Chapter 10: Happy ending

893 89 7
                                    


Usai menyanyikan lagu kebangsaan, seperti biasa Jimin akan berderai airmata karna haru. Yah, maklum lah Jimin punya jiwa nasionalisme yang cukup tinggi mengingat ayahnya juga seorang abdi negara terlebih ini hari bersejarah.

Sesama junior, para senior bahkan pendaki lain pun terkejut karna isakan Jimin cukup keras. Tapi Hoseok meyakinkan mereka kalau hal ini memang selalu terjadi jika mereka sedang mendaki.

"Aduh Ji, udahan kek woy nangisnya. Ituloh pada kaget elu nangis tetiba."

"Hiks hiks maaf, Seok." Ucap Jimin sambil menyeka airmata dengan punggung tangannya.

Jimin diikuti Hoseok mendekati bendera merah putih yang mereka kibarkan tadi. Meski tak seberapa besar dan tinggi, namun ingatlah posisi mereka di puncak tertinggi pulau jawa saat ini. Jadi, sang merah putih tetap berkibar dengan gagahnya diterpa angin yang menderu.

Jimin dan Hoseok meraih bendera yang tengah berkibar gagah tersebut kemudian berbagi tempat untuk mencium sang merah putih dengan penuh penghayatan. Dan semua itu tak lepas dari tangkapan sepasang manik kelam yang sedari tadi mengunci pandang pada mereka.

Ini sudah pukul enam lebih tiga puluh pagi, rombongan Rajawali merah pun sudah selesai membereskan alat kemah mereka ke dalam carrier masing-masing.

Setelah selesai membereskan alat kemah, Jimin masih menyempatkan untuk mengambil beberapa foto mentari yang baru saja muncul dari beberapa spot yang menurutnya indah.

"Jimin...."

Jimin pun menoleh begitu namanya disebut. "Iya, kak."

"Kamu ulang tahun hari ini?"

"Loh? Kakak tau darimana?"

"Ngga penting, Jimin." Jungkook tersenyum. Ya orang itu adalah Jungkook.

"By the way, happy birthday Jimin...."

Jimin terkekeh kecil. "Thank you, kak. And...."

"Happy birthday for you too, kak Jungkook."

Jungkook mengernyit. "Kamu ... Tau darimana saya hari ini ulang tahun?"

"Hehe ada deh...."

"Jimin ... I think ... I will make my promise come true."

"Hm? What is it? Yang mana?"

"Janji saya tahun lalu disini, datang bersama calon teman abadi saya."

Jimin hanya mengangguk perlahan sebagai respon, sakit sebenarnya karna jujur saja Jimin sudah menaruh hati pada Jungkook sejak Jungkook membaca motivasi masuk Mapalanya tempo hari.

"It's you, Jimin."

"Ha? Gimana, kak?"

"It's you, my immortal friend is you, Jimin."

Jimin blank....

"Mungkin hari ini saya belum berani ngajak kamu kejenjang yang lebih serius karna pertemuan kita masih terbilang singkat dan kita masih harus lebih terbiasa lagi buat saling memahami satu sama lain."

"Jimin, kamu mau 'kan mencoba hubungan baru sama saya? Hubungan yang lebih dari sekedar senior dan junior di kampus, lebih dari sekedar teman atau sahabat, hubungan antara kamu dan aku sebagai calon pendamping hidupku suatu saat nanti. So, will you?"

Jimin dan Jungkook mendapat sorakan dari para pendaki lain termasuk rombongan mereka. Tapi tentu saja tak semuanya senang akan hal ini.

"K-kak Jungkook, n-nembak aku?" Jimin menunjuk dirinya sendiri. "n-nembak Jimin?"

[END] Semeru [Kookmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang