Sang surya telah terbit dari ufuk timur. Memancarkan sinar oranye pada setiap sisinya. Sang jago berkokok membuat makhluk hidup yang masih terlelap dengan nyenyak harus bangun dengan perasaan yang campur aduk.
Beberapa orang bangun dengan rasa kantuk, malas, dan pegal. Ada juga yang menyambut pagi dengan secercah senyuman. Seperti yang dilakukan makhluk bumi satu ini, masih sempatnya tersenyum melihat pemandangan yang jika dipandang dengan mata normal akan membuatmu bergedik jijik.
Bagaimana tidak? Kim Jungwoo dengan senyuman yang terpatri di wajahnya memandang Yo Dami yang sedang terlelap tetapi dengan aktifnya meneteskan liurnya yang merembes ke bantal rumah sakit, Membuat sebuah gambaran pulau.
Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu, begitu pula dengan jam yang sekarang menunjukan waktu sarapan para pasien rumah sakit. Walaupun begitu, Yo Dami masih belum membuka matanya.
'TOK-TOK-TOK'
Seorang suster masuk ke dalam ruang inap Jungwoo dengan perlahan sembari mengetuk pintu.
"Permisi Kak Jung....woo."
Yang merasa namanya di sebut pun menoleh pada arah datangnya sumber suara.
"Eh, iya Sus. Taruh di meja saja, nanti saya makan." Jawab Jungwoo setengah berbisik agar tidak membangunkan gadis yang masih tertidur di ranjangnya.
Sang suster hanya membuat gerakan 'ok' dari jarinya sebagai balasan, lalu segera keluar dengan langkah kaki yang sedikit lebih pelan dari sebelumnya.
"Eungg!!! Hoammmm....nyamnyam
ASTAGA-!!"
Dami terperanjat dari tidurnya. Dia tidak sadar- ah bukan sebenarnya dia lupa bahwa ranjang ini bukan ranjang miliknya. Dan kamar ini bukan juga kamarnya.
'Haa sial-! Aku lupa ada kak Jungwoo!!!! Arghhh! Malu banget syalan'
"Hahahaha...Kenapa? Kok kaya lihat setan sih?" Jungwoo merengut, membuat air mukanya menjadi galau, pedih, terluka parah. Padahal di balik bibir yang melengkung ke bawah itu terdapat tawa puas seorang Kim Jungwoo.
"Eh, ya ampun maaf kak. Aku lupa kalau lagi nginep." Ucap Dami seraya mengelap cepat kedua pipinya dengan kaos yang dipinjamnya dari Jungwoo.
Beberapa detik kemudian gadis Yo itu menyadari sesuatu. Sesuatu yang memalukan. SUNGGUH MEMALUKAN.
"Kak, coba hadap belakang deh." Cicit Dami.
"Kenapa?"
"Di rambut belakang kakak ada serangganya!." Dami berujar seserius mungkin agar seniornya ini percaya akan ucapannya.
"Hah?! Mana, mana?!"
Jungwoo sudah kalang kabut meringik takut, membuat adik seniornya itu menahan gelak tawa.
"Itu kak, coba hadep belakang dulu!"
Akhirnya si pria menurut. Ia berbalik badan membelakangi Yo Dami. Sedangkan tangan Yo Dami sibuk membalikan posisi bantal yang terkena liurnya menjadi menempel pada kasur.
Kim Jungwoo menolehkan kepala ke arah belakang. Ia mendapati Dami yang terkejut ketika melihatnya.
"Udah?"
"Udah kak."
Dami membuang muka dengan canggung lalu memutar kepalanya ke kanan dan kiri. Membuat Jungwoo terheran-heran dengan tingkah lakunya.
"Nyari apa?"
"Kak Daesuk belum ke sini, kak?"
"Belum. Paling nanti datangnya, kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NORMAL | KIM JUNGWOO (Hiatus)
RomantizmKata orang, Sekolah Menengah Atas adalah momen yang paling berkesan di masa remaja. Karena di masa itu semua remaja akan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, mencoba menjalin asmara ataupun kegiatan baru lainnya. Perumpamaan itu memang tidak...