11. Take Care

9.3K 411 13
                                        

Welcome to Arsenio⭐️

Bayaran setiap penulis : vote, komen, dan follow.

⚠️Terdapat kata kata kasar dan adegan yang tidak pantas ditiru dibeberapa part⚠️

MALAM telah datang dan Arsen harus bersiap untuk pertemuan kolega bisnis Ayah dan Bunda nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MALAM telah datang dan Arsen harus bersiap untuk pertemuan kolega bisnis Ayah dan Bunda nya.

Sangat menyebalkan.

Lelaki itu berdiri di hadapan kaca. Menatap pantulan dirinya sendiri yang kini sudah rapih mengenalan jas berwarna navy—sama seperti Hanun dan Jordan.

Arsen berdecak, "Apa gue kabur aja ya ..." gumamnya, lalu menggeleng.

Ia mengambil parfum dan menyemprotkan pada beberapa titik ditubuh nya.

Tok ... tok ... tok

Arsen menoleh, "Masuk."

Pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita berkepala empat yang terlihat sangat anggun dan cantik dengan gaun berwarna navy nya—sama seperti Arsen.

"Abang udah siap?" tanya Hanun, mendekati putra nya.

"Udah." jawab Arsen.

Hanun berdecak ketika melihat bagian kerah kemeja anak nya belum terlihat rapih. Tangannya terulur untuk merapihkan.

Sedangkan anaknya tersenyum simpul dan sedikit menunduk untuk melihat Bundanya.

"Jangan ada niatan kabur ya, Bang." peringat Hanun, Arsen meneguk ludah.

"Bunda cantik." puji Arsen.

Hanun melengos, "Pinter banget kamu tuh ngalihin topiknya!"

"Istri Ayah emang cantik." celetuk seseorang dari arah pintu.

Mendengar suara bariton itu, Arsen merotasikan matanya. Lagi lagi Ayahnya muncul, pikirnya begitu.

Jordan menatap sinis pada anak sulungnya. Pria matang itu berjalan menghampiri sang istri dan melingkarkan tangannya dipinggang Hanun.

"Punya Ayah ini. Kamu cari sana!"

"Bunda Arsen juga ini!"

Tak mau kalah, Arsen pun menarik lembut lengan Hanun yang membuat wanita itu terkekeh gemas.

"Kamu ih! Masa cemburu sama anak sendiri?" kata Hanun, melepaskan tangan Jordan yang ada dipinggangnya.

"Umur dia sudah dewasa dan cukup mengancam buat aku." Jordan memicingkan matanya pada Arsen.

"Hush mulutnya!" tegur Hanun.

"Ohiya, adek-adek kemana, Nda?" tanya Arsen, mengernyit bingung.

"Udah Bunda titip di eyang tadi sore." Arsen hanya mengangguk saja.

ARSENIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang