11

15 5 4
                                    

"Dami? Udah sampai, bangun." Jungwoo menepuk-nepuk betis Dami dengan pelan.

"Hmm iya." Jawab Dami dengan wajah kantuknya. Perlahan, Dami turun dari jok motor Jungwoo lalu sibuk mengobrak-abrik isi tas sekolahnya.

Sambil menyerahkan uang bernilai duapuluh ribu kepada Jungwoo, Dami mencoba membuka kaitan helm yang masih terkunci. Matanya setengah terpejam menahan kantuk.

"Ini uangnya. Kembaliannya ambil aja." Ucapnya dengan nada lemah.

Jungwoo hanya terdiam menahan tawa ketika dengan bodohnya ia menyahuti,
"Iya kak, makasih."

Setelah berhasil membuka pengait helm, Dami memberikannya pada Jungwoo yang masih diam memperhatikan wajah manisnya. Kemudian Yo Dami berjalan membuka pagar dan segera masuk, saat akan menutup pagar Jungwoo menahan pergerakan Dami dengan berkata,

"Jangan lupa lima bintang ya kak."

"Iya mas,"

Pagar sudah tertutup rapat tapi dengan setianya, Kim Jungwoo menunggu junior- ah maksudku kekasihnya untuk keluar rumah untuk mengucapkan permintaan maaf karena tidak fokus.

KIM JUNGWOO

"Masa iya aku dibilang mas-mas gojek sih? Haha dasar Dami, baru aja pacaran udah lupa ingatan. Ckckck." Batin Jungwoo.

"Woy Uwu! Lu ngapain di depan rumah gue?"  Entah darimana asalnya, Daesuk datang bersama Jung Jaehyun dan Mark Lee. Mereka tampak sehabis latihan basket karena bola bewarna oranye berada di pelukan Mark.

"Eh lu Suk.... Gue lagi nungguin adik lu nih." Jawabnya sambil menerawang ke dalam rumah temannya.

"Ngapain?" Tanya Mark penuh curiga.

"Mau klarifikasi kalau gue bukan tukang ojek."

Hening sejenak. Lalu tawa yang menggelegar terdengar nyaring di gang sore itu.

"Apa?! Wkwkwkwk ngakak abiezz.... ohok-ohokh huekk." Tawa Mark Lee yang paling kencang berubah menjadi mual dan batuk kencang. Bola basket yang dipeluknya sudah menggelinding hingga hampir masuk ke dalam selokan jika tidak di halangi oleh kaki Daesuk.

Tubuh Mark melemah ketika batuk dan mualnya tak kunjung reda, malah terdengar bertambah parah. Badan kurusnya membungkuk, membuat kedua tangannya harus menopang berat tubuhnya pada lututnya. Walupun kondisinya begitu, tidak ada satupun teman yang membantunya meredakan rasa sakit di tenggorokannya.

"Lu beneran dikatain tukang ojek gitu? Gimana ceritanya?" Tanya Jaehyun dengan tenang, tanpa tertawa sedikitpun.

"Tadi adik lu nebeng gue, terus dia ketiduran di jalan. Eh pas sampek gue malah dikasih duit, terus katanya 'ambil aja kembaliannya', kan bego banget adik lu." Jelas Jungwoo sambil tertawa gemas.

"Ya udah tahu bego, malah di pacarin!" Sindir Daesuk.

"Ya gimana ya... Namanya juga cinta, t4i kucing berasa cokelat."

Penuturan Kim Jungwoo membuat Mark tersedak lalu terbatuk-batuk kembali setelah beberapa detik yang lalu kondisi tenggorokannya hampir membaik.

"Si semongko! Tawa aja kerjaan lu! Eh yuk masuk, ngapain juga kita ngegibah di sini. Mending di dalem, enak." Ujar Daesuk sembari mempersilahkan tamu-tamunya masuk ke dalam rumahnya.

Entah apa yang lucu, Mark Lee masih setia dengan tertawa-batuk-mual-batuk lagi dan tertawa lagi.

"Iya ya... Yuk masuk! Wu, motor lu masukin aja ke dalem." Ucap Daesuk sembari mencuci kakinya di keran teras.

"Gue pulang aja deh, mau tidur. Capek."

"Ya lu tidur di sini aja. Lagian lu ngantuk gitu, nanti malah ada apa-apa lagi pas di jalan. Bahaya." Peringat Daesuk yang diangguki setuju oleh Jung Jaehyun.

Setelah berfikir sebentar, Jungwoo memutuskan untuk beristirahat di rumah Daesuk. Ia menuntun motornya untuk masuk ke garasi rumah Daesuk sambil berkata,

"Baik yang mulia jika anda memaksa."

"Cih! Seneng kan lu bisa ketemu Dami lagi?" Timpal Jaehyun yang tak dihiraukan oleh Jungwoo yang sibuk memarkirkan motornya.

"Kamar lu dimana Dae?" Tanya Jungwoo dengan pandangan kagum melihat banyak foto Dami saat kecil hingga sekarang yang terpajang rapi di sekitar ruangan.

"Lantai atas yang sebelahnya kaca besar. Udah izin kalau pulang telat?" Tanya Daesuk.

"Udah, santai aja. Gue permisi tidur di kamar lu, ya? Nggak kuat mata gue." Sebelah alisnya terangkat menunggu sang empu kamar memberikan izin.

"Masuk aja sana, Tidur sepuas lu! Tapi jangan sampek ngiler ya!"

"Elah galak amat dah. Gue usahain deh biar nggak ngiler... Hehehe." Cengiran Jungwoo membuat sandal kayu yang di pakai Daesuk melayang di udara, hampir membuat kepalanya terluka.

"Bacot ah. Jangan sampek ngiler pokoknya, kalau lu ngiler gue tendang lu ke Arab!" Ucap Daesuk geram. Mark Lee dan Jung Jaehyun yang dari tadi diam menonton hanya bisa menanggapi kelakuan temannya dengan kekehan.

Kim Jungwoo segera menaiki tangga dengan berlari, takut jika ada benda melayang lagi yang akan membunuhnya. Ia kebingungan ketika berada di lantai atas, Pasalnya ada dua pintu yang mengapit kaca besar. Dan Jungwoo tak tahu mana yang kamar milik Daesuk.

"Eh bener ini kan, kamarnya Daesuk? Yang mana nih? Ada dua... Coba masuk yang ini aja deh." Jungwoo bermonolog sendiri dengan raut wajah kebingungan.

Jungwoo memutuskan untuk masuk ke dalam kamar yang pintunya sedikit terbuka. Sebelum masuk, ia berkaca terlebih dahulu untuk merapikan penampilannya yang berantakan. Saat berada di dalam kamar, poster Idol K-Pop terpajang hampir di seluruh dinding. Album-album berjejer rapi di lemari kecil beserta gantungan kunci dan beberapa barang-barang lainnya.

Kim jungwoo yang melihatnya hanya bisa mengerutkan kening dan tertawa pelan. Ia tidak menyangka jika temannya yang bergaya cool, ternyata menyimpan rahasia di kamarnya.
Kedua kakinya menjelajah seisi dengan pelan, menikmati kecantikan para member Twice yang memang menawan. Setelah puas melihat-lihat ia merebahkan tubuhnya di kasur ber-seprei warna biru laut dan bergambar Teddy bear.

Baru sepuluh detik tubuhnya terbaring, ia bangun kembali menuju ke pintu biru yang ada di sebelah lemari pakaian. Daun telinganya tengah menempel di pintu itu, tapi tidak ada suara apapun dari dalam sana. Dengan rasa penasaran, ia memutar knop pintu lalu membukanya lebar.

AAAGH!

Jeritan seorang gadis membuat seisi rumah terkejut. Apalagi Jungwoo yang diam melongo melihat sesuatu yang vulgar di depan matanya. Satu tangan gadis itu berusaha menutupi dadanya, dan satunya lagi berusaha menutupi tubuh area bawahnya.

"Astaga!!! Sorry!"

Teriakan Jungwoo tak kalah nyaring kala pikirannya sadar sepenuhnya. Ia segera memejamkan mata rapat-rapat lalu berjalan mundur sambil menutup pintu dengan keras.

"Kak Jungwoo!!! Mesumm!" Gadis di kamar mandi masih menjerit histeris meskipun pintu kamar mandinya kembali tertutup.

Ketiga remaja lelaki yang berada di lantai bawah tergopoh-gopoh menuju asal suara. Setelah menemukan Kim Jungwoo yang terduduk lemas di dekat lemari kecil untuk menyimpan album, Daesuk menarik kerah seragam Jungwoo dan mengepalkan tangan. Bersiap untuk melayangkan tinju pada wajah tampan Jungwoo.

"Woy lu apain adek gue?!" Tanya Daesuk dengan amarahnya yang memuncak. Dengan sigap Mark menahan tubuh Daesuk untuk menjauh dari Jungwoo dan inisiatif Jaehyun yang memastikan gadis di kamar mandi itu baik-baik saja.

TO BE CONTINUED~

Hayooo kak Jungwoo kamu liat apa kak! 🌚😱

Hai guys👋 makasih udah baca, sampai di chapter ini. Jangan lupa vote sama comment nya kalau berkenan. See ya😉

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NORMAL | KIM JUNGWOO (Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang