II. Secret

1.4K 131 3
                                    

"Kau jaga diri baik-baik, jangan lupa makan dan sarapanmu Jeno. Habiskan. Jangan selalu makan sereal dan nasi di saat bersamaan. Lalu—"

Jeno terkikik. Mark menghentikan ucapannya dan menatap Jeno, bingung. Kemudian tangannya bergerak mengusak surai yang lebih muda.

"Iya hyung, iya. Aku sudah 17 tahun dan sebentar lagi juga kita akan bersama-sama, lagi." Ucap Jeno kemudian.

Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Tetap saja. Memangnya aku tidak boleh mengkhawatirkan adikku ini, hm?" Ia mencubit pipi Jeno, pelan tentu saja.

Sedangkan Jeno pun berpura-pura meringis sebelum akhirnya malah memeluk erat tubuh Mark yang di balas sama eratnya.

Mark sudah 18 tahun. Peraturannya, jika anak yang berada di panti asuhan ini sudah menginjak usia 18 mereka boleh meninggalkan panti. Untuk mencari kerja, atau sekedar mencari jati diri mereka.

Biasanya masih ada yang di perbolehkan tinggal, hanya untuk tidur dan mandi. Biaya hidupnya, di tanggung sendiri. Meski terkadang mama yang memang penyayang, juga masih dengan terbuka untuk sekedar mengajak mereka yang telah dewasa makan bersama.

Namun lebih banyak dari anak panti yang merasa tidak enak jika terus menumpang. Dan banyak juga dari mereka yang akhirnya menjadi relawan, mengurus adik-adiknya di panti asuhan ini.

"Hyung harus meneleponku setiap malam! Atau setidaknya, beri kabar tentang bagaimana hari hyung. Supaya aku tahu kalau hyung baik-baik saja. Aku juga akan melakukan hal yang sama~" nada bicaranya di akhir, sengaja di buat sedikit lucu, Jeno selalu seperti itu jika di hadapan Mark.

"Lihat, siapa yang cerewet sekarang?" Mark terkekeh pelan.

"Baiklah, aku harus segera pergi. Aku tidak ingin telat di hari pertama bekerja, supaya nanti bisa memenuhi janjiku pada adik kecilku ini. Dah, Jeno. Jaga dirimu."

Jeno tersenyum hingga matanya membentuk bulan sabit. Ia melambai kepada Mark, sampai sosok lelaki itu menghilang di persimpangan jalan.

Janji, ya. Janji semasa kecil yang mereka buat bersama.

"Terima kasih karena sudah mengingatnya, hyung. Maafkan aku karena berbohong padamu."

— bersambung.

( Jangan lupa vote, hehe )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


( Jangan lupa vote, hehe )

Promise.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang