Dua bulan sudah, Jeno dan Mark tinggal bersama di apartemen sederhana yang Mark tempati sejak awal ia keluar dari panti.
Akhir pekan biasanya mereka habiskan dengan bermain, bernostalgia masa kecil di panti dan setelahnya kembali sibuk pada pekerjaan masing-masing.
Seperti hari ini. Minggu pagi yang cerah membuat sinar matahari memaksa masuk lewat celah gorden meski masih tertutup. Mark lebih dulu bangun. Di sisinya, Jeno masih terlelap. Tak sampai hati membangunkan Jeno yang sepertinya begitu nyenyak, Mark beranjak dari kasur. Mandi dan membuat sarapan.
Ketika ia hendak menyantap serealnya, Jeno bangun. Duduk di meja makan dengan wajah yang seperti masih mengantuk.
"Hyung kenapa tidak membangunkanku."
Mark tersenyum dan mengusak kepala Jeno. "Siapa tau masih mau tidur."
Jeno menerima gelas berisi air yang Mark berikan padanya.
"Hyung, jadi kan?"
"Jadi, dong. Mau berangkat jam berapa?"
"Terserah saja. Semalam Nana bilang, hari ini keluarganya juga mengajaknya pergi. Jadi Nana tidak jadi ikut."
Mark mengangguk. "Mandi saja dulu, setelah itu kita berangkat. Oke?"
Jeno mengangguk semangat. "Oke!" kemudian matanya membentuk bulan sabit, khas sekali.
Rencananya, hari ini mereka akan pergi ke Lotte World. Sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka kesana. Dulu, usia mereka masih belasan sepertinya. Dan Jeno dengan ragu mengajak Mark untuk pergi, beberapa hari yang lalu. Tentu saja langsung di setujui oleh Mark. Ia juga sedikit jenuh dengan pekerjaannya, sekali-kali bermain wahana mungkin bisa menjernihkan fikirannya.
Apalagi bersama Jeno, adik kesayangannya.
—
"Wah, itu dugong ya hyung?"
Mark terkekeh dan mengangguk. Tiba-tiba saja di perjalanan, Jeno berbicara mengenai sea world. Katanya ia penasaran sekali bagaimana bentuknya ikan duyung. Apa benar seperti yang orang-orang bicarakan?
"Tapi jelek. Apa mermaid juga seperti dugong, hyung?"
"Coba saja tanya padanya."
"Hish. Mereka tidak bisa mendengarku hyung!"
Mark tertawa kali ini. Jeno sangat menggemaskan di usianya yang sudah hampir menginjak 21 tahun ini. Mereka pun kembali berkeliling. Rasanya bahagia sekali melihat raut antusias Jeno setiap kali ada ikan besar yang lewat, tatapan itu masih sama seperti 15 tahun silam. Menggemaskan.
Hingga tiba-tiba saja Jeno menghentikan langkahnya.
"Jeno?"
Saat hendak memegang tangannya, Jeno menepis tangan Mark. Membuat lelaki itu sedikit terkejut.
"M- maaf hyung. Bisa kita duduk dulu sebentar?"
—
Mark menatap wajah Jeno yang terlihat pucat. Saat ini, mereka tengah berada di taman tak jauh dari gedung sea world. Jeno sesekali meneguk coklat panasnya dan sama sekali tidak menatap Mark, membuat Mark semakin yakin ada sesuatu yang adiknya sembunyikan.
"Jeno, kau sakit?"
"Tidak, hanya pusing saja hyung. Mungkin karena belum sarapan?" ia menatap Mark dengan senyuman khasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise.
Teen FictionTentang Jeno yang mencoba menepati janjinya pada Mark, keluarga satu-satunya yang ia miliki. Pair: MarkNo!brothership NoMin, MarkHyuck