For Worse, For Better

691 60 27
                                    

Jum'at siang, Anta kembali bertemu dengan seorang client, bersama dengan Leo terkait acara off air yang akan kembali mereka usung, dengan konsep yang jauh berbeda, seiring dengan perubahan image radio mereka per tahun depan.
Perubahan frekuensi satelit mereka akhirnya membawa Youth FM pada tahap perubahan konsep.

Berat?

Tentu...

Namun bersyukurnya Anta bekerja dengan orang-orang macam Leo dan Putra yang terkenal optimis. 
Mungkin setelah ini mereka harus lebih eksplor lagi beberapa hal yang berkaitan dengan image baru radio mereka.

Karena kali ini, target pasar mereka adalah wanita-wanita karir berusia 21 Tahun ke atas.

"Sebenarnya enggak begitu berat semenjak radio kita memang termasuk di dalam satu group bareng sama majalah wanita dewasa yang kemarin mewawancarai gue dan Putra, cuma memang enggak sebatas itu aja, Mas," kata Anta, setelah mereka memilih untuk menyambung sedikit obrolan mereka dengan client tadi di dalam sebuah kafe, demi menyegarkan kembali kepala yang sudah sangat pusing perihal diatas.

"Masih ada waktu sampai bulan... Oktober? November?" sambung Anta lagi.

Leo menganggukkan kepalanya, "sekitar bulan itu, jangan sampai Desember, biar kita ada waktu untuk perbaiki yang kurang-kurang," katanya sambil menyeruput Americano-nya hangat-hangat.

"Acara pagi gue dan Putra masih terbilang relate, cuma mungkin kita harus mulai pikirin greeting pembuka, dan enggak bisa pakai Youthers lagi sebagai panggilan untuk para pendengar," Anta berpikir sebentar, "Oh iya, berarti pengumuman konsep baru harus diumumkan di acara akhir tahun."

"Heat & High lagi?" tanya Leo lagi.

"Gue rasa boleh juga, karena Heat & High juga masih relate, kok, dan pendengar kita seneng banget sama acara satu itu. Ratingnya juga oke terus, kan?"

Keduanya kembali terdiam.
Sedikit tidak menyangka, ternyata begitu banyak ide baru yang harus segera mereka kumpul, dan realisasikan untuk kelancaran radio mereka.

"Nostalgia Weekend?"

Anta tersenyum tipis, "relate banget, karena kalau konsep kita untuk para wanita karir, malah acara yang begitu yang bantu mereka healing tiap akhir minggu."

Leo menjentikkan jari-jemarinya, menyetujui kalimat Anta barusan, dan semakin yakin bahwa segalanya akan berjalan dengan lancar.

"Tapi paling acaranya Putra yang hari Selasa malam bisa kita geser jadi hari Rabu malam, menggantikan acara Break Time gue. Break Time gue majuin ke hari Senin malam dan Selasa malam," Leo kembali memutar otaknya, kemudian tangan kanannya mengambil sebuah tas berukuran sedang yang berisikan sebuah I-Pad mini, tempat Leo menyimpan segala ide acara yang tiba-tiba terlintas begitu saja dikepalanya.

"Heat & High malam minggu masih harus jalan ya, Mas, biar kita juga enggak kehilangan pendengar aja," ujar Anta menambahkan.

"Nama acara Putra kita ganti jadi apa?" tanya Leo sambil menerawangkan kedua matanya pada langit-langit kafe.

"Ladies Night?" Anta mencoba kembali menelurkan idenya.

"Ah! Betul!" lagi-lagi Leo tampak sangat setuju, "lha, terus yang kamis?"

"Pillow Talk," jawab Anta lagi, "malam jum'at, Mas, lo atau Putra deh, tuh, cuap-cuap ngobrolin hal yang seksi-seksi," seketika Anta tertawa terbahak-bahak, "anjir berubah banget konsepnya, gile!"

"Lo aja, deh, yang bawain, Ta..." belum apa-apa Leo sudah kebingungan dengan tema yang akan ia bawakan nanti, wajahnya sangat memelas, "Gue Break Time aja two days in a row, gimana?"

Can We Talk? - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang