ॆ I don't wanna

1.2K 182 36
                                    

Be friends, no

.
.

Sudah tahu kan Hongjoong dan Seonghwa akan jalan-jalan sore ini, si cantik minta belanja, katanya Neneknya marah-marah karena cucu perempuannya pakai baju dan sepatu itu-itu terus.

Iya, Seonghwa minta Hongjoong, katanya "Gaji direktur kan lebih banyak."

"Lha kau juga bisa jadi direktur malah betah jadi skretaris." Seonghwa sudah jelas diminta ayahnya untuk bekerja di perusahaan keluarga mereka sendiri, eh malah kabur seenaknya, pilih jadi skretaris di Suhan.

"Malas, aku tidak suka memikirkan proyek-proyek kerja, ribet."

"Benar sekali, paling pas kau jadi pasangan hidupku saja. Hanya perlu memikirkan Kim Hongjoong sepanjang waktu, wah bayangkan betapa blessing sekali hal itu." Hongjoong dengan mata bulat berbinar menatap Seonghwa cerah, kedua tangannya bergerak menaut jemari Seonghwa bersama miliknya.

Sementara si cantik yang duduk di sampingnya malah memasang wajah iritasi.

"Blessing boleh kau yang jadi sub."

"Ah cantik, jangan bercanda begitu."

"Aku juga punya titit ya!"

"Tapi pasti imut, coba sini aku cek." Tautan jari mereka dilepas, Hongjoong ganti meraih rok span Seonghwa.

"Heh, brengsek." Pekik Seonghwa menggeplak Hongjoong, satu tangannya menghempas tangan Hongjoong jauh-jauh dari bawahannya.

"Aduh okey, ayo damai." Final Hongjoong lalu keluar dari mobil lebih dahulu.

Mereka lalu jalan bersisian memasuki pusat perbelanjaan.

"Eh tapi sepatumu itu kan sudah satu lemari, Hwa."

"Ya tahu sendiri nenek-nenek satu itu rempong."

"Apa tidak sayang jika yang lain dianggurkan begitu saja?"

"Kapan-kapan aku pakai lagi."

"Tapi banyak sekali, memangnya kau mau ganti sepatu setiap hari?"

"Bukan masalah."

"Tap-"

"Ck."

Omongan Hongjoong berhenti karena decakan sebal Seonghwa.

"Kalau tidak mau belikan yasudah."

"Ayo, Seonghwa denganku saja. Kau mau pilih di toko yang mana dulu." Sebuah lengan tiba-tiba sudah bertengger di pundak Seonghwa.

Tebak itu siapa, benar sekali itu Pak Youngjae. Eh eh salah, maksudnya itu Taeyang, si tiang yang sama Hongjoong sedang saingan.

"Bajingan, kau kenapa sih muncul disini." Kebiasaan, Hongjoong mulutnya tidak bisa lebih beretika sedikit kalau sudah ada Taeyang.

"Kau mau tengkar? Adu jotos? Ayo! Sopan sekali mulutmu, Pak." Taeyang balas berapi.

Kedua tangan Seonghwa terangkat naik menutup telinganya yang pengang mendengar seruan Hongjoong dari kanan dan Taeyang dari kiri.

"Ishhh, diam kalian. Brisik, telingaku sakit."

"Astaga, maaf Seonghwa." Taeyang segera menepuk-nepuk kecil bahu Seonghwa sebagai tanda simpati.

"Iya, yasudah ayo jalan." Seonghwa melepas tangannya dan mengajak Taeyang.

"Heh, Seonghwa. Bukan begitu maksudku. Sayaaang." Hongjoong berjalan cepat mengejar.

Seonghwa menghentikan langlah lagi diikuti kedu pria lainnya, yang paling cantik disitu menghadap Hongjoong, menautkan kedua lengannya di lengan kiri si Kim, rautnya tertekuk dan bibirnya mengerucut.

The Only Guy That Gets to Date MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang