🍃 acht 🍃

215 57 6
                                    

Masa ujian tengah semester sudah berlalu dua hari lalu dan ini adalah saatnya bagi para siswa menikmati waktu kosong sebelum ujian semester yang akan berlangsung tak lama lagi.

Tapi, lain halnya dengan Sejeong dan anggotanya yang malah disibukkan dengan persiapan pensi untuk kelulusan kelas duabelas yang akan diselenggarakan dua minggu lagi. Dan dengan itu pula, setiap kelas diminta mengirim perwakilan untuk mengisi acara kelulusan nanti agar semakin meriah.

"Istirahat dulu Se, lo mondar-mandir daritadi apa gak capek?" sudah kesekian kalinya Doyoung―wakil OSIS mengingatkan pasangannya yang keras kepala itu.

Jam sudah menunjukkan waktunya istirahat makan siang, anggota OSIS yang lain pun sudah mulai bergantian pergi ke kantin untuk mengisi perut sebelum kembali melakukan kerja rodi.

"Ntaran, nanggung nih!" Sejeong menyahut dari atas panggung, membantu anggota seksi dua agar segera menyelesaikan tata panggung.

"Tuh, Bang! Ngeyel banget pacar lo, marahin aja!" Doyoung mengadu pada Dowoon yang baru saja memasuki area aula.

"Apaan?" Dowoon menyahuti sambil berjalan mendekat untuk duduk di samping lelaki kelinci itu.

"Kesayangan elo tuh, disuruh istirahat dari tadi jawabnya entaran mulu. Snack yang udah disiapin aja nggak disenggol."

Dowoon menatap Sejeong yang kini mengarahkan anggotanya yang tersisa untuk menata aula seindah mungkin, tak boleh ada yang kurang sedikitpun.

Dowoon menghela napas, "Odie!"

Sejeong langsung berbalik mendengar panggilan akrab itu. "Eh, Kak Dowoon~" ia meringis, bersiap untuk diomeli ketika melihat air muka tak bersahabat dari kekasihnya.

"Belum makan?"

"Bentar lagi Kak, nanggung!" balasnya kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.

Dowoon menggelengkan kepalanya disusul dengan langkah pelan menuju Sejeong.

"Sejeongnya gue bawa dulu, ya~" pamitnya pada yang lain, sedangkan tangannya sudah menggenggam salah satu lengan Sejeong, bersiap untuk diseret keluar aula.

"Bawa aja, Bang. Omelin sekalian kalo perlu!" teriak Doyoung yang sudah terlanjur kesal dengan partnernya yang dibalas delikan tajam oleh Sejeong.

Sesampainya di kantin, Dowoon meninggalkan Sejeong yang sudah duduk untuk memesan makanan.

"Dimakan." ucapnya begitu sampai sambil mengulurkan sepiring nasi goreng lengkap dengan es jeruk.

Sejeong mengangguk. Tanpa kata tangannya menarik piring mendekat dan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya. Jika boleh jujur, dirinya memang lapar sekali. Tapi pekerjaannya memang tak bisa ia tinggalkan jika belum selesai.

Dowoon mengambil posisi duduk di seberangnya dengan mata yang masih menatap ke arah kekasihnya.

"Sibuk boleh, tapi makan juga jangan lupa. Aku tau kamu kerja sekeras ini karena mau hasilnya sempurna, tapi kalo nantinya kamu malah sakit, kamu jadi gak bisa nikmatin hasilnya." nasehat Dowoon panjang lebar.

"Iya Kakak~" Sejeong mengangguk-anggukkan kepalanya dengan pipi penuh sambil menatap Dowoon. Jika diingat, sudah lama sekali mereka tak duduk berdua sambil mengobrol seperti ini, Sejeong merindukan lelaki di depannya ini sepertinya.

Sejeong menghentikan kegiatan mengunyahnya, memilih menatap ke arah Dowoon lebih dalam.

"Kenapa?" Dowoon menautkan alis melihat tingkah Sejeong yang tiba-tiba. Apalagi kini gadisnya itu sudah berpindah ke sisinya, meninggalkan makanannya yang masih tersisa setengah.

Lantas | Oh Sehun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang