"Hai!" Bhrian tersenyum lebar. "Nih." Disodorkannya document bag warna hijau muda berisi foto-foto Keira yang sudah dicetak pada Keira. "Foto-foto kita di Bali, keren-keren deh. Kalo mau pakai buat di medsos cek di google drive yang gue forward di WA ya."
Keira menerima document bag tersebut tanpa semangat. "Oh, OK."
"Kamu nggak minta gue masuk?" Bhrian masih tersenyum.
"Mungkin nggak..." Kepala Keira tertunduk. Melihat ujung kakinya sendiri.
"Rara? Ada apa sih?" Bhrian keheranan. la sama sekali nggak suka dengan aura (negatif) di antara dirinya dan Keira saat ini. Setelah percikan-percikan -
apapun sebutannya; lust? crush? like? love? in love? - yang mereka rasakan
selama liburan singkat di Bali, sikap Keira padanya berubah menjadi dingin.Keira menghela napas. "Mungkin emang benar kalau gue nggak baik buat
kamu, jadi sebaiknya gue jauh-jauh dari kamu.""Kamu ngomong apa sih?" Bhrian tambah keheranan.
"Sorry, lebih baik kamu pergi aja dan jangan kesini lagi..." Keira menutup pintu tanpa menunggu jawaban Bhrian.
Selama beberapa menit Bhrian masih belum beranjak. Apaan sih barusan?
Bhrian menekan door bell apartment Keira lagi. Keira masih bersandar di bagian dalam pintu apartmentnya"Rara, pasti ada alasannya kamu kayak gini...paling nggak kasih tahu dong...did I do something wrong?" Bhrian mencoba mencari penjelasan.
Ini bukan salah kamu kok, batin Keira, sialan loe, Matt. Oh, loe tahu ini bukan sepenuhnya salah Matt, cepat atau lambat Bhrian pasti akan tahu siapa
loe sebenarnya, dan cepat atau lambat Bhrian akhirnya juga akan ngejauhin
loe. You don't deserve a good man..."Please, Bhrian, pergi dan jangan kesini lagi."
Rara kenapa sih? As I remember, we just had a great time in Bali, kok sekarang berubah 180°? Bhrian hanya berdiri mematung, tapi beberapa menit kemudian akhirnya ditinggalkannya apartment Keira tanpa berkata apapun.
Bhrian tahu ia nggak bisa memaksa Keira saat ini, tapi ia berniat mencari tahu alasan perubahan sikap Keira padanya.Keira membenturkan kepalanya ke pintu, pelan. Merasa tolol. Padahal sejak awal ia sadar kalaupun ada cerita tentang ia dan Bhrian, akhirnya hanya
akan menjadi sebuah omong kosong belaka. Toh, sebuah jalan sudah ditentukan. Jalan kehidupannya. Olehnya sendiri.♡♡♡
"Gue nggak ngerti deh, kenapa Rara tiba-tiba gitu." Bhrian memandangi
beberapa foto Keira yang ada di atas meja komputernya. la baru saja sampai di rumah setelah dari apartment Keira.Tadi dari jalan, Bhrian menelpon Mattea, meminta Mattea ke kamarnya karena ia mau curhat. Sementara Mattea bisa menebak (dari nada suara Bhrian) kalau curhat Bhrian pasti tentang Keira.
Gue tahu kenapa, kata Mattea dalam hati, tapi gue nggak akan bilang karena loe pasti bakal marah banget sama gue.
"Tadinya gue pikir Rara juga suka gue Iho..." Bhrian menoleh pada Mattea. "Atau gue salah baca situasi ya? Rara nggak suka gue, tapi gue aja yang mikir dia suka gue, atau tadinya dia suka gue, tapi setelah liburan ke Bali dia malah jadi nggak suka gue, atau...eh...ada yang aneh...gue baru ingat, Rara ngomong kalau mungkin dia emang nggak baik buat gue..."
Mattea diam saja. Digigitnya coklat di tangannya, dikunyahnya cepat-сеpat.
"Kenapa dia bilang gitu ya? Terus Rara juga bilang lebih baik dia jauh-jauh dari gue...aneh... ya nggak sih, Matt?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mattea's World
Chick-LitDid you ever love somebody who never knew? Kalau ya, berarti kamu sama dengan Mattea Suteja yang memendam cinta untuk sahabat kecilnya - Bhrian Sulaiman - sejak 8 tahun yang lalu. Gue rasa nggak ada salahnya gue ngedeketin Rara." Keira Larasati seor...