Jungwoo menajamkan penglihatannya kala ia hampir menabrak gerobak siomay di pinggir jalan.
Jantungnya berdegup kencang, jika saja ia tidak mengerem laju motornya maka sudah dipastikan dirinya serta gerobak siomay kang Siwon jatuh terguling.
"Waduh mas hati-hati! Untung nggak nabrak gerobak-ku!" Seru Siwon.
"Eh...maaf kang"
Ia ingin bolos sekolah sebenarnya. Hanya hari ini saja, satu hari saja.
Tapi ibunya memaksa untuk tetap masuk sekolah demi presensi.
Pegangan tangannya pada stang motor semakin erat saat melewati rel kereta api. Air dalam botol plastik bawaannya bergoyang kesana-kemari saat melewatinya.
'JDUK'
"Ayam eh ayam! Duh ni helm punya masalah hidup apa sih?" Gerutunya sambil membenahi kaca helm yang sempat turun.
'DUAARRRR'
"An*#$&~^°;!!"
Itu Jungwoo yang sedang berucap kasar^^
"Duh apaan lagi!! Emosi gue lama-lama naek lu!" Tudingnya pada motor yang ditumpanginya.
Ban belakang motornya meletus. Jungwoo menghela nafas frustasi lalu segera menuntun motornya ke bengkel terdekat.
"Nggak bisa sekarang bang, harus antri dulu"
"Waduh mas tolong banget, Ini udah mau bel nanti saya nggak bisa masuk sekolah mas" Wajahnya memelas ketika mengucapkan kalimat tersebut.
"Haduuu...gimana ya? Yang lain juga keburu-buru, udah antri lama bang. Mau bilang apa saya ke pelanggan lain kalau motor Abang duluan yang diperbaiki? Yang ada nanti pada komplain bang" Si empunya bengkel menjelaskan.
Jungwoo berfikir saat itu juga.
Jika ia harus mengantri, maka motornya selesai diperbaiki sekitar tiga jam lagi. Sangat tidak mungkin untuk berangkat sekolah pada jam istirahat.Jika ia harus mencari bengkel lain, maka ia harus menempuh perjalanan kurang lebih 1 kilometer dari tempatnya berdiri.
Jungwoo pusing.
Tinggal sepuluh menit lagi bel sekolahnya berbunyi."Aha! Aku punya edi!"
Jungwoo mulai menuntun motornya lalu beseru--
"Mas! maaf ngerepotin saya balik aja ke rumah"
"Oh iya bang, hati-hati!"
Ya. Ide Jungwoo adalah pulang ke rumahnya.
Selama perjalanan pulang, Remaja pria itu melamun entah memikirkan apa.
Sampai di perempatan jalan raya, ketika ia harus menyebrang dengan menuntun motor lawas-nya seorang pengemis menyadarkannya dari lamunan.
"Mas, lihat jalan yang benar" tepukan di punggung Jungwoo membuat pikiran Jungwoo utuh kembali.
"Oh iya Pak terimakasih sudah di ingetin" ia tersenyum pada lelaki paruh baya di hadapannya.
Dengan pakaian lusuh ia pergi ke seberang jalan.
Menghiraukan panggilan Jungwoo yang mengikuti langkahnya.
"Pak! Berhenti dulu Pak!" Seru Jungwoo beberapa langkah di belakang pria paruh baya.
"Ada apa mas?"
Pria itu berbalik badan saat sampai di depan toko baju yang masih tertutup rolling door.
Jungwoo terengah-engah ketika selesai memakirkan motornya di pinggir jalan.
Ia mendekat perlahan ke pria tua.
Sembari duduk di depan toko, ia mengajukan pertanyaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORMAL | KIM JUNGWOO (Hiatus)
RomansaKata orang, Sekolah Menengah Atas adalah momen yang paling berkesan di masa remaja. Karena di masa itu semua remaja akan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, mencoba menjalin asmara ataupun kegiatan baru lainnya. Perumpamaan itu memang tidak...