya pakai dari ujung rambut sampai ujung kakinya bernilai selangit.

Lain Ibu lain lagi anaknya, Karenina. Dia seolah kebalikan dari Yuna. Anak perempuannya itu memanfaatkan kekayaan sang Ayah tiri dengan sangat Baik.

Ia sering membeli barang-barang yang tidak penting dengan harga mahal tapi pada akhirnya hanya akan menjadi pajangan di walk in closet-nya.

Karena Tujuan utamanya memang hanya untuk pamer.

"Eh Sena? Kenapa nak? Kamu lapar? Mau makan?" Suara Tante Yuna terdengar saat Sena duduk di Sofa dekat dengan dirinya.

Jujur Sena bersyukur Istri Papinya ini bukan tipe perempuan yang angkuh. Dan bisa menjadi sosok Ibu yang baik untuk Sena.

Sena menghela nafasnya. "Nggak Tante. Aku nggak laper."

"Tapi tadi kan kamu gak ikut makan malam karena ketiduran Nak."

"Iya, tapi aku belum laper." Sena mengedarkan pandangannya. "Babeh belum pulang ya dari Malay?"

"Iya Belum Sayang. Kata Papimu dia pulang besok."

"Kalo Suke-" ucapan si manis terhenti saat tatapannya berhenti pada wajah Yuna. Ia berdehem sebelum melanjutkan; "Maksud aku kalo Nina belum pulang juga Tante?"

GANA TWEETS : The Royal Couple (NoMin AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang