Yo Dami berjalan mempercepat langkahnya, tidak peduli dengan tatapan sinis para seniornya. Tujuannya hanya satu, membeli es krim buatan Kim Jungwoo. Seniornya yang menjadi dambaan hatinya sejak mengenalnya tiga bulan yang lalu.
Hari ini sekolahnya mengadakan festival yang diadakan setahun sekali, karena bertepatan sehari setelah kemerdekaan negara tercinta. Para murid pilihan diharuskan meramaikan festival dengan cara berdagang makanan atau minuman. Tapi tidak satupun dari berbagai ajang perlombaan yang Yo Dami ikuti, kecuali jalan sehat dan lomba menghias kelas.
"Kak! Beli es krimnya yang rasa kelapa satu"
Yo Dami menyerahkan selembar uang kertas bernilai sepuluh ribu dengan gambar hati dipinggir wajah Frans Kaisiepo. Dengan mengulum bibir ia menyembunyikan senyumannya.
Dengan cepat Kim Jungwoo mengangguk lalu menyambar uang pelanggannya yang langsung diberikannya pada salah satu teman lelakinya, Kim Doyoung.
"Hei! Tukarkan uangnya di Daesuk"
Seketika senyum manis dibibir Yo Dami menghilang. Upayanya untuk mengkode Kim Jungwoo harus terhempas keras-keras.
Ia melirik Kim Doyoung berjalan ke arah Daesuk, kakak kandungnya yang sedang menjajakan berbagai menu makanan di meja pajangnya. Dami mendengus dengan cukup keras, ia kesal akan dirinya sendiri yang pelupa. Seharusnya dia menyerahkan uang lima ribu bukan sepuluh ribu agar uangnya tidak ditukar.
Apalagi ia sudah menggambari uangnya dengan bentuk hati, bermaksud menyampaikan isi hatinya pada pujaan hatinya. Tapi dengusan keras Dami membuat Kim Jungwoo menatapnya lamat-lamat. Dami yang ditatap Jungwoo seperti itu langsung merespon dengan salah tingkah.
"Kamu adiknya Daesuk ya?"
Dami yang tadinya menunduk dengan secepat kilat mendongakkan kepalanya.
"Ehmm iya kak" jawabnya malu-malu.
"Dari tadi bolak-balik terus...beli buat siapa?"
"Anu...buat aku sendiri"
"Doyan ya? Sampek bela-belain kesini terus"
"Iya kak! Es krim buatan kakak enak banget! Aku sampek ketagihan loh...apalagi yang jual gak kalah enak"
Dami menjawabnya dengan spontan tanpa memikirkan kata apa yang keluar dari mulutnya.Jungwoo terkekeh. Sedangkan teman-temannya yang menjadi 'pembantunya' bersorak-sorai riuh, Daesuk hanya melototkan matanya ke Dami. Ikut malu karena tingkah adiknya.
"Cie-cie!!! Kim Jungwoo selama ini punya penggemar ternyata! Hahahaha" Park Jimin menyahuti.
"A..eng-enggak kok kak...cuma bercanda..." Dami memelintir ujung roknya sampai kusut, menatap kerikil kecil yang diinjaknya. Pipinya merona menjadi bahan tertawaan para seniornya.
"Hei ini es krimnya" Jungwoo menyodorkan semangkuk es krim dengan topping kelapa muda diatasnya. Dami mengambilnya dengan tidak sengaja menyentuh jari-jari pujaan hatinya. Dalam hatinya ia meloncat kegirangan sekarang.
"Nih kembaliannya, beli lagi ya nanti! Yang banyak. Hahaha" timpal Kim Doyoung.
Yo Daesuk yang dari tadi menyorot adiknya, harus teralihkan pada pelanggan baru. Masih sempat terlihat pada ekor matanya, adiknya berlari kencang membelah keramaian lapangan.
Kini Dami berada di dalam kelasnya. Terengah-engah sambil bertumpu pada ujung meja, Meletakan mangkuk es krim diatasnya dan memandangi sekeliling.
Jam pelajaran ke-tiga belum juga dimulai karena Semua guru sedang rapat. Ia duduk di bangkunya sambil meneguk air putih dalam kemasan. Peluhnya berjatuhan mengaliri dahi hingga lehernya.
"Dari mana? Kok lari-lari?" Tanya Ryujin, sahabat karibnya.
Tanpa mengeluarkan suara, Dami mengangkat mangkuk es krimnya. Ryujin paham. Tiba-tiba tanpa permisi Na Jaemin menyendok es krim kelapa milik Yo Dami dengan porsi besar lalu segera melahapnya, aksi itu diikuti oleh Hwang Hyunjin.
TAK!
Suara sendok bertemu dengan kulit kepala."Apa-apaan sih! Kalian berdua nggak punya sopan santun ya?!"
"Eh maaf neng. Lagian dari tadi kok beli es krim terus? Gak meletus tuh perut?"
"Bodoh amat! Suka-suka ai em lah, duit-duit gue bukan duit lo juga, suka banget ngurusin hidup orang!"
"Yee...orang nanya baik-baik malah njawab ngengas!" Balas Jaemin nyolot.
"Iya deh serah lu"
"Eh-eh! Ada Pak Namjoon! Cepet balik kursi masing-masing" Giliran Hyunjin bicara, semua orang dalam kelas langsung kocar-kacir.
Yang tadinya tidur di pojokan kelas langsung berdiri dan duduk di bangku. Yang tadinya asik ghibah langsung menyiapkan buku pelajaran dia atas meja.
Apalagi yang sedang makan langsung membuang makanannya begitu saja ke tong sampah. Beberapa murid laki-laki yang sibuk tanding game online langsung merapikan seragam tanpa peduli kalah bertanding.
Ini semua mereka lakukan karena guru bahasa Inggris yang bernama Pak Namjoon adalah orang yang sangat disiplin. Ia tak segan-segan menghukum siapa saja baik laki-laki ataupun perempuan jika masih berleha-leha ketika jam kelasnya.
Ia memicingkan mata ketika mendapati tumpukan mangkuk yang menggunung di salah satu kursi kosong.
"Punya siapa itu?!"
Semua murid terdiam ketika pak Namjoon berteriak. Setelah beberapa detik, tidak satupun yang mengakui. Semuanya bungkam tanpa berniat menjawab pertanyaan Pak Namjoon.
"Saya tanya sekali lagi. Punya siapa itu?" Suaranya kini berubah melembutkan.
"S..s..saya Pak" Dami mengacungkan tangan kanannya. Ada raut kegelisahan diwajahnya.
"Kamu? Yo Dami cepat kembalikan tumpukan mangkuk itu lalu segera berdiri di tengah lapangan!"
Dami membulatkan matanya. Ia begitu malu jika harus dihukum berdiri di tengah-tengah lapangan. Mau ditaruh dimana mukanya saat nanti bertemu Kim Jungwoo?
Dami menghela napas panjang lalu berkata "Baik Pak" tanpa penyesalan sedikitpun.
Semua mata tertuju pada Dami sekarang. Ia terlihat risih dengan tatapan semua orang, terlebih bajunya basah karena keringat.
"Hah...panas banget! Sebel deh sama tuh guru! Gue doain semoga dia sakit perut seharian. Amiin"
"Dami?" Bagaikan awan abu-abu suara Kim Jungwoo meneduhkan jiwa raga Yo Dami. Gadis itu segera berbalik badan ketika mendengar namanya dipanggil pujaan hatinya.
"Oh..kak Jungwoo...aku kirain siapa, hehehe" tidak ada yang lucu sebenarnya, tapi entah kenapa Dami tertawa. Jungwoo menyerahkan sebotol air isotonik pada Dami yang langsung diterima dengan senang hati.
"Lagi dihukum?" Tanya Jungwoo.
"I-iya kak...makasih kak"
"Hmm...aku balik dulu ya, ada guru-guru yang mau beli eskrim" Jungwoo melenggang pergi setelah mengucapkan kalimat itu. Tanpa menunggu balasan Yo Dami.
Sedangkan Yo Dami sendiri senyum-senyum sendiri. Hatinya berbunga-bunga bagai di taman bunga. Letih yang dirasa sudah hilang dihapus oleh minuman isotonik dari Kim Jungwoo.
Ia meneguk minuman itu tak sabaran untuk menghilangkan dahaganya. Matanya terus memandang pujaan hatinya yang sedang meladeni beberapa guru jurusan kimia.
Tanpa Dami sadari, Pak Namjoon sudah berada di sampingnya sambil
memperhatikan gerak mata muridnya.
Namjoon mengernyit ketika anak didiknya itu tersenyum malu sambil menutup matanya dengan botol minuman."Lihat apa kamu?"
Sontak Dami menoleh "Eh copot! Upss...maaf Pak kelepasan" memang murid kurang ajar Dami ini.
"Maaf-maaf! Saya tanya malah minta maaf? Lihat apa kamu sampai senyum-senyum gitu?! Kayak orang gila tau nggak?"
JLEBBB🔪
TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
NORMAL | KIM JUNGWOO (Hiatus)
RomantizmKata orang, Sekolah Menengah Atas adalah momen yang paling berkesan di masa remaja. Karena di masa itu semua remaja akan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, mencoba menjalin asmara ataupun kegiatan baru lainnya. Perumpamaan itu memang tidak...