IV. Reunion

1K 94 1
                                    

Mark menatap lelaki di depannya sambil bersedekap. Sudah hampir 15 menit ia menunggu lelaki itu menatap dirinya di depan kaca.

"Jeno juga tidak akan mencela pakaianmu, ayolah."

"Hyung! Aku kan hanya ingin memberi kesan pertama yang bagus. Huh."

Dan hingga akhirnya di sinilah mereka sekarang. Mark, berdiri di samping Jeno yang tengah membakar daging. Memperhatikan kekasihnya, Haechan yang tengah asik mengobrol dengan teman Jeno. Siapa tadi namanya? Jaemin. Iya, berdua. Dengan tawa yang sesekali terdengar sangat keras.

"Dia bahkan bilang ingin memberimu kesan yang baik di pertemuan pertama ini."

"Iyakah?" Jeno terkekeh. Melempar pandangannya pada dua sosok yang tengah bersenda gurau tak jauh dari tempatnya saat ini. "Dia sepertinya satu frekuensi dengan Nana."

"Nana?"

Jeno mengangguk. "Nana, Na Jaemin. Ah, panggilan itu ibunya yang memberikan. Panggilan kecil, hyung."

Mark terkekeh, menatap adiknya dengan berpura-pura menyelidiki. "Kau sudah dekat dengan orang tua Jaemin, little boy?"

"Sangaaaaat dekat, seakan bisa saja besok aku menikahi puteranya itu."

Jeno menyahuti ucapan Mark yang di hadiahi tatapan terkejut tidak di buat-buat dari lelaki itu. "Betulkah?"

"Tentu saja tidak." gantian, Jeno kini tertawa. Senang sekali menggoda kakaknya yang satu ini.

"Ah, kau ini."

"Jeno ssi, kenapa lama sekali? Aku sudah lapar tau."

Itu Jaemin, mendekat bersama Haechan yang ikut mengangguk setelah Jaemin berbicara.

"Kau makan saja dulu ramyun itu, Nana. Dagingnya sebentar lagi matang."

"Nana?" Haechan menatap Jaemin yang di hadiahi tatapan sinis pemuda Na.

"Apa?"

"Lucu sekali, astaga." Haechan memulai aksinya, mencubit pipi Jaemin yang membuat sang empu kesakitan.

"Kemari kau Haechan!"

Mark menatap adegan Jaemin mengejar Haechan dengan gelengan kepala singkat, kemudian menatap Jeno yang tengah merapihkan potongan daging matang di piring.

"Kau masih bekerja di cafe itu?"

Jeno menatap Mark dan mengangguk. "Memangnya di mana lagi?"

"Punya usaha sendiri, mungkin? Adikku kan hebat."

Jeno tersenyum lewat matanya. Ia membawa piring berisi daging ke meja di dekat tempat pembakaran daging. Malam itu mereka melakukan perayaan kecil, sekalian berkumpul kembali setelah Jeno sudah sibuk bekerja. Mark yang mendapat promosi jabatan, sehingga waktu mereka bertemu hanya sedikit.

"2 tahun ya?"

Jeno menatap Mark.

"2 tahun sudah kita menjalani hidup seperti ini. Bekerja tanpa kenal waktu."

"Kau saja."

Mark menatap Jeno dengan tatapan ayolah, ia tahu Jeno juga sama saja menyibukkan dirinya di cafe.

"Jeno, kau yakin tidak mau tinggal denganku?"

Yang lebih muda tengah mengunyah daging dan masih enggan menatap Mark. Sebenarnya Jeno sangat ingin tinggal bersama Mark seperti dulu waktu mereka masih di panti.

Namun jika begitu, Mark pasti akan tahu mengenai sesuatu yang selama ini ia tutup rapat untuk dirinya sendiri.

"Haechan bagaimana?" Jeno kembali mengambil potongan daging, kini ia menatap Mark.

Mark tinggal bersama Haechan sudah hampir 3 bulan ini sejak mereka resmi berpacaran. Mereka bertemu di kantor tempat Mark bekerja yang ternyata, Haechan adalah keponakan dari CEO perusahaan.

"Dia akan melanjutkan kuliahnya di London, ayahnya yang menyuruh." Mark tersenyum mengingat bagaimana Haechan yang terus-terusan merengek saat ayahnya sama sekali tidak menggubris penolakan yang Haechan berikan.

"Aku—"

"Kau tidak sedang menjauhiku kan, Jeno?"

Tepat. Ya, Mark akan selalu tahu bagaimana perubahan sikap yang Jeno berikan. Sekecil apapun itu. Jeno tersenyum dan menggeleng kecil sebelum kembali menatap Mark dengan senyum di matanya.

"Baiklah, aku akan tinggal bersama hyung kalau begitu."

Mark menatap wajah Jeno yang menggemaskan, namun lelaki itu tidak menjawab pertanyaannya.

"Apa yang kau sembunyikan, Jeno."

—bersambung.

—bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Anggep aja outfit mereka begitu ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( Anggep aja outfit mereka begitu ya. Hehe. )

Promise.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang